
JAKARTA, Indonesia — “Sebenarnya Teluk Bayur itu milik Ernie Djohan,” kata mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan saat meresmikan pelabuhan peti kemas di Padang, Sumatera Barat, pada 2013.
Ia tidak salah karena Ernie lah yang mempopulerkan Teluk Bayur melalui lagunya yang dirilis pada 1965 silam. Saat itu ia masih berumur 14 tahun.
Bisa dibilang perempuan kelahiran 6 April 1951 itu adalah penyanyi cilik pertama di Indonesia. Pada usia 11 tahun ia sudah mulai bernyanyi untuk Radio Talentime tahun 1962 di Singapura. Pada tahun itu pula, ia menjadi juara pertama All Singapore’s School Talentime. Banyak yang menyebut Ernie sebagai penyanyi Indonesia yang pertama kali “go international”.
Ernie Djohan, “Teluk Bayur” pic.twitter.com/rq8FGjdFUE
— Abdul Qowi Bastian (@aqbastian) December 11, 2017
Lirik lagu Teluk Bayur bercerita tentang seseorang asal Minangkabau yang harus meninggalkan kampung halamannya untuk melanjutkan studinya ke negeri tetangga.
Selamat tinggal Teluk Bayur permai
Daku pergi jauh ke negeri seberang
Ku kan mencari ilmu di negeri orang
Bekal hidup kelak di hari tua
Lagu ciptaan Zaenal Arifin itu sedikit banyak mirip dengan kisah hidup Ernie yang sekolah di Singapura untuk menjadi bekal hidup di masa depan. Pemilik nama lengkap Ernie Irawaty Djohan itu pun kemudian mencari ilmu ke berbagai pelosok dunia.
Ia pernah berduet dengan penyanyi Amerika Serikat yang terkenal pada zamannya, Linda Scott dan Brenda Lee. Berkat kemampuannya yang fasih lima bahasa asing, Ernie pernah didapuk sebagai MC konser Julio Iglesias di Jakarta.
Kaya pengalaman semasa muda membuat Ernie menjadi sosok yang dikagumi dan dihormati di hari tuanya. Memperingati lebih dari setengah abad karirnya, Ernie menggelar konser tunggal yang bertajuk “55 Tahun Berkarya Untuk Bangsa” di XXI Ballroom Djakarta Theater, pada Minggu, 10 Desember.
Ernie Djohan mengajak penonton keliling dunia dengan menyanyikan lagu-lagu dalam 6 bahasa asing. Salah satunya “Speedy Gonzales” yang dipopulerkan Pat Boone pada 1962. pic.twitter.com/qCRl58YNH6
— Abdul Qowi Bastian (@aqbastian) December 11, 2017
Ernie membuka konser dengan mengajak penonton berkeliling dunia. Pertama ia “berkunjung” ke Meksiko dengan lagu Speedy Gonzales sebelum bertolak ke India (Dil Deko Deko Dil), Jepang (Wakare), Belanda (Dans), dan Amerika Serikat (Jambalaya).
Puas memamerkan kemampuannya berbahasa asing, Ernie membawa penonton “pulang” ke tanah kelahirannya, Minangkabau, dengan menyanyikan lagu Jaso Mande.
Dalam konser ini ia tidak sendirian. Legenda musik Tanah Air yang kini berusia 66 tahun itu menggandeng dua penyanyi pria yang ia sebut dari “zaman now”; Lucky Oktavian dan Marcell Siahaan.
Alumni Indonesian Idol musim pertama, Lucky Oktavian, menyanyikan hit Ernie Djohan, “Senja di Batas Kota” pic.twitter.com/CcvPMjR4Ca
— Abdul Qowi Bastian (@aqbastian) December 11, 2017
Lucky menyanyikan salah satu lagu hit Ernie berjudul Senja di Batas Kota dengan aransemen baru yang dibawakan dengan apik oleh Astrid Lea Orchestra.
Alumni Indonesian Idol musim pertama itu kemudian berduet dengan Ernie dalam lagu Alhamdulillah yang menjadi single mereka berdua—perpaduan antara penyanyi legendaris dan penyanyi “zaman now”.
Marcell Siahaan, “Mengapa Tiada Maaf” dalam konser Ernie Djohan: 55 Tahun Berkarya Untuk Bangsa” pic.twitter.com/XpMrAWdhLX
— Abdul Qowi Bastian (@aqbastian) December 11, 2017
Sedangkan Marcell mendendangkan Mengapa Tiada Maaf sebelum berduet dengan Ernie dalam lagu Mutiara Yang Hilang.
Meski sudah berusia lanjut, stamina Ernie tidak terlihat kendor di atas panggung selama lebih dari dua jam. Vokalnya tetap terjaga selama konser. “Saya enggak capek because this is what I love,” kata Ernie di sela-sela lagu.
“Rumah saya itu, ya, bisa dibilang dari panggung ke panggung.”
Ia menutup penampilannya malam itu dengan Teluk Bayur dan Kau Selalu di Hatiku, lagu hit Ernie lainnya. Meski sebenarnya disayangkan karena masih banyak repertoir musik Ernie yang tidak sempat dimainkan malam itu seperti Sejak di Perjalanan, Pemalu, Panggilan Desa, Rato’ Denai, dan masih banyak lagi. Namun Ernie mengatakan usai konser, “Kami harus memilah benar-benar yang akan ditampilkan malam ini. Salah pilih lagu, bisa antiklimaks”.
Selama 55 tahun berkarya—dan kami harap lebih—Ernie tetap menunjukkan kualitasnya sebagai performer berkualitas. Ia rajin menyapa penonton yang kebanyakan dari kalangan sesama artis.
Ernie, yang di masa mudanya sempat membentuk grup lawak bernama EROSA, juga tak jarang mengeluarkan lelucon-lelucon di atas panggung.
Beberapa lawakannya ia kumpulkan dan jadikan bagian dari buku biografinya yang juga diluncurkan pada malam itu. Buku berjudul Ernie: Dongeng Jazirah Si Teluk Bayur itu ditulis oleh presenter Tamara Geraldine.
Dalam buku itu diceritakan “dongeng-dongeng” tentang penyanyi lintas generasi itu dari kacamata sahabat-sahabatnya sesama musisi seperti Hetty Koes Endang, Yuni Shara, hingga Widyawati.
Perjalanan Ernie mencapai kesuksesan dan kisah-kisah menarik nan lucu tentang pengalamannya tentu tak luput dari bahasan buku ini.
Tapi yang juga menarik adalah perjalanan spiritual Ernie yang turut dikupas dalam buku tipis ini. Menginjak usia yang tak lagi bisa dibilang muda, Ernie pun menuliskan hal-hal apa saja yang membuatnya bersyukur. Salah satunya, “bisa bernapas enggak pakai selang.”
Namun yang paling penting, kata Ernie, adalah “Capek menghitung berkat yang Tuhan beri juga adalah berkat, membuat saya mengerti bahwa semuanya bukan karena kekuatan saya.”
Alhamdulillah indeed. —Rappler.com
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.