Militer Filipina masih belum bisa menyelamatkan sandera Abu Sayyaf

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Militer Filipina masih belum bisa menyelamatkan sandera Abu Sayyaf
Militer Filipina tidak menemukan sandera yang ditahan oleh Abu Sayyaf di Pulau Jolo. Mereka telah dipindahkan ke lokasi lain.

JAKARTA, Indonesia — Angkatan bersenjata Filipina kembali menyerang tempat persembunyian kelompok milisi Abu Sayyaf, pada Kamis, 28 April. Namun, kali ini penyerangan dilakukan di Pulau Jolo, lokasi yang diduga dijadikan tempat Abu Sayyaf menyekap puluhan sandera.

Ketika pesawat dan helikopter terbang rendah, pasukan militer Filipina menghujani tembakan ke area pegunungan Pulau Jolo.

“Hasilnya dari penyerangan itu, pasukan militer kembali dapat mengambil alih beberapa tempat yang sebelumnya dikuasai oleh Abu Sayyaf. Di tempat itu juga ditemukan jasad (Ridsdel),” ujar juru bicara militer Filipina, Kolonel Noel Detoyato.

Detoyato mengatakan berdasarkan laporan warga, sekitar sebanyak 14 anggota kelompok Abu Sayyaf tewas dalam serangan tersebut. Tetapi, belum ada satu pun jasad yang berhasil ditemukan, sehingga angka tersebut belum bisa diverifikasi.

Menurutnya, dilihat dari operasi militer yang berlangsung pada Kamis kemarin terbilang sukses. Sebab, dalam penyerangan di Pulau Basilan beberapa waktu lalu, militer Filipina kehilangan 19 personel.

Dalam operasi kali ini, mereka juga menyasar komandan Abu Sayyaf, Radullan Sahiron.

“Apa yang penting di sini yaitu kami akan terus melanjutkan operasi dan perlahan-lahan mulai menguasai beberapa area. Pasukan kami nantinya akan memutuskan,” ujar Detoyato.

Lalu, bagaimana dengan keberadaan sandera yang diduga disekap di pulau tersebut, termasuk warga negara Indonesia? Ia mengatakan tidak ada satu pun sandera yang tersisa di area itu. Anggota Abu Sayyaf terlihat sudah kabur dan melarikan diri ke lokasi lain.

Saat ini mereka masih menyekap 14 pelaut Indonesia dan 4 pelaut Malaysia yang diculik dalam dua bulan terakhir di perairan Filipina selatan. Selain itu, mereka juga masih menyandera 3 warga asing yang berasal dari Kanada, Norwegia, dan Belanda. Bahkan, warga Belanda sudah diculik sejak 2012 lalu.

Operasi militer terhadap Abu Sayyaf semakin diintensifkan pasca Presiden Filipina, Benigno Aquino III, memberikan instruksi untuk menyelamatkan sandera asing yang terancam dieksekusi. Instruksi itu berubah lebih keras usai Abu Sayyaf mengeksekusi sandera asal Kanada, John Ridsdel, pada Senin, 25 April.

Potongan kepalanya ditemukan terbungkus dalam kantong plastik di dekat Balai Kota Jolo. Kelompok militan itu mengeksekusi pria berusia 68 tahun tersebut karena tuntutan uang tebusan dari pemerintah Kanada yang mereka minta tidak juga dipenuhi.

Benigno menyebut selain menyasar turis dan pelaut, Abu Sayyaf juga mengincar petinju Manny Pacquiao beserta keluarga untuk diculik.

Pacquiao yang kini sedang berkampanye untuk mengikuti proses menjadi senator mengaku terkejut. Dia berharap kepada Presiden Aquino seharusnya informasi semacam itu tidak disampaikan kepada publik.

Sementara, juru bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir, mengatakan hingga saat ini kondisi 14 WNI dalam keadaan baik. Arrmanatha menjelaskan lokasi penyekapan 14 WNI dengan sandera Kanada yang dieksekusi berbeda.

Kelompok itu berhasil meraih dana jutaan dollar dari aksi penculikan orang asing dan warga lokal sejak 1990an. Walaupun mereka telah berbaiat dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), menurut analisis, mereka hanya fokus kepada aksi penculikan yang mendatangkan uang tebusan ketimbang membangun khalifah Islam. -Dengan laporan AFP/Rappler.com

BACA JUGA: 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!