Menimbang menteri yang akan diganti Jokowi

Febriana Firdaus

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Menimbang menteri yang akan diganti Jokowi
Menteri-menteri yang kontroversial dan kurang berprestasi, nasib mereka di ujung tanduk?

JAKARTA, Indonesia—Rencana reshuffle kabinet kembali menghangat sejak 10 Maret lalu. Isu itu dilemparkan sendiri oleh Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo saat mengevaluasi waktu tunggu muat-bongkar barang atau dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. 

Pada waktu itu, Jokowi mengatakan salah satu penyebab perombakan kabinet jilid pertama adalah masalah dwelling time. “Saya tunggu. Jika enam bulan tidak bergerak sama sekali, ada menteri yang akan saya copot,” kata Jokowi saat meresmikan Pusat Logistik Berikat di Cilincing.  

“Jangan sampai ada korban lagi terkait dengan dwelling time, jangan main-main lagi,” katanya lagi. 

Pada perombakan kabinet pertama Agustus 2015, Jokowi mencopot sejumlah menteri, termasuk Menteri Koordinator Kemaritiman Indroyono Susilo. Ia diganti oleh Rizal Ramli, mantan menteri koordinator perekonomian dan menteri keuangan Kabinet Persatuan.   

Tapi toh alih-alih kabinet lebih rapi, para pejabat pembantu Jokowi ini kembali gaduh. Salah satunya adalah si menteri baru Rizal Ramli. 

Baru sehari dilantik, Rizal Ramli sudah bikin gaduh. Lawannya tak main-main, Wakil Presiden Jusuf Kalla. 

Rizal dianggap seenaknya menambahkan nomenklatur kementerian. Yang dimaksud adalah Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, dengan tambahan Sumber Daya.  

Tetapi, kegaduhan di kabinet Jokowi bukan hanya karena tingkah Rizal. Beberapa menteri lainnya juga menjadi tajuk utama di media. Macam-macam permasalahannya, mulai dari kasus pencatutan nama presiden hingga menteri-menteri yang dianggap kinerjanya kurang. 

Siapa menteri yang akan diganti?

Sumber Rappler di Istana mengatakan Jokowi sedang mengevaluasi separuh dari anggota kabinetnya. Sumber lain di istana mengatakan Jokowi akan mengganti 8 menteri Kabinet Kerja. 

Tapi tidak satupun nama keluar dari para sumber. Susah, sangat rapat (infonya). Kabarnya Jokowi memang menyimpan rapat-rapat informasi mengenai nama-nama menteri yang akan diganti.

Rappler mencoba membuat daftar beberapa nama menteri yang pernah mengambil langkah kontroversial. 

RAPAT KABINET. Susana rapat cabinet di Istana Negara, 27 October 2014. Foto oleh Cahyo Sasmito/Antara

Namun dari catatan Rappler, beberapa nama menteri ini sempat masuk radar reshuffle karena dianggap kontroversial. 

Pertama adalah Rizal Ramli. Selain bertikai dengan Jusuf Kalla, Rizal Ramli juga pernah berbeda pendapat dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno mulai dari masalah Pelindo II sampai pembelian pesawat Airbus A350 oleh Garuda. 

Beberapa bulan sebelum RJ Lino ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, Rizal sudah meminta Rini untuk memecat Direktur Utama Pelindo II itu. 

Soal Garuda, Rizal juga mengkritik keras langkah Garuda Indonesia membeli pesawat A350 untuk penerbangan jarak jauh ke Eropa. Menurut Rizal, selama ini penerbangan Garuda Indonesia ke Eropa telah membuat BUMN itu terus-terusan merugi. 

Rizal juga mengkritik Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said dengan program listriknya. Rizal berpendapat target membangun listrik 35.000 MW dari pemerintah tidak hanya tidak masuk akal dari segi waktu tetapi juga tidak ekonomis dari segi investasi. Kebutuhan listrik Indonesia, menurut Rizal, masih jauh di bawah perkiraan pemerintah. Pernyataan Rizal ini juga mengundang reaksi keras dari Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Kedua adalah Menteri ESDM Sudirman. Menteri ini pernah menempuh langkah kontroversial dengan melaporkan Ketua DPR saat itu, Setya Novanto, ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) dengan tuduhan mencatut nama Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Yusuf Kalla. Untuk mendukung tuduhannya, Sudirman menyerahkan rekaman percapakan antara Setya Novanto, pengusaha Riza Chalid, dan Direktur Freeport saat itu, Maroef Sjamsoedin. Kasus ini berakhir dengan Setya Novanto mengundurkan diri sebagai Ketua DPR.

Sudirman juga dianggap berseberangan dengan Jokowi dalam kasus kilang gas cari Blok Masela di Maluku. Sudirman menginginkan kilang gas cair itu dibangun di laut (offshore) karena dianggap lebih murah, sementara Rizal menginginkannya di darat. Jokowi akhirnya memutuskan untuk membangun kilang di darat. Konflik Masela ini sempat menimbulkan rumor Sudirman akan mengundurkan diri dari kabinet tetapi rumor itu hilang setelah sang menteri menyangkalnya.

Ketiga adalah Menteri BUMN Rini Soemarno. Rini sudah lama diisukan akan diganti. Megawati Soekarnoputri, ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, partai pendukung Jokowi, pernah menyindirnya di depan Jokowi.

“Karena itulah mengapa BUMN memiliki fungsi dan menjadi alat negara untuk meningkatkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Berbeda dengan yang terjadi saat ini. BUMN hanya diperlakukan seperti korporasi swasta,” kata Megawati dalam pembukaan rapat kerja nasional PDI Perjuangan yang dihadiri Presiden Jokowi.   

Keempat adalah Menteri Perhubungan Ignasius Jonan. Jonan termasuk salah satu menteri yang paling banyak dibicarakan. Terutama setelah konflik antara ojek online dan offline dan kemudian taksi online dan offline. Pada 2015, Jonan pernah melarang ojek online (GoJek dan Grab) beroperasi, tetapi larangan itu dicabut sehari sesudahnya setelah intervensi langsung dari Jokowi.

Konflik online dan offline juga sempat terjadi antara taksi aplikasi Uber dan GrabCar dan taksi konvensional. Jonan sempat meminta applikasi Uber dan Grab diblokir karena tidak memenuhi persyaratan sebagai sarana transportasi umum. 

Jonan juga dianggap ‘melawan’ Jokowi dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Jokowi meletakkan batu pertama proyek tetapi tersebut program kereta cepat itu langsung berhenti karena masalah administrasi. Juga Jonan dianggap gagal mencegah kecelakaan transportasi di Indonesia.

Kelima adalah Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa. Menteri Khofifah  pernah mengungkap terkait rencana Pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan untuk menghukum pelaku kekerasan seksual terhadap anak dengan cara dikebiri.

Pernyataan menteri ini mengundang protes, terutama dari Komisi Nasional Perempuan. Terakhir ia menginginkan kaum Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender agar disembuhkan dengan metode motivasi, yang berseberangan dengan sikap Organisasi Psikiatri Dunia. 

Menteri-menteri yang kurang berprestasi

Selain lima menteri di atas, Rappler juga mencatat laporan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara yang mengatakan lima menteri masuk dalam kategori kinerja yang cukup rendah. 

Menteri mana saja itu? Berikut tabelnya. 

 

Dari tabel tersebut, setidaknya Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Menteri Desa, Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar, Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Puspayoga, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise. 

Terkait nama-nama menteri kontroversial dan kurang berprestasi, hingga hari ini belum ada petunjuk, nama-nama mereka masuk daftar perombakan kabinet.  

Apakah menteri-menteri kontroversial yang akan masuk daftar atau menteri yang kurang berprestasi, atau kombinasi keduanya? 

Istana pun tak bisa memastikan. Kepada Rappler, juru bicara presiden Johan Budi SP bahkan mengatakan belum ada kegiatan yang berkaitan dengan reshuffle. “Soal reshuflle atau tidak, ini presiden yang tahu,” ujarnya, Kamis, 31 Maret. 

Nah menurut anda pembaca, siapa menteri yang akan direshufle oleh Presiden Jokowi? —dengan laporan dari Uni Lubis/Rappler.com

BACA JUGA

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!