‘Lion akan tayang di ‘Festival Sinema Australia Indonesia 2017’

Hanna Pratiwi

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Selain itu, tahun ini akan ada bonus kompetisi film pendek

Salah satu adegan di film 'Lion' yang akan tayang di 'Festival Sinema Australia Indonesia'. Foto dari akun YouTube The Weinstein Company.

JAKARTA, Indonesia – Saat ini, publik tengah memuji film Lion, karena sukses memborong empat nominasi di Golden Globe Awards. Film yang menceritakan Saroo Brierley, anak yang diadopsi dari India oleh pasangan Australia, namun ia berusaha mencari keluarganya secara biologis menggunakan Google Earth, akan menjadi highlight utama gelaran Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) di Jakarta, Senayan City XXI, tanggal 26-29 Januari mendatang.

Lion akan diputar tanggal 29 Januari di Jakarta dan 28 Januari di Makassar serta tanggal 5 Februari di Surabaya, dalam rangka FSAI 2017.

Festival ini adalah perayaan para pemain dan pembuat film Indonesia dan Australia. Tak hanya di Jakarta, festival ini akan berlanjut di Makasar 28-29 Januari dan di Surabaya 4-5 Februari.

Beberapa film yang akan tayang selama gelaran FSAI antara lain adalah beberapa film pemenang Australian Award seperti film Girl Asleep, Looking for Grace, Spear, Satellite Boy, dan The Ravens.

Sutradara Indonesia yang merupakan alumni dari Australia yakni Kamila Andini, Mouly Surya dan Riri Riza juga akan mempersembahkan film mereka yaitu Following Diana, What They don’t Talk About When They Talk About Love dan Sokola Rimba.

Tahun ini, FSAI juga memunculkan kompetisi film pendek. Dan dari 300 film yang sudah masuk, dipilihlah 6 finalis yang akan dipilih lagi untuk mengikuti Melbourne International Film Festival Agustus mendatang.

Duta besar Australia untuk Indonesia, Paul Grigson, bersama finalis kompetisi film pendek FSAI di Senayan City, Selasa, 17 Januari. Foto oleh Hanna Pratiwi/Rappler.com.

Juri kompetisi film pendek ini terdiri dari Kamila Andini, Jennifer Perrott yang merupakan pemenang sutradara terbaik di Australian Award dan Thomas Caldwell yang merupakan penggagas program Melbourne International Film Festival.

Penilaian yang menjadi fokus utama di kompetisi ini, menurut Kamilla adalah unsur estetika yang bisa direfleksikan dari film tersebut, serta cara penyampaian film yang memberikan perspektif baru.

Enam film yang terpilih adalah Ojo Sok-sokan karya Mustafa, Outgrowth karya Jason Kiantoro, Nunggu Teka karya Mahesa Sadega, Deadline karya Firdian Mahyuzar, Ibu dan Anak Perempuannya karya Happy Salma, dan It’s A Match karya Nadya Ratu Santoso.

Duta besar Australia untuk Indonesia Paul Grigson berkata, festival ini adalah perayaan film Indonesia Australia yang semakin berkembang.

“Australia dan Indonesia membagikan kecintaanya terhadap film sebagai jalan untuk mengekspresikan harapan, mimpi dan tantangan yang sama-sama memiliki dinamika kuat, kaya dengan bakat kreatif perfilman,” tutur Grigson.

Penonton yang tertarik untuk hadir di FSAI bisa melakukan registrasi secara gratis di sini. Sementara jadwal lengkap FSAI juga bisa diakses di sini.

Girl Asleep

Salah satu film yang akan diputar di FSAI adalah Girl Asleep. Film ini merupakan karya Rosemary Myers bercerita tentang kegelisahan seorang gadis yang sudah menginjak usia 15 tahun bernama Greta Driscoll yang resah akan masa remajanya.

Ia masih menginginkan sisi kekanak-kanakannya kembali. Pada saat di sekolah ia ditemani oleh pria sebayanya yang bernama Elliot yang terkenal sebagai pria homoseksual di sekolah.

Saat itu pun mereka berteman, Elliot mengerti sekali keadaan Greta. Pada saat itu hari ulang tahun Gretta semua teman datang ke pesta ulang tahunnya yang digelar oleh orang tua Gretta.

Di hari ulang tahun Gretta, Elliot menyatakan cintanya dengan terbata-bata kepada Gretta. Lalu datanglah kelompok yang tidak menyukai Gretta memberi kado lagu yang bertujuan untuk menghinanya. Namun itu semua musnah, setelah Gretta mendapat dukungan semangat dari saudara perempuannya.

Film Girl Asleep ini juga mendapat penghargaan yaitu Audience Award for Most Popular Feature di Adelaide Film Festival 2015, The Age Critics Prize for Best Australian Feature Film di Melbourne International Film Festival 2016 dan Grand Jury Prize for Best Feature Film di Seattle International Film Festival 2016. -Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!