Jokowi akan temui Erdogan di Istana Kepresidenan Turki hari ini

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Jokowi akan temui Erdogan di Istana Kepresidenan Turki hari ini
Pemberantasan terorisme akan menjadi salah satu topik yang dibahas oleh kedua pemimpin

JAKARTA, Indonesia – Presiden Joko “Jokowi” Widodo tiba di Bandar Udara Internasional Esenboga Havalimani Ankara, Turki pada Rabu malam, 5 Juli sekitar pukul 19:30 waktu setempat atau pukul 23:30 WIB. Ini merupakan kunjungan balasan Jokowi usai sebelumnya di tahun 2015, Erdogan sudah lebih dulu mengunjungi Jakarta.

Dia disambut oleh Deputi Perdana Menteri Nurettin Canikli di bandara dengan menggunakan upacara jajar kehormatan. Jokowi dan Ibu Iriana kemudian meninggalkan bandara menuju ke hotel tempatnya menginap di Ankara.

Dalam kunjungannya selama satu hari di Turki, Jokowi akan bertemu dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan di Istana Kepresidenan Turki. Isu penanggulangan terorisme akan menjadi salah satu topik yang dibicarkaan oleh kedua pemimpin.

Selain itu, mantan Gubernur DKI itu akan berkunjung ke Mausoleum Ataturk dan Masjid Kocatepe, yang merupakan masjid terbesar di Turki.

Terus pulangkan WNI

Sementara, di tempat terpisah, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan pemerintah akan terus memulangkan WNI yang masih berada di area konflik di Suriah. Pemerintah akan melibatkan berbagai instansi seperti BNPT, Densus dan kedutaan Indonesia di luar negeri.

Pasalnya, WNI yang pernah berangkat ke area konflik rawan disusupi paham radikal.

“Ya kita sedang koordinasi, dari waktu ke waktu kita koordinasi dengan BNPT, dengan Densus, dengan kita sendiri, dengan kedutaan kita dan pada saat kita komunikasi dengan kedutaan tidak hanya melibatkan satu kedutaan,” ujar Retno di hotel tempat Jokowi menginap pada Rabu, 5 Juli.

Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius menjelaskan pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan Turki terkait proses pemulangan WNI. Menurutnya, Indonesia harus memiliki konsep dalam kaitannya pemulangan WNI dari Suriah.

“Kita harus juga punya konsep ketika mereka kembali, kita verifikasi apa ini menjadi bagian dari FTF (foreign terrorist fighters) atau tidak tentu ini ada pendekatan-pendekatannya. Kalau mereka FTF dan keluarganya mereka punya ideologi yang sangat keras kita juga perlu ada program deradikalisasi,” kata dia.

Setelah melalui verifikasi, BNPT kemudian akan bekerja sama dengan Kementerian Sosial untuk menempatkan mereka yang terbukti menganut ideologi radikal untuk menjalani terapi deradikalisasi di Panti Sosial Bambu Apus, Jakarta Timur.

“Kami turunkan ulama kami, psikolog kami untuk membantu mereduksi walaupun belum ada jaminan. Kami sudah kontak juga dengan Mendagri untuk memberitahu kepada kepala daerah. Ketika mereka kembali ke daerah masing-masing sesuai dengan daerahnya karena hukum, kami belum bisa menjangkau ke situ. Itu ada satu monitoring lanjutan dari Pemda,” kata dia.

BNPT juga telah melakukan pertemuan bilateral dengan mitranya di Turki untuk mengembangkan kerja sama yang lebih konkret terkait pemberantasan terorisme. Tetapi, Alius tidak dapat menjelaskan lebih detail kerja sama tersebut kepada publik.

Dia hanya menyebut baik Indonesia dan Turki memiliki semangat serta keinginan yang sama untuk memberantas terorisme. – dengan laporan ANTARA/Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!