Mudik rawan bencana, ini yang harus kamu perhatikan

Ursula Florene

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Mudik rawan bencana, ini yang harus kamu perhatikan

ANTARA FOTO

Mudik tahun ini akan diwarnai bencana seperti longsor hingga angin puting beliung. Ini yang harus kamu perhatikan untuk keselamatan.

JAKARTA, Indonesia – Lebaran tahun 2016 ini akan diwarnai kondisi cuaca yang kurang bersahabat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan para pemudik akan diiringi hujan berintensitas ringan hingga lebat.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengimbau supaya mereka yang melakukan perjalanan ke kampung halaman masing-masing untuk siaga. “Ancaman bencana saat mudik lebaran pada Juni-Juli 2016 akan tetap tinggi, khususnya banjir, longsor dan puting beliung karena adanya anomali cuaca,” kata Sutopo di kantornya pada Kamis, 30 Juni. 

Berikut hal-hal yang harus diperhatikan pemudik selama lebaran:

1. Perhatikan peta rawan bencana

BNPB menyediakan peta titik rawan bencana yang dapat diakses di situs resmi mereka. Sutopo mengingatkan beberapa daerah di Jawa, Bali, dan Sumatera rawan banjir, longsor, hingga letusan gunung berapi. 

Sedikitnya ada 13 titik lokasi yang berpotensi macet dan rawan bahaya banjir serta longsor di Pulau Jawa. Ketiga belas titik tersebut adalah Merak, Cikampek dan sekitarnya, Nagrek dan sekitarnya, Cirebon, Pejaban, Brebes, Tegal Pekalongan, akses tol Semarang- Ungaran, Ambarawa, Broncong (Tuban), Babat (Lamongan), Porong dan Sidoarjo.

Sementara untuk letusan gunung berapi, ada 1 yang masih berstatus awas yaitu Sinabung di Sumatera Utara; 1 siaga yaitu Gunung Lokon di Sulawesi Utara; dan 17 gunung berapi waspada. Salah satunya adalah Gunung Bromo di Jawa Timur yang mengeluarkan abu tipis pada Rabu, 29 Juni. “Radius 1 kilometer dari kawah adalah zona terlarang,” kata dia.

2. Posko bencana dan peristirahatan

BNPB dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) juga membuat Posko Penanggulangan Bencana yang siaga 24/7. Mereka juga menyediakan bantuan logistik dan peralatan disiagakan di gudang BNPB dan BPBD untuk dapat diberikan kepada masyarakat saat bencana terjadi.

Tak hanya itu, BPBD juga mendirikan Pos Mudik Lebaran di setiap daerah kabupaten dan kota untuk menyediakan informasi kondisi daerah kepada masyarakat. Posko peristirahatan ini bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan dan Dinas Perhubungan Daerah.

“Kami juga menyediakan nomor telepon dan alamat BPBD se-Indonesia,” kata dia.

3. Waspada di kampung halaman

Tiba di tempat tujuan dengan selamat tidak lantas para pemudik bebas dari bencana. Beberapa daerah seperti Semarang ditengarai akan dilanda banjir pada 6 Juli, atau hari H Lebaran.

Pasalnya, curah hujan tinggi akibat La Nina membuat banjir rob akan melanda sejumlah tempat. Mereka harus memperhatikan sosialisasi dan imbauan dari BPBD setempat bila semata-mata terjadi bencana alam.

“Kepala BNPB telah memerintahkan BPBD untuk selalu meningkatkan kesiapsiagaan terkait dengan menguatnya La Nina sehingga berpotensi menimbulkan peningkatan banjir, longsor dan puting beliung,” kata dia.

Kekhawatiran ini bukan tak beralasan. Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementerian Perhubungan, dari 2011 hingga 2015, jumlah korban meninggal karena kecelakaan lalu lintas sejak H-7 sampai H+7 hari raya mencapai 3.361 orang.

“Jadi kalau rata atau selama 16 hari (H-7 sampai H+7) korban meninggal 727 orang,” kata Sutopo. Dua tahun terakhir ini memang ada tren penurunan

Data korban bencana yang dihimpun BNPB, pada 2014 disebutkan korban meninggal sebanyak 622 orang. Kemudian, pada 2015 sebanyak 276 orang. “Tapi jangan sampai melonjak lagi karena masalah cuaca pada tahun ini,” kata dia. – Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!