“Indonesia Coffee Events”: Upaya meningkatkan kualitas barista Indonesia di kancah dunia

JAKARTA, Indonesia – Dengan mengangkat tema Best for The World yang dibagi menjadi 4 kompetisi, Indonesia Barista Championship (IBC), Indonesia Brewers Championship (IBrC), Indonesia Latte Art Championship (ILAC) dan Indonesia Cup Tasters Championship (ICTC).

Babak penyisihan pun akan dimulai bulan Desember hingga final pada April 2017.

“Nanti kami akan mengusung tema Best for The World. Konsep utamanya kami pengin banget meningkatkan peringkat barista-barista di World Coffee Event,” kata Cindy Herlin Marta selaku ketua pelaksana ICE 2017 dan sekretaris Barista Guild of Indonesia (BGI) di Anomali Cafe, Menteng, Selasa, 8 November.

Tema Best for The World ini diangkat karena BGI memiliki misi untuk meningkatkan kualitas dan peringkat para barista Indonesia saat bersaing di tingkat dunia.

Mengingat prestasi beberapa barista Indonesia di dunia masih perlu ditingkatkan, seperti Yoshua Tanu, peringkat 15 World Barista Championship (WBC); Ryan Wibawa, peringkat 23 World Brewers Championship (WBrC); Ovie Kurniawan, peringkat 35 World Latte Art Championship (WLAC) dan Hageng Pribadi, peringkat 23 World Cup Tasters Championship (WCTC).

Peningkatan kualitas para barista peserta kompetisi ini akan dilakukan dengan menetapkan kualitas penjurian yang baik dan mempersempit regional sehingga menjadi lebih terfokus.

“Caranya tahun ini, kami akan mempersempit regional. Tahun ini cuma bikin 2, Eastern dan Western,” kata Cindy.

Eastern Championship meliputi wilayah Jawa Tengah, DIY Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTT, NTB, Sulawesi dan Papua. Sedangkan Western Championship mencakup wilayah Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Sumatera dan Kalimantan. Dari masing-masing regional ini nantinya akan diambil masing-masing pemenang.

Babak penyisihan pertama untuk regional Eastern akan dilakukan di Hotel Sanur Paradise, Sanur, Bali tanggal 2-4 Desember 2016. Selanjutnya penyisihan Western di Jakarta pada bulan Januari 2017.

Pemenang dari masing-masing regional akan bersaing di babak semifinal di Food and Hotel Indonesia (FHI), JI EXPO Kemayoran, Jakarta tanggal 5-8 April 2017.

Kualitas penjurian merupakan fokus BGI tahun ini yang merupakan bentuk apresiasi bagi para barista Indonesia.  

“Penjurian menjadi salah satu hal yang digarisbawahi untuk BGI tahun ini. Penjurian untuk apresiasi barista yang berkompetisi,” kata Ve Handojo, Marketing ICE 2017 dan Pengawas Barista Guild of Indonesia.

ICE 2017 juga membuka peluang bagi para coffee enthusiast untuk menjadi juri. Semua calon juri ini akan mengikuti kelas khusus atau workshop dan ujian untuk mendapatkan sertifikasi sebelum kompetisi dilakukan.

Workshop yang dilakukan tersebut ditujukan untuk mengkalibrasi para juri agar memiliki standar yang sama. Mengingat selain sisi teknis, rasa kopi yang disajikan juga akan menjadi faktor penilaian.

“Selain kompetisi latte art, tiga kompetisi yang lain yang dinilai adalah rasa (sensory). Demi kualitas penjurian, para juri di kalibrasi dulu untuk memiliki standar yang sama untuk mendapatkan kualitas penjurian yang sama,” kata Ve.

Pemenang ICE 2017 pun akan mengikuti kompetisi barista sedunia, World Barista Championship (WBC) di Korea Selatan dan World Brewers, Latte Art dan Cup Taster Championship di Budapest, Hungaria.

Target yang diharapkan untuk para barista yang mengikuti kejuaraan tingkat dunia ini dapat masuk dalam peringkat 10 besar.

Harapan ini selain untuk memperkenalkan barista Indonesia di kancah dunia, juga ingin memperkenalkan produk kopi asli Indonesia. Mengingat Indonesia merupakan negara keempat penghasil kopi terbesar di dunia dan satu-satunya negara yang seluruh daerahnya ditumbuhi kopi.

Untuk pendaftaran peserta, juri, maupun relawan dapat dilakukan melalui ice2017.baristaguildofindonesia.com.-Rappler.com.