Akhirnya, 9 Kartini Kendeng bertemu Presiden Joko Widodo

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Akhirnya, 9 Kartini Kendeng bertemu Presiden Joko Widodo
Dari pertemuan dengan Presiden Jokowi, tercapai kesepakatan penghentian semua izin proyek terkait pembangunan selama setahun hingga ada Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) tuntas

JAKARTA, Indonesia – Setelah berbulan-bulan melakukan aksi protes atas pembangunan pabrik semen di Kendeng, Jawa Tengah, akhirnya 9 Kartini Kendeng bertatap muka dengan Presiden Joko “Jokowi” Widodo.

Pertemuan berlangsung pukul 15.00, di mana 15 perwakilan warga masuk menemui Jokowi, Juru Bicara Presiden Johan Budi, dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki. Dari situ, tercapai kesepakatan penghentian semua izin proyek terkait pembangunan selama setahun hingga ada Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) tuntas.

Para petani Kendeng sendiri didampingi juga oleh Peneliti Instititut Pertanian Bogor Suryo Adi Wibowo, yang memang sejak lama telah mengkaji tanah Kendeng.

TENDA MANUSIA. Para Kartini Kendeng membuat tenda dengan tangan mereka sendiri, karena dilarang memasang kayu oleh polisi di depan Istana Negara. Foto oleh Print Woeloeng.

Sebenarnya, para petani Kendeng ini sudah berkali-kali melakukan aksi di depan Istana Negara. Pada bulan April lalu, Teten sudah menjanjikan pertemuan dengan presiden, namun belum kunjung terealisasikan.

Akhirnya, mereka kembali melancarkan aksi di depan Istana Negara sejak 25 Juli lalu. Mereka bersumpah tidak akan kembali ke Kendeng hingga aspirasi mereka didengarkan Jokowi.

TAK PULANG SEBELUM BERTEMU PRESIDEN. Ibu-ibu Kendeng melancarkan aksi selama sepekan penuh di depan Istana Negara. Mereka menuntut bertemu dengan presiden. Foto oleh Print Woeloeng.

Tak ketinggalan, mereka juga membawa analisa mengenai dampak lingkungan (AMDAL) yang dikatakan ‘abal-abal.’ Gunretno, koordinator gerakan yang juga turut bertemu presiden, mengatakan analisa tidak sesungguhnya dan hanya demi kelancaran pembangunan pabrik.

“Warga tidak dilibatkan. Setelah pertemuan, presiden menjamin terjadi proses dialog yang sehat selama KLHS berlangsung,” kata dia saat dihubungi Rappler pada Selasa, 2 Agustus.

INJAK AMDAL ABAL-ABAL. Pengunjuk rasa menginjak analisa dampak lingkungan yang dianggap tak mengikuti prosedur resmi. Foto oleh Print Woeloeng.

DONGKRAK AMDAL ABAL-ABAL. Protes terhadap kajian lingkungan yang dianggap palsu terkait pembangunan pabrik semen di Kendeng. Foto oleh Print Woeloeng.

Selain itu, proses pembicaraan KLHS akan dikoordinir langsung oleh Kantor Staf Kepresidenan mengingat masalah Kendeng ini bersifat lintas kementerian dan lintas daerah. Ada 5 kabupaten dan 1 provinsi yang berkepentingan. – dengan laporan Ursula Florene/Rappler.com

BACA JUGA:

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!