Minimnya drainase diduga jadi penyebab banjir Bandung

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Minimnya drainase diduga jadi penyebab banjir Bandung

ANTARA FOTO

Luas kawasan terbangun meningkat di Bandung, airnya melimpah tidak meresap. Sedangkan drainase tidak memadai

JAKARTA, Indonesia — Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan ada berbagai macam faktor penyebab banjir yang terjadi di Jalan Pasteur, Kota Bandung, Jawa Barat, pada Senin, 24 Oktober, kemarin.

Dalam akun Twitter-nya, Sutopo menyebutkan dugaan penyebabnya:

  1. Jebolnya bendung Citepus
  2. Meluapnya sungai Citepus
  3. Sungai dangkal dan sampah menyumbat sungai/drainase

Pakar Tata Kota dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Denny Zulkaidi berpendapat sama. Denny juga menyebut minimnya jumlah drainase di Bandung menjadi salah satu penyebab banjir yang menewaskan satu orang itu.

“Terkait penyebab banjir di Kota Bandung, yang harus diperhatikan itu adalah bertambahnya luas kawasan terbangun, airnya melimpah tidak meresap, ruang terbuka hijau, sumur serapan, drainase tidak memadai dan faktor teknis, seperti air hujan harusnya masuk ke drainase tapi malah ke badan jalan,” kata Denny.

Pemerintah Kota Bandung saat ini harus menghitung ulang kebutuhan akan drainase karena, menurut Denny, rencana perbaikan dan pengadaan drainase di Kota Bandung terakhir kali dilakukan pada tahun 1980-an.

“Setahu saya terakhir kali rencana untuk pengadaan drainase itu tahun 1980. Jadi Pemkot Bandung harus membuat masterplan drainase,” ujarnya.

Solusi banjir

Ia menuturkan ada solusi jangka pendek dan jangka panjang yang bisa dilakukan oleh Pemerintah Kota Bandung untuk mengatasi masalah banjir.

Solusi jangka pendek adalah dengan membersihkan drainase dari sampah dan sedimentasi. Sedangkan solusi jangka panjang adalah memperbanyak ruang terbuka hijau dan ruang terbuka hijau privat di setiap rumah warga.

“Idealnya memang jumlah ruang terbuka hijau yang harus dimiliki oleh Pemkot Bandung adalah 20 persen dari total luas wilayah yang ada,” katanya.

Kawasan Pasteur yang paling parah terkena dampaknya pada Senin kemarin. Di sepanjang jalan utama itu, air sudah menutup jalan layaknya sungai. 

Kawasan di Jalan Pasteur terendam banjir hingga ketinggian 160 cm. Begitu juga di Jalan Pagarsih tinggi air 150 cm dan Jalan Nurtanio setinggi 120 cm, dan banjir mengalir dengan cepat sehingga semua drainase perkotaan meluap. —Dengan laporan Antara/Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!