Ajakan untuk mencipta dan berkarya melalui Habibie Festival

Tirzah Jessica Sihotang

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Ajakan untuk mencipta dan berkarya melalui Habibie Festival

ANTARA FOTO

Habibie Festival diselenggarakan pada 11-14 Agustus 2016 di Museum Nasional, Jakarta

Habibie Festival adalah sebuah perayaan ulang tahun yang ke-80 dan sekaligus dedikasi seorang anak bangsa bernama Bacharuddin Jusuf Habibie untuk masa depan Indonesia. Sejak kecil, anak yang jenius ini selalu berusaha menjadi mata air yang jernih bagi orang-orang di sekitarnya. 

Habibie kemudian tumbuh menjadi sosok yang menginspirasi bagi orang-orang yang mengenalnya, mulai dari teman-teman dekatnya, rekan kerja, kalangan cendekiawan, hingga pejabat politik pada level nasional hingga internasional. 

Habibie menjadi inspirasi bagi banyak orang karena ia mampu menghasilkan karya-karya yang luar biasa.

Habibie Festival ini berlangsung pada 11-14 Agustus 2016 di Museum Nasional Indonesia atau yang lebih dikenal dengan Museum Gajah, di Jakarta Pusat, dan diketuai oleh Ilham A. Habibie. 

Sebagai ketua dan juga putra sulung BJ Habibie, Ilham menyatakan bahwa maksud dan tujuan utama diadakannya kegiatan ini adalah untuk memperlihatkan kepada masyarakat kontribusi Habibie dalam banyak bidang, seperti IPTEK, industri, litbang, kebudayaan, Islam, dan demokrasi. 

Acara ini diharapkan dapat mendorong pendidikan berbasis STEAM (Sains, Teknologi, Teknik, Kesenian, dan Matematika) untuk generasi mendatang, yaitu pelajar dan mahasiswa, karena merekalah yang membangun masa depan Indonesia.

Rangkaian festival selama empat hari ini terdiri dari peluncuran, pameran IPTEK, talkshow, workshop, kompetisi, dan bazaar.

Berkarya Indonesia

Habibie Festival menampilkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam sektor kedirgantaraan, industri strategis, serta telekomunikasi untuk memperingati ulang tahun ke-80 BJ Habibie. Foto oleh Sigid Kurniawan/Antara

Pada hari pertama festival ini dibuka, Habibie dan Ilham meluncurkan gerakan berskala nasional yang dinamakan BERKARYA! INDONESIA, dengan tagline “Membudayakan Teknologi”. 

Tujuan gerakan ini adalah untuk meningkatkan kreativitas dan produktivitas bangsa melalui pembudayaan teknologi dan inovasi. Gerakan ini memberikan pemahaman kepada masyarakat umum mengenai IPTEK dan mengajak masyarakat untuk menjadi lebih produktif daripada konsumtif.

Selain itu, terdapat pameran IPTEK yang dikemas semenarik mungkin agar dapat dinikmati oleh seluruh anggota keluarga. Pihak penyelenggara bekerja sama dengan PT Dirgantara Indonesia untuk menghadirkan cockpit pesawat legendaris N250, pesawat penumpang pertama buatan Indonesia, di mana industri perakitan pesawat terbang tersebut dirintis oleh Habibie 20 tahun silam. 

Ada pula pameran senjata dan kendaraan tempur tipe anoa yang dibuat oleh PT Pindad. Baik cockpit pesawat dan kendaraan tempur, keduanya ditampilkan di halaman Museum Nasional. 

Pihak penyelenggara juga menyajikan hiburan yang edukatif untuk anak-anak, yaitu mini planetarium yang disajikan oleh komunitas Ilmuwan Muda Indonesia.

Adapun workshop yang digelar tentu saja berkaitan erat dengan IPTEK. Di festival ini, pengunjung berusia 5-12 tahun dapat mengikuti hands-on science workshop, di mana para pengunjung dapat belajar mengenai sains dengan cara yang menyenangkan melalui kegiatan eksperimen-eksperimen dan rangkaian pertunjukan untuk memecahkan masalah melalui sains.

Bagi pengunjung usia remaja, dapat mengikuti coding workshop dan Design Thinking, di mana pengunjung diberikan pelatihan agar dapat berpikir kreatif untuk menciptakan sesuatu yang berguna.

Kontribusi Habibie

Sejumlah siswa SD membaca sejarah perjalanan PT Dirgantara Indonesia yang dipamerkan dalam Habibie Festival. Foto oleh Sigid Kurniawan/Antara

Pengunjung dewasa juga dapat mengikuti kegiatan talkshow dengan berbagai tema, di antaranya adalah “Habibie dan Demokrasi Indonesia” yang membahas jalannya proses demokrasi di negara ini, khususnya peran partai politik da parlemen yang menonjol saat ini. 

Dalam talkshow “Habibie dan Intelektual Islam Indonesia”, pengunjung diajak berdiskusi dan menelaah sumbangsih Habibie bagi pertumbuhan dan pengembangan intelektualisme Islam di negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam.

Salah satu kontribusi nyata Habibie dalam Islam di Indonesia adalah pembentukan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). Pada 1990, Habibie dipilih sebagai ketua ICMI pertama. Ia mengajak umat Islam tidak hanya unggul dalam imtaq (iman dan taqwa), tetapi juga imtek (ilmu dan teknologi). 

Tema talkshow lainnya adalah “Habibie dan Kebebasan Pers”. Diskusi ini membahas perkembangan kebebasa pers sejak era reformasi hingga saat ini. Habibie berperan serta dalam kebebasan pers ditandai dengan pengesahannya atas Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 tahun 1990 tentang Pers. 

Sebagai salah satu panelis diskusi ini, Sunu Dyantoro dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mengatakan, “UU No. 40 tahun 1990 adalah cikal bakal jaminan kebebasan pers”. Pada saat Habibie menjabat sebagai Presiden RI ke-3, Menteri Penerangan Republik Indonesia berasal dari kalangan militer.

Memasuki era reformasi dan demokrasi, pers merupakan watchdog pemerintah. Sunu menambahkan, “Watchdog untuk pers yang bebas adalah kode etik jurnalisme.”

Menargetkan pemuda

Pengunjung memadati pameran Habibie Festival di Museum Nasional. Foto oleh Sigid Kurniawan/Antara

Arbi Wardani, salah satu pengunjung, sengaja menyempatkan datang ke Habibie Festival langsung dari Bandung. 

“Acara ini bagus banget. Belum pernah ada [festival] yang seperti ini. Kalau bisa tahun depan diadakan lagi” ungkap pria 26 tahun ini. 

Yang membuat Habibie Festival unik dibandingkan festival pada umumnya adalah festival ini mengedepankan teknologi dan inovasi yang dibutuhkan bangsa ini agar tercipta masa depan yang lebih baik.

Selain publik, pihak penyelenggara juga mengundang secara khusus sekolah-sekolah dan universitas-universitas terpilih di Jabodetabek untuk mengikuti festival ini. 

“Mereka adalah captive markets untuk Habibie Fetival”, ujar George Siregar selaku panitia Habibie Festival.

“Pemilihan lokasi festival di museum ini bertujuan meningkatkan minat masyarakat untuk mengunjungi museum”, ucap Rahayu Widyawati, panitia yang menyusun program Habibie Festival. 

Dengan datang ke museum, para pengunjung diharapkan selain terhibur, mereka juga dapat menyerap ilmu pengetahuan. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!