Bursa Ketua Umum PSSI: Operasi senyap Moeldoko usung 3R

Mahmud Alexander

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Mantan orang nomor satu di militer Indonesia ini mengusung program 3R, yaitu 'recruit, retain, remove'

Moeldoko saat berada dalam kunjungan terkait isu pertanian. Foto: Akun Twitter resmi Moeldoko.

JAKARTA, Indonesia — Calon ketua umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang diprediksi bakal menjadi kuda hitam adalah Moeldoko. Mantan panglima TNI tersebut diyakini sudah bergerak tanpa terlihat, alias melakukan silent operation, untuk menggaet voter.

Tak dijelaskan secara gamblang siapa yang mengusung purnawirawan berpangkat jenderal tersebut. Sebab, ada aturan yang menyatakan tak perlu membuka anggota pengusung calon ketua umum ke publik. 

Karena itulah, peta persaingan dan gaet-menggaet suara dari tim Moeldoko tak pernah terlihat. Namun, sumber terpercaya menyebutkan sudah ada suara yang mampu diyakinkan untuk beralih. Dari yang awalnya ada di kelompok 85 (K-85) dan mendukung Edy Rahmayadi, tapi kini terbawa dan menyeberang ke Moeldoko. 

Entah apa yang ditawarkan, namun yang pasti Moeldoko menawarkan konsep 3R dalam menjalankan slogannya, Football For All. “Kami akan menjalankan organisasi dengan prinsip 3R, yakni recruit, retain, dan remove,” ujar Moeldoko.

Recruit, menurut dia, adalah merekrut sosok yang punya kemampuan. Selama ini, dia selalu menegaskan ingin bekerja sama dengan figur-figur yang punya visi dan misi sejalan. Tujuannya, mencapai target sepak bola yang berprestasi. 

Sementara itu, Retain berarti Moeldoko ingin mempertahankan sosok-sosok yang punya kapabilitas mumpuni. Tak bisa dipungkiri, meski PSSI sedang bobrok, masih ada sosok-sosok yang kemampuannya dibutuhkan untuk membenahi organisasi. Akan ada sejumlah nama berpengalaman yang akan dipertahankan. 

Kemudian untuk Remove, berarti Moeldoko ingin mencoret figur yang tidak bisa membuat perubahan di PSSI dan tatanan sepak bola Indonesia. 

“Sepak bola tidak boleh dikuasai satu kelompok, harus bisa menyatukan. Bisa menyatukan bangsa,” ujarnya.

Moeldoko ingin lebih banyak mendengar 

Mantan Pangdam III/Siliwangi tersebut menegaskan bahwa dirinya tak akan bertindak otoriter. Meski berasal dari institusi kemiliteran, dia akan selalu berusaha menerima masukan dari stakeholder sepak bola nasional.

Karena itu, dia siap merangkul dan membuka diri kepada siapa saja yang dianggap berkompeten kepadanya. Menurut dia, tak mungkin segala sesuatunya dikerjakan olehnya sendiri, bersumber dari idenya. Tapi, perlu juga masukan dari pihak lain yang membuat sepak bola Indonesia berkembang.

Di sisi lain, dia ingin membangun organisasi PSSI yang modern kemudian mengejar prestasi. Kemudian membangun sebuah kompetisi yang benar-benar terstruktur dengan baik. Saat ini, lanjut dia, kompetisi belum menyentuh semua umur.

Bagi dia, untuk meraih prestasi di tataran Asia, Indonesia harus meningkatkan kompetisi, menjadikannya lebih profesional dengan wasit dan pelatih yang bertaraf internasional. 

“Itu seiring, nanti ada upgrade pelatih, wasit, dan kompetisi juga semakin baik,” ucapnya.

Moeldoko sendiri sebelumnya mengklaim telah mendaptkan restu Presiden Joko “Jokowi” Widodo. Memang, saat ontran-ontran PSSI, dia sempat disebut calon ketum pada Kongres 2015. Namun, dia saat itu masih menjadi panglima TNI sehingga enggan maju dengan alasan ingin fokus ke satu tugas.—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!