Francesco Totti: Akhir loyalitas Pengeran Roma

Dwi Agustiar

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Francesco Totti: Akhir loyalitas Pengeran Roma
“Ini adalah musim terakhirnya.”

 

JAKARTA, Indonesia — Setiap klub sepak bola punya bintangnya sendiri. Real Madrid punya Cristiano Ronaldo, Manchester United punya Zlatan Ibrahimovic, dan Bayern Munchen punya Robert Lewandowski. 

Di Italia, klub AS Roma punya Francesco Totti. Meski sinarnya mungkin tak secemerlang bintang-bintang lain, namun Totti adalah bintang sejati: dia selalu berada di AS Roma sejak awal karir hingga pensiun.

Pangeran Roma, begitu Totti dijuluki, memulai karir sepak bolanya pada musim dingin 1993, saat ia bergabung dengan AS Roma U-19. Saat itu usianya baru 17 tahun. Dan sejak itu hatinya mengakar di Roma: ia tak pernah pindah ke klub lain.

Padahal performanya lumayan moncer dan karenanya banyak klub yang meliriknya. Totti, misalnya, pernah mengoleksi hingga 26 gol dalam satu musim Seri A, yakni pada musim  2006/2007.

Selain menjadi mesin gol alias striker, Totti juga bisa bermain di banyak posisi. Ia pernah diplot sebagai playmaker, gelandang serang, hingga sayap kiri. Hebatnya lagi, Totti bisa mencetak gol dari semua posisi tersebut.

Ia pernah mencetak 8 gol dari sayap kiri, 18 gol dari posisi penyerang lapis kedua, dan 51 gol dari posisi gelandang serang. Sementara dari posisi striker, Totti telah mengoleksi 85 gol!

Sehingga, jika dijumlahkan, total gol yang dicetak Totti untuk AS Roma sampai saat ini mencapai 306 gol dari 782 pertandingan. Tak hanya itu, Totti juga rajin memberikan assist atau umpan yang menjadi gol, yakni 123 assist.

Tak mengherankan jika Totti kemudian menjadi sosok sentral di AS Roma. Para pendukung I Giallorossi –julukan AS Roma– kemudian menobatkan gelar ‘Pangeran Roma’ untuknya. Tak hanya karena performa hebatnya, tapi juga lantaran loyalitasnya kepada klub.

Totti, misalnya, pernah dilirik AC Milan dan Real Madrid. Dua klub ini siap menggajinya lebih tinggi dari AS Roma. Namun Totti bertahan. Baginya tidak ada klub selain AS Roma.

“Saya tidak tahu kenapa saya tidak pindah ke Real Madrid. Namun hati saya mengatakan tempat saya di sini (AS Roma),” kata Totti seperti dikutip dari ESPN FC beberapa waktu lalu.

Kini kebersamaan Totti bersama AS Roma mulai memasuki fase akhir. Bukan karena ia akan hijrah ke klub lain, melainkan karena usianya yang sudah larut. Pada 27 September nanti, usianya genap 41 tahun. Terlalu uzur untuk pemain sepak bola.

Karena itu Totti pun tak punya pilihan selain menggantungkan sepatunya. Keputusan ini diaminkan oleh Direktur Olahraga AS Roma Monchi. “Ini adalah musim terakhirnya,” kata Monchi seperti dilansir AFP, Kamis 4 Mei 2017.

Namun, Monchi melanjutkan, Totti tidak akan benar-benar meninggalkan AS Roma. Sebab manajemen klub telah menyiapkan kursi direktur untuknya. “Dia akan melanjutkan karirnya di manajemen klub,” Monchi melanjutkan.

Totti sendiri belum memutuskan apa yang akan dilakukannya setelah pensiun sebagai pemain. Namun, apapun pilihannya, Totti akan dikenang tak hanya oleh para pendukung AS Roma, tapi juga oleh publik sepak bola Italia.

Sebab Totti adalah pemain yang turut berjibaku bersama tim nasional Italia saat mereka memenangkan Piala Dunia 2006. —Rappler.com  

  

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!