Kunjungan Raja Salman: Menjalin relasi lewat investasi

Rika Kurniawati

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kunjungan Raja Salman: Menjalin relasi lewat investasi
Situasi politik di Amerika Serikat diyakini menjadi motif yang mendorong Raja Salman berkeliling Asia

JAKARTA, Indonesia — Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu siang, 1 Maret 2017. Kedatangan Raja Salman ke Indonesia adalah bagian dari tur Asia yang akan dilakukannya sepanjang Maret ini.

Raja Salman memulai turnya ke Asia dengan mengunjungi Malaysia pada 26-28 Februari lalu. Setelah itu ia bersama rombongannya terbang ke Jakarta pada 1 Maret. Raja Salman akan berada di Jakarta hingga 4 Maret mendatang.

Setelah itu ia akan berlibur ke Bali dan baru akan meninggalkan Indonesia pada 9 Maret nanti. Tujuan Raja Salman berikutnya adalah Jepang yang akan dikunjunginya selama dua hari, yakni pada 12-14 Maret. Setelah itu ia akan terbang ke China, Brunei Darussalam, dan Maladewa.

Apa yang membuat Raja Salman berkeliling Asia? Karishma Vaswani dari BBC dan Frank Kane dari ArabNews menyebutkan motif di balik safari Raja Salman ke Asia adalah eknonomi. Ia ingin menjalin kerjasama investasi dengan sejumlah negara Asia yang dikunjunginya.

Sebab saat ini posisi Arab Saudi sebagai produsen  minyak terbesar bagi China mulai disaingi oleh Rusia dan Iran. Raja Salman pun merasa perlu ke China untuk memastikan negeri tirai bambu tersebut tetap mengimpor minyak dari mereka. 

Seperti diketahui, perusahaan minyak Arab Saudi, Saudi Aramco, direncanakan akan memulai initial public offering (IPO) pada 2018. Kunjungan Raja Salman ke Asia ini pun dipercaya untuk menarik minat negara-negara tersebut untuk berinvestasi di Saudi Aramco.

Situasi politik di Amerika Serikat saat ini juga diyakini menjadi motif yang mendorong Raja Salman berkeliling Asia. Saudi dan Amerika telah menjalin kerja sama sejak lama. Namun terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden membuat hubungan tersebut dipertanyakan. 

Pendirian Trump tentang “anti-trade” (anti perdagangan luar negeri) membuat ketidakpastian itu. Ini bisa dilihat dari keputusan Raja Salman untuk mengunjungi Asia lebih dulu dari Amerika semenjak Donald Trump terpilih. 

Seorang jurnalis spesialisasi bisnis di Dubai, Krane, menyebutkan Arab Saudi bercita-cita menjadi pusat Arab dan dunia Islam, pembangkit investasi, dan penghubung bagi tiga benua (Asia, Afrika, dan Eropa) pada 2030 mendatang.

Untuk mewujudkan mimpi besar tersebut Saudi perlu menjalin relasi bisnis dan kerjasama yang baik dengan negara-negara Asia. Atas dasar itulah, antara lain, Raja Salman ’turun gunung’ dengan mengunjungi negara-negara Asia. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!