6 hal yang perlu dipersiapkan sebelum wawancara kerja dalam kelompok

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

6 hal yang perlu dipersiapkan sebelum wawancara kerja dalam kelompok
Wawancara kerja dalam bentuk kelompok berbeda dengan wawancara kerja tunggal. Ada hal tambahan yang perlu dipersiapkan

JAKARTA, Indonesia —Salah satu tipe wawancara yang mulai banyak ditemui saat proses seleksi karyawan adalah sesi wawancara dalam kelompok. Beberapa orang menyebutnya dengan Focus Group Discussion (FGD). Ada pula yang menyebutnya group interview.

Ini adalah jenis wawancara yang mengumpulkan beberapa kandidat untuk posisi yang sama dalam satu ruangan dan diwawancara bersama. Topiknya bisa berupa diskusi atau tanya jawab biasa, tergantung si pewawancara. Ada juga yang langsung menggulirkan masalah untuk dipecahkan bersama.

Biasanya, perusahaan memilih teknik wawancara ini untuk alasan efektifitas dan efisiensi. Selain itu, penting untuk melihat kedinamisan seseorang lewat wawancara kerja seperti ini. Wawancara model seperti ini juga melihat bagaimana seseorang berinteraksi dengan orang lain dan bagaimana ia mendemonstrasikan skill-nya di depan umum.

Tujuan utama untuk bisa berhasil di sesi wawancara seperti ini adalah: tampil menonjol dibandingkan kandidat lainnya. 

Apa yang harus dipersiapkan untuk bisa terlihat menonjol di wawancara kelompok? Simak di bawah ini.

Pasang wajah “datar”

Penting memasang wajah yang “datar” saat berhadapan dengan kandidat lainnya. Jangan beri mereka petunjuk soal emosi dan perasaan yang kamu rasakan. Kalau kamu senang, terkejut semua terlihat di wajah. Karena itu, usahakan menunjukkan wajah yang biasa-biasa saja, tapi jangan menakutkan juga.

Masuk ke ruangan dengan percaya diri yang cukup, jangan terlalu jemawa. Cara kamu berbicara, berekspresi pati akan diperhatikan oleh si pewawancara. Jadi pintar-pintar memasang wajah yang tepat.

Friendly

Berkompetisi dan bersaing bukan berarti menjadikanmu sosok yang galak dan siap “menerkam” sainganmu. Tidak ada gunanya. Jangan jadi orang yang hanya berdiam diri dan “dingin” sebelum dan selama wawancara berlangsung. Perkenalkan diri terlebih dahulu pada kandidat lain. Jangan sibuk dengan smartphone saja. Bahkan ketika si pewawancara belum ada di ruangan, cobalah berinteraksi sedikit.

Setidaknya, saat si pewawancara datang, dia bisa melihat siapa yang menggagas pembicaraaan. Bentuk interaksi ini pasti akan mencuri perhatian si pewawancara. Selain itu, berbicara dan berbincang dengan kandidat lain juga pasti akan membantu mengurangi rasa grogi.

Libatkan orang lain

Sekali lagi, jangan cuma melihat kandidat lain sebagai pesaing. Mereka juga bisa membantumu dalam berbagai aktivitas selama wawancara, lho. Kenali nama mereka satu per satu. Mengetahui hal-hal detail seperti ini akan membuatmu layak jadi pemimpin.

Libatkan mereka dalam pembicaraan. Misalnya, saat kamu ditanyakan sesuatu, kamu bisa menjawab “Saya dan (nama kandidat lain) baru saja membahas soal ini.” Atau kamu bisa mengingat beberapa sudut pandang dan pernyataan kandidat lain dan menggunakannya saat giliranmu berbicara.

Wawancara ini dimaksudkan untuk melibatkan semua orang, termasuk si pewawancara juga. Jangan terlalu terpaku dengan sesama kandidat. Sesekali, sebut nama pewawancara dan libatkan dia.

Jadi diri sendiri

Di atas segalanya, jangan berlebihan. Jadilah diri sendiri. Banyak orang yang terlalu berusaha menunjukkan kelebihannya, sehingga terkesan dan terlihat agresif. Bagus memang bicara soal kemampuan dan kelebihanmu, tapi itu juga bisa jadi bumerang.

Jadilah alami dan tampilkan dirimu seperti apa adanya. Jika memang kamu harus bicara, bicaralah. Pastikan semua orang memperhatikanmu saat kamu berbicara. Pewawancara tidak mencari mereka yang berteriak paling keras, kok, saat wawancara.

Bicara dengan tujuan jelas

Apapun yang ingin kamu sampaikan, sampaikan dengan jelas dan tidak terbata-bata dan terputus-putus. Meski kamu orang yang introvert sekalipun, jangan pernah memberi kesempatan bagi orang lain untuk menyela perkataanmu di tengah jalan.

Kamu tidak perlu selalu bicara untuk bisa dieprhatikan. Usahakan jawaban-jawabanmu berbeda dari kandidat lain. Cobalah fokus dalam setiap dialog yang terjadi.

Jangan lupa mendengar

Untuk bisa terlibat dengan diskusi yang baik, kamu harus meluangkan waktu untuk mendengarkan orang lain, baik kandidat lain maupun pewawancara. Perhatikan, ke mana pembicaraan mengarah. Perlihatkan bahasa tubuh yang menunjukkan bahwa kamu terlibat di pembicaraan tersebut, bahkan saat kamu tidak berbicara.

Kalau tiba-tiba ada ide yang muncul, daripada menyela orang lain, lebih baik catat ide tadi di kertas dan kemukakan saat memang giliranmu tiba untuk bicara.

Yang terpenting adalah mempersiapkan diri, layaknya wawancara kerja lainnya. Selalu waspada dan perkaya diri dengan persiapan tentang topik yang harus kamu kuasai. Jangan lupakan juga soal penampilan yang rapi dan cara bertutur yang baik dan sopan untuk membuatmu menonjol di antara kandidat lain.

—Rappler.com

Untuk kamu yang ingin mendapatkan pakaian untuk wawancara kerja yang murah dan terjangkau, gunakan kupon voucher Zalora

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!