Kapolri: Santoso dipastikan tewas tertembak

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kapolri: Santoso dipastikan tewas tertembak
Kapolri Jenderal Tito Karnavian memastikan identitas jenazah Santoso berdasarkan pemeriksaan sidik jari

JAKARTA, Indonesia — (UPDATED) Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian memastikan Amir Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Santoso alias Abu Wardah tewas dalam baku tembak dengan tim satgas Tinombala di Pegunungan Tambarana, Poso, Sulawesi Tengah pada Senin malam, 18 Juli. Kepastian itu diperoleh Tito berdasarkan pemeriksaan sidik jari jenazah. 

Sebelumnya, mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) telah yakin bahwa itu jenazah Santoso dari ciri fisik yang lebih mudah terlihat, antara lain dari tahi lalat di bagian dahi. 

“Anggota lain yang dulu pernah ditangkap, kemudian beberapa saksi yang lain memastikan bahwa 95 persen jenazah adalah Santoso. Sementara, sisa 5 persen perlu diyakinkan melalui tes DNA,” ujar Tito ketika ditemui di Istana Negara pada Selasa, 19 Juli. 

Jenazah Santoso saat ini disemayamkan di RS Bhayangkara Palu, Sulawesi Tengah. Keluarga pun akan ikut diminta datang untuk melakukan tes DNA. Tes tersebut kata Tito tetap diperlukan, demi akurasi.

“Saya kira hasilnya nanti tidak akan jauh berbeda. Tetapi, kami tetap perlu hasil ini supaya akurat, karena siapa tahu nanti ada yang berganti wajah menjadi Santoso,” tuturnya. 

Dia juga menjelaskan satu jenazah lainnya yang ikut tewas bersama Santoso bukan Basri seperti yang selama ini ditulis media. Basri justru berhasil kabur bersama 2 perempuan dalam aksi baku tembak pada Senin malam. 

“Satu jenazah lainnya diduga adalah Muchtar dari Palu dan memang anak buahnya Santoso,” kata dia sambil menyebut peranannya juga untuk menyerang anggota kepolisian.

Kepastian bahwa salah satu jenazah adalah Santoso juga diungkap oleh Kapolda Sulawesi Tengah, Rudy Sufahriadi. Konfirmasi diperoleh Rudy dengan menunjukkan foto jenazah kepada keluarga dan anggota MIT yang sudah lebih dulu tertangkap. 

“Iya, sudah pasti itu Santoso,” ujar Rudy yang dihubungi melalui telepon. 

Himbauan agar turun gunung

Dalam kesempatan itu, Tito juga mengimbau agar sisa 19 anggota MIT untuk turun gunung dan melakukan mediasi. Tujuannya agar situasi keamanan di sana lebih baik dan masyarakat tak lagi merasa takut. 

“Selain mediasi, mereka juga bisa mendatangi anggota atau tokoh-tokoh yang ada di situ. Lalu, mereka turun gunung dan mengikuti proses hukum yang berlaku demi kemaslahatan warga Poso,” ujar Tito. 

Jenderal bintang empat itu berjanji akan mempertimbangkan keringanan hukuman jika anggota MIT bersikap kooperatif dan menyerahkan diri. Namun, jika tidak, maka terpaksa polisi tak lagi bersikap toleran. 

“Kita akan tetap melakukan langkah-langkah tindakan tegas. Jika mereka ingin turun gunung, kenapa tidak. Kami hanya melakukan penegakan hukum. Orangnya tidak kami musuhi, tetapi kami tak menyukai perbuatannya,” kata dia. 

Selain menewaskan Santoso dan kaki tangannya, polisi juga berhasil menangkap beberapa anggota MIT lainnya saat operasi Tinombala digelar.

Ada tersangka-tersangka yang sekarang lagi ditahan saat ditangkap dalam operasi Tinombala. Ada lima orang, itu nanti, yang sekarang ditahan di Polda Sulawesi tengah. Mereka nanti akan diperlihatkan juga,” ujar Tito.

Kaderisasi MIT?

Tito mengatakan, jika Santoso dan Muchtar benar tewas tertembak, maka tidak ada lagi tokoh yang memiliki kemampuan memimpin jaringan teroris yang masih tersisa, termasuk Ali Kalora yang masih buron.

“Ali Kalora juga tidak memiliki memiliki kemampuan, kompetensi dan leadership seperti Muchtar dan Santoso,” kata Tito.

Namun, dia mengatakan, kaderisasi di tubuh organisasi MIT bisa saja terjadi. 

Tito mengatakan persenjataan kelompok itu diperkirakan makin menipis setelah satu senjata M16 disita usai kontak tembak Senin kemarin.

“Persenjataan enggak sebanyak sekarang. Senjata rakitan 3-4, senjata pabrikan satu lagi,” ujarnya. 

Kendati berhasil menewaskan Santoso, tetapi Tito akan tetap melanjutkan operasi Tinombala karena masih banyak buronan yang berlum tertangkap. —Rappler.com

BACA JUGA:

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!