
JAKARTA, Indonesia – Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi akhirnya mengumumkan secara resmi pencabutan sanksi administratif kepada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), Rabu 11 Mei di gedung Kemenpora.
“Kami harus taat hukum menghargai putusan Mahkamah Agung yang memerintahkan agar sesegera mungkin mencabut sanksi administratif kepada PSSI,” kata Imam Nahrawi.
“Kami juga menghargai surat yang disampaikan FIFA, surat ke Mensesneg, bahwa FIFA akan mengawal perubahan sepak bola di Indonesia,” jelasnya.
Imam menegaskan bahwa langkah tersebut diambil karena menghargai FIFA, AFC (federasi sepak bola Asia), dan pecinta sepak bola Tanah Air.
Namun, kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengatakan, meski pembekuan PSSI dicabut, bukan berarti reformasi sepak bola nasional berhenti. Setelah ini agenda perbaikan tata kelola justru dimulai. Sebab, sebagian besar pemilik suara di PSSI juga menghendaki perbaikan.
“Menurut kabar, pemilik suara sampai 90 voters (dari 107 voters) sudah mengajukan surat ke PSSI dan FIFA untuk melakukan perbaikan. Sejak surat pencabutan sanksi ini ditandatangani, PSSI, Asprov, Askot, dan klub harus dijalankan secara transparan, akuntabel, dan perbaikan sepak bola nasional,” katanya.
Imam mengatakan, surat pencabutan sanksi sudah dikirim ke FIFA pada Selasa, 10 Mei, malam.
Perubahan di PSSI akan dipantau
Menteri kelahiran Bangkalan, Jawa Timur, itu mengatakan, PSSI tak boleh lagi mengulangi kesalahan yang sama seperti saat mereka dibekukan.
Federasi dan klub harus taat dan konsekuen terhadap aturan FIFA dan aturan hukum. “Semua juga harus taat terhadap penyelenggara olahraga profesional di tanah air,” katanya.
Meskipun begitu, Imam menegaskan bahwa pihaknya tidak akan membiarkan PSSI begitu saja. Kemenpora, Tim Transisi, dan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) akan mengawasi perubahan di PSSI.
Dia juga meminta agar tujuh klub yang tidak diakui oleh PSSI era La Nyalla Mattalitti dipulihkan kembali.
Tujuh klub yang tergabung dalam Aliansi Klub Sepakbola Indonesia (AKSI) itu adalah Arema Indonesia, Persema Malang, Persibo Bojonegoro, Persebaya Surabaya, Lampung FC, Persipasi Kota Bekasi, dan Persewangi Banyuwangi.
Klub-klub itu memang sempat dihilangkan haknya oleh PSSI setelah KPSI (Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia) yang diketuai La Nyalla Mattalitti masuk ke PSSI. Klub-klub itu dilarang tampil di kompetisi, meskipun sebelumnya adalah anggota kompetisi resmi IPL (Indonesia Premier League).
“Ini harus diawasi, didorong agar perubahan selesai. Urusan KLB (Kongres Luar Biasa PSSI) silakan dihormati. Itu hak pemilik suara,” katanya.—Rappler.com
BACA JUGA:
- LINI MASA: Sanksi FIFA untuk Indonesia
- Jokowi akan cabut sanksi PSSI dengan catatan
- Menpora Imam temui kubu PSSI, jalan tengah jelang Kongres FIFA?
- Kubu PSSI klaim sanksi dicabut, Kemenpora bersikukuh
- Dua alasan Menpora Imam Nahrawi cabut pembekuan PSSI
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.