Indonesia

10 sandera asal Indonesia akhirnya dibebaskan oleh kelompok Abu Sayyaf

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

10 sandera asal Indonesia akhirnya dibebaskan oleh kelompok Abu Sayyaf
Ke-10 kru kapal akhirnya dibebaskan usai perusahaan pemilik kapal membayarkan uang tebusan.

JAKARTA, Indonesia (UPDATED) — Presiden Joko “Jokowi” Widodo mengonfimasi bahwa kelompok Abu Sayyaf telah membebaskan 10 sandera asal Indonesia, pada Minggu, 1 Mei.

Ke-10 kru kapal tunda Brahma 12 dan Anand 12 itu dilaporkan dalam keadaan sehat dan segera dipulangkan ke Jakarta. 

“Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Filipina karena tanpa kerjasama yang baik, tidak mungkin akan memperoleh hasil yang baik. Upaya pembebasan ini juga terlaksana atas kerjasama formal dan informal dari berbagai pihak,” ujar Jokowi ketika memberikan keterangan pers di Istana Bogor. 

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menyadari tugas pemerintah belum selesai. Sebab, masih ada 4 warga Indonesia lain yang disandera oleh kelompok bersenjata Filipina. Belum diketahui siapa yang menyandera ke-4 kru kapal tunda Henry dan Tongkang Cristi 

“Di samping itu yang perlu kita perhatikan adalah keamanan di perbatasan dan wilayah perairan perairan, oleh sebab itu akan digelar pertemuan pada 5 Mei dengan tiga negara yakni Indonesia, Filipina dan Malaysia,” ujar Jokowi. 

Ke-10 WNI saat ini sudah diterbangkan dari Zamboanga menuju ke Indonesia. Diprediksi ke-10 WNI itu akan tiba di Bandara Halim Perdanakusuma pada tengah malam nanti.

Sementara, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan upaya pembebasan bisa terlaksana berkat kerjasama tidak hanya antar pemerintah saja, tetapi juga dengan berbagai pihak.

Salah satu pihak yang mengaku turut mengambil andil dalam pembebasan ini adalah kerjasama tim kemanusiaan yang dipimpin bos Media Group, Surya Paloh. Deputy Chairman Media Group Rerie L. Moerdijat mengatakan yang terlibat dalam upaya ini adalah gabungan kinerja Yayasan Sukma, Media Group, dan Partai Nasional Demokrat.

“Negosiasi pembebasan sandera dilakukan jaringan Yayasan Sukma dengan pihak tokoh masyarakat yang memiliki akses langsung ke pihak Abu Sayyaf di bawah koordinasi pemerintah Republik Indonesia,” kata Rerie melalui rilis yang diterima Rappler.

Setelah dilepaskan oleh kelompok Abu Sayyaf, kesepuluh sandera dibawa ke rumah Gubernur Sulu di Filipina untuk menjalani proses verifikasi dan diberi makan. Setelah itu mereka diterbangkan dari Zulu menuju Zamboanga menggunakan helikopter, sebelum diberangkatkan ke Indonesia.

Sebelumnya, kapal tunda Brahma 12 dan Anand 12 dibajak ketika tengah melakukan perjalanan dari Sungai Puting, Kalimantan Selatan menuju ke Batangas, Filipina selatan.

Sumber Rappler di Filipina mengatakan pembebasan ini dilakukan setelah perusahaan pemilik kapal, PT Patria Maritime Lines, membayar uang tebusan senilai 50 juta Peso atau setara Rp 14, 2 miliar, pada Jumat, 29 April. 

Disambut suka cita keluarga

Kabar mengenai pembebasan 10 sandera ini disambut sukacita oleh keluarga korban, Bayu Oktaviyanto yang berlokasi di Klaten, Jawa Tengah. 

“Iya, benar (Bayu sudah dibebaskan), keluarga kami dikabarkan oleh Bu Mega dari pihak perusahaan. Informasinya mereka akan dipulangkan ke Jakarta pada tengah malam ini,” ujar ayah Bayu, Sutomo yang dihubungi Rappler melalui telepon. 

Sutomo menjelaskan keluarga masih menunggu kabar dari Kementerian Luar Negeri soal instruksi penjemputan. Dia berupaya untuk menghubungi ponsel putranya yang berusia 23 tahun itu, tetapi tak aktif.

Sutomo juga mengucapkan terima kasih kepada Rappler karena telah mengabarkan kali pertama kepada keluarga Sutomo. 

“Kendati semula kami sempat ragu, tetapi akhirnya gembira karena doa kami selama sebulan terkabul,” tutur Sutomo.

Pembebasan ini dilakukan usai Abu Sayyaf mengeksekusi sandera asal Kanada, John Ridsdel, pada Senin, 25 April, pekan lalu. Potongan kepalanya ditemukan terbungkus plastik dan dibuang di dekat balai kota di Pulau Sulu. Tubuhnya ditemukan satu hari di lokasi yang sama.

Untuk memastikan keamanan di wilayah perairan di sebelah utara Kalimantan, tiga Menteri Luar Negeri dan panglima angkatan bersenjata akan bertemu di Jakarta pada 5 Mei. Ketiga Menlu akan membahas mengenai teknis patroli bersama di wilayah perairan tersebut untuk mencegah terjadinya aksi pembajakan. —dengan laporan Ari Susanto/Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!