500 Kamis untuk menagih janji penegakan HAM Jokowi

Ursula Florene

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

500 Kamis untuk menagih janji penegakan HAM Jokowi
Memasuki hari Kamis ke-500, peserta mengusung tema "Hukum Jadi Alat Penindas"

JAKARTA, Indonesia – Puluhan payung hitam masih mengembang di depan Istana Negara. Mereka adalah pengingat bagi Presiden Joko “Jokowi” Widodo kalau masih ada utang kasus pelanggaran hak asasi manusia yang harus dituntaskan.

Meski sudah melewati Kamis ke-500, para peserta Aksi Kamisan masih belum melihat ada titik terang dari tuntutan mereka.

“Sebenarnya saya sudah pesimistis, tetapi kami akan terus menuntut penyelesaian kasus HAM,” kata salah satu inisiator Aksi Kamisan Maria Catarina Sumarsih saat ditemui Rappler di Jakarta pada Kamis, 10 Agustus.

Sejak menginjak titik ke 500, Aksi Kamisan diwarnai beragam kegiatan. Para aktivis HAM silih berganti memberikan orasi, dan musisi-musisi pun tampil sebagai bentuk solidaritas.

Memasuki tahun ke-10, semangat menghapus impunitas para pelanggar kemanusiaan memang semakin meluas. Kini aksi kemanusiaan tak sebatas di Jakarta, sudah meluas ke Bandung, Semarang, dan kota-kota lainnya.

Sumarsih yang merupakan ibunda dari Bernardus Realino Norma Wirawan atau Wawan – korban Tragedi Semanggi I – masih ingat janji kampanye Jokowi tiga tahun silam. Dalam visi-misi bertajuk Nawacita, Jokowi menyebut ‘berkomitmen menyelesaikan secara berkeadilan terhadap kasus-kasus pelanggaran HAM di masa lalu yang sampai dengan saat ini menjadi beban sosial politik bagi bangsa Indonesia.’

Adapun tujuh kasus yang disebutkan antara lain Kerusuhan Mei 1998, Trisakti, Semanggi I dan II, Penghilangan Paksa, Talang Sari, Tanjung Priok, dan Tragedi 1965. Sempat terlihat angin segar ketika pemerintah menginisiasi Simposium 1965, meski akhirnya tidak berkelanjutan.

Perubahan susunan kabinet, terutama dengan terpilihnya Wiranto sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan juga semakin memperkeruh suasana. Jaringan Solidaritas Korban untuk Keadilan (JSKK) melayangkan protes berat karena nama purnawirawan ini tersangkut paut dengan pelanggaran HAM. Suara-suara supaya Wiranto segera dicopot ramai berbunyi, namun Jokowi bergeming. Suara-suara supaya Wiranto segera dicopot ramai berbunyi, namun Jokowi bergeming.

Sumarsih melihat kemajuan penanganan kasus HAM masa lalu justru macet di bawah Wiranto.

“Tidak jelas apa perkembangannya sekarang. Kami sering melayangkan surat juga tidak pernah mendapat kejelasan sampai atau tidak, bagaimana tembusannya, kepada siapa,” kata dia.

Permasalahan HAM yang ada justru semakin meluas. Pemerintahan Jokowi kini diwarnai konflik agraria, penggusuran, hingga represi kebebasan berpendapat.

Para peserta Aksi Kamisan menyebut kasus penggusuran warga Kampung Akuarium, kriminalisasi komika Muhadkly alias Acho, hingga serangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan yang tak kunjung tuntas.

“Maka tema Kamisan kali ini adalah ‘Hukum Jadi Alat Penindas’ karena faktanya sekarang seperti itu,” kata salah satu peserta.

Karena itu, para peserta aksi kali ini menutup mata mereka dengan kain hitam sebagai bentuk kritik atas penggunaan hukum untuk mencekik rakyat. Kendati belum melihat adanya harapan untuk merasa lega, Sumarsih dan keluarga korban lainnya tidak akan berhenti berjuang.

“Tujuan kami adalah penuntasan kasus pelanggaran HAM masa lalu, mau siapa pun pemerintahnya kami akan terus beraksi,” tutur dia.

Sebentar lagi, pemerintahan Jokowi akan memasuki tahun keempat. Prioritasnya masih di sektor infrastruktur dan perekonomian.

Mantan Walikota Solo ini memang masih menyuarakan niatan untuk menuntaskan kasus HAM, namun yang dinanti para korban bukanlah kata-kata melainkan aksi nyata.

Bila tidak, maka payung-payung hitam akan terus mengembang setiap Kamis di seberang Istana Negara. Mengingatkan pemerintah kalau mereka masih berutang keadilan. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!