
JAKARTA, Indonesia – Masih ingat dengan rentetan kasus meledaknya Samsung Galaxy Note 7? Analisis dari developer software Instrumental dalam situs resminya menyebutkan bahwa penyebab meledaknya perangkat tersebut lantaran kesalahan perancangan.
Desain yang dibuat Samsung tidak memberi cukup ruang untuk baterai Note 7. Kurangnya ruang ini menyebabkan baterai tertekan sampai level yang tidak aman.
Anna Shedletsky, CEO Instrumental mengatakan, sempitnya ruang baterai ini menyebabkan baterai terus mendapat tekanan konstan.
“Ketika baterai melakukan pengisian daya dan perangkat tengah berfungsi normal, proses kimia menyebabkan lithium ion bermigrasi. Hal ini membuat baterai secara mekanis akan membengkak,” jelas Shedletsky, seperti dikutip dari The Register.
Pentingnya ruang untuk baterai
Lebih lanjut Shedletsky menyatakan bila rancangan perangkat yang ideal seharusnya memiliki ruang kosong yang cukup di area baterai.
Masih menurut Instrumental, unit Galaxy Note 7 yang mereka tes kekurangan ruang yang diperlukan saat baterai mengembang bahkan ketika digunakan secara normal. Hal ini berakibat baterai mendorong komponen lain, bahkan sampai mendorong cover belakang smartphone itu sendiri.
Tekanan ini diyakini telah membuat lapisan pemisah antara sisi positif dan negatif baterai pecah dan menyebabkan reaksi kimia dalam baterai yang akhirnya menyebabkan ledakan.
Dampak dari mengejar waktu peluncuran?
Selain ruang yang sempit akibat terlalu banyak komponen dijejalkan ke dalam perangkat seukuran phablet. Para ahli juga menilai Samsung kurang memerhatikan solusi pencegahan keselamatan dari Note 7.
Perkiraan terakhirnya, Samsung tidak memiliki cukup waktu untuk mengetes seberapa efektif pengamanan yang dibuat di Note 7.
“Pengetesan baterai memang dikenal sebagai pengetesan yang memakan waktu lama (untuk beberapa pengetesan bisa sampai setahun) dan ribuan baterai perlu dites untuk mendapat hasil yang signifikan,” tegas Shedletsky.
Lebih lanjut ia menambahkan, seiring berjalannya waktu, bukan tidak mungkin produksi baterai Samsung yang digunakan untuk Note 7 telah mengalami perubahan kualitas.
“Sangat mungkin selama proses manufaktur baterai Samsung, terjadi perubahan standar produksi. Akibatnya, baterai yang diproduksi belakangan kualitasnya sudah tidak lagi sama dengan batch produksi awal,” tandas Shedletsky.
Samsung menghentikan produksi global setelah melakukan recall seluruh Note 7 pada 7 Oktober lalu.
Sejumlah maskapai penerbangan juga melarang smartphone anyar Samsung ini dibawa ke dalam pesawat mereka, termasuk Garuda Indonesia.
Recall ini diperkirakan telah merugikan Samsung senilai US$17miliar (sekitar Rp 227,2 triliun) -Rappler.com
Artikel ini sebelumnya telah diterbitkan di Tech in Asia
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.