7 siswa SD korban penyerangan masih trauma, semua sekolah di Pulau Sabu diliburkan

Jose

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

7 siswa SD korban penyerangan masih trauma, semua sekolah di Pulau Sabu diliburkan
"Anak saya mendapat tujuh jahitan di bagian leher dan tangan,"

KUPANG, Indonesia – Gladis Riwu Rohi, 11 tahun, masih tergolek di Puskemas Seba, Ibukota Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur (NTT), setelah menjadi korban penyerangan orang tak dikenal pada Selasa, 13 Desember 2016.

Saat itu siswi kelas IV  SDN I Sabu Barat, Kabupaten Sabu Raijua, NTT ini sedang belajar di dalam kelas ketika seorang pria tiba-tiba masuk ke ruang kelas dan langsung menyerang murid-murid dengan pisau.

Tujuh siswa menjadi korban dalam aksi brutal ini. Gladis salah satunya. Ia mengalami luka di leher dan tangan. Hari ini, meskipun kondisinya sudah membaik, ia masih mendapatkan perawatan di Puskemas.

Baca: 7 siswa SD di NTT diserang secara brutal di dalam kelas

“Mereka trauma dengan kejadian kemarin. Kadang-kadang mereka terbawa mimpi, sehingga tidak bisa tidur,” kata orang tua Gladis, Andro Riwu Riwu, Rabu, 14 Desember 2016.

Andro bersyukur kejadian itu tidak sampai merengut nyawa putrinya. Sebab Gladis, Andro melanjutkan, sempat memberikan perlawanan ketika hendak digorok, sehingga ia mengalami luka di bagian tangan. “Anak saya mendapat tujuh jahitan di bagian leher dan tangan,” katanya.

Saat ini enam siswa korban penyerangan lainnya masih dirawat. Dua anak dirawat di umah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sabu Raijua di Desa Menia, 5 lainnya dirawat di Puskemas Seba. Dua dari 7 anak dikabarkan sempat mengalami masa kritis.  

Kepala Puskesmas Seba, Dina Ludji, mengatakan kondisi korban penyerangan sudah mulai membaik. Anak- anak itu rata-rata mengalami luka robek di bagian leher dengan dalam setengah sampai 1 cm, sehingga lukanya harus dijahit. “Kondisi anak- anak sudah mulai membaik, tapi belum bisa kami pulangkan,” kata Dina. 

Dina juga mengatakan anak-anak korban penyerangan tersebut masih mengalami trauma sehingga masih perlu dirawat di rumah sakit atau puskemas. Hal ini diamini Andro yang menyebut anaknya suka bermimpi buruk pada malam tadi.

Akibat aksi penyerangan secara membabi-buta di ruang kelas tersebut, seluruh sekolah di Pulau Sabu hari ini diliburkan karena para orang tua takut kejadian ini terulang. “Siapa yang mau anaknya jadi korban,” kata Andro. 

Pelaku belakangan diketahui bernama Irwan, warga Depok, Jawa Barat. Pria berusia sekitar 20 tahunan ini sempat diamankan di Polsek Sabu Barat. Namun massa yang mendengar kabar ini langsung menggeruduk kantor Polsek meminta pelaku dikeluarkan dari ruang tahanan. 

Tak hanya itu, massa yang marah kemudian menjebol dinding tahanan lalu mengeroyok tersangka dengan kayu dan batu hingga tewas. Warga juga sempat berniat menyeret pelaku keluar dari tahanan untuk dibakar. Namun petugas kepolisian mencegahnya.  —Rappler.com 

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!