Kapolri: Bandar narkoba manfaatkan penegakan hukum di Indonesia yang lemah

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kapolri: Bandar narkoba manfaatkan penegakan hukum di Indonesia yang lemah

ANTARA FOTO

Oleh sebab itu, Kapolri kini memerintahkan jajarannya untuk tembak mati jika para pelaku melawan

JAKARTA, Indonesia – Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengakui Indonesia kini dijadikan pasar utama peredaran bandar narkoba oleh jaringan internasional. Menurut Tito, mereka tahu bahwa penerapan hukum di Indonesia masih lemah sehingga dimanfaatkan sebagai celah.

Oleh sebab itu, Tito memberikan perintah yang tegas kepada jajarannya untuk menembak mati para bandar narkoba jika dianggap melawan.

“Kami juga lebih spesifik memberikan peringatan kepada para pelaku asing, karena jelas pelaku (penyelundupan narkoba) banyak warga negara asing. Mereka menganggap Indonesia merupakan salah satu negara tujuan utama,” ujar Tito di Polda Metro Jaya usai melakukan gelar barang bukti sabu 1 ton asal Tiongkok pada Kamis, 20 Juli.

Dibandingkan penerapan hukum di negara tetangga, hukum di Indonesia tergolong lemah. Singapura dan Malaysia memberlakukan hukuman mati dengan cara digantung bagi para pelaku kasus narkotika. Indonesia pun telah mengeksekusi 18 terpidana kasus narkoba kendati mendapat protes keras dari berbagai pihak.

“Mungkin di Singapura keras UU nya, begitu juga di Malaysia. Sementara, di Filipina diberlakukan tindakan tegas. Akhirnya, mereka melihat selain memang potential market, kami mungkin dianggap lemah untuk bertindak, hukum kita dianggap lemah, sehingga mereka merajalela di Indonesia,” kata dia.

Belajar dari hal itu, Tito berpesan kepada jajarannya juga bertindak tegas terhadap para bandar narkoba, terutama pelaku asing. Ia bahkan menyampaikan untuk menyelesaikan secara adat, artinya jika ada yang melawan langsung ditembak mati. Terbukti, dalam kasus penyelundupan narkoba jenis sabu seberat 1 ton, 1 warga Taiwan tewas ditembak mati.

Jadi DPO empat negara

JAGA KAPAL. Polisi menjaga kapal Wanderlust berbendera Sierra Leone di Pelabuhan Bea dan Cukai Tanjung Uncang, Batam, Kepulauan Riau, Senin, 17 Juli. Foto oleh M N Kanwa/ANTARA

Tito mengatakan sabu seberat sekitar 1 ton bisa masuk ke Indonesia dari Tiongkok menggunakan jalur laut. Keempat pelaku asal Taiwan berlayar ke Laut China Selatan. Dari sana, mereka mengambil barang paket sabu di Myanmar dan masuk ke Indonesia melalui Pantai Anyer.

Perjalanan itu diketahui oleh otoritas berwenang pada pertengahan Juni lalu.

“Mereka menggunakan jalur laut dengan menggunakan kapal pesiar dari Taiwan. Mereka berlayar dari Laut China Selatan, lalu ke Johor, dan masuk ke Selat Malaka. Mereka kemudian mengambil barang di perairan Myanmar,” kata pria yang pernah menjabat sebagai Kepala BNPT itu memaparkan rute penyelundupan sabu seberat 1 ton itu.

Pelaku menumpang kapal pesiar yang berukuran tidak terlalu besar bernama Wanderlust. Kapal sempat melintas ke pantai barat Sumatera dan masuk ke Pantai Anyer melalui Selat Sunda.

Keempat pelaku kemudian memindahkan satu ton sabu-sabu di tengah laut dengan menggunakan perahu karet. Mereka kemudian membawanya ke dermaga yang sudah tidak terpakai di Hotel Mandalika Anyer, Serang, Banten.

“Setelah kapal menurunkan barang, kapal kemudian bergerak kembali ke Laut Jawa, Selat Karimata dan ke Batam,” tutur Tito.

Kapal pengangkut narkoba itu baru bisa tertangkap saat terlacak sedang menepi di perairan Tanjung Berakit, Pulau Bintan, Kepulauan Riau pada Sabtu, 15 Juli.

Penangkapan kapal tersebut dilakukan setelah polisi bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Saat ini, pihak kepolisian tengah memeriksa kapal tersebut. Mereka tengah mengecek GPS untuk mengetahui posisi kapal masuk dan keluar serta rute pengiriman sabu tersebut.

“Kapal juga masih diperiksa karena pengakuan mereka belum tentu sama dengan posisi GPS, seperti posisi ketika dia masuk. Jadi, saat ini masih diperiksa,” katanya.

Sementara, Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan kapal Wanderlust merupakan kapal yang tengah diburu oleh empat negara. Pihak Bea Cukai pun langsung mengerahkan tim untuk mengejar kapal Wanderlust dan berhasil menangkapnya. Pengejaran dilakukan, usai mendapat instruksi dari Presiden Joko Widodo.

“Kapal Wanderlust telah menjadi target operasi di empat negara selama 2 bulan. Presiden Jokowi telah menginstruksikan kepada seluruh aparat, instansi yang memiliki kewenangan untuk bisa bekerjasama. Alhamdulilah, akhirnya kapal ini bisa ditangkap di perairan Indonesia, begitu juga dengan barang bawaannya,” kata Sri di Polda Metro Jaya.

Sementara, Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional, Irjen Pol Arman Depari mengaku belum mengetahui detail empat negara yang menjadikan kapal Wanderlust sebagai DPO. Tetapi, BNN sudah memperoleh informasi setidaknya ada lima negara yang akan dilewati oleh kapal itu, yakni Thailand, Singapura, Malaysia, Indonesia dan Myanmar.

Kata Arman, kapal tersebut memang bergerak terus sehingga sulit dilacak.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, sumber sabu-sabu satu ton ini berasal dari segitiga emas ASEAN. Kini, barang-barang haram mulai diproduksi di Sungai Mekong.

“Sekarang bergeser ke Sungai Mekong, di sana lah sindikat ini bekerja. Termasuk ini pun diambil dari Myanmar Laos dan Thailand,” kata Arman.

Sulit ungkap jaringan

Di tempat yang sama, Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Kombes Pol Nico Afinta mengatakan untuk mengungkap jaringan ini cukup sulit. Sebab, di antara pengedar, pengirim dan penerima tidak saling kenal, apalagi proses pengungkapan membutuhkan waktu 1,5 bulan.

“Jadi antara awak kapal, penerima di Serang dan yang akan menerima di Jakarta dikendalikan dari luar negeri. Masing-masing tidak mengenal. Ini sel terputus dan dikendalikan dari luar,” kata Nico.

Nico mengatakan, para tersangka yang ditangkap di Serang tidak mengetahui kepada siapa barang tersebut akan dikirim. Pihak berwajib kini terus berupaya mengungkap aliran barang dan modal untuk pengiriman. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!