SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
Pekan mode Jakarta Fashion Week hari keempat menghadirkan koleksi busana yang terinspirasi budaya timur dan barat dalam satu panggung. Desainer Oscar Lawalata terinspirasi keanggunan dan mistisnya penari Bedoyo jaman Kerajaan Majapahit dalam koleksi busana yang bertemakan The Ceremony of Java, sementara desainer Denny Wirawan terinspirasi dari kisah cinta matador Spanyol, Mamita.
Dalam The Ceremony of Java, Oscar bekerjasama dengan desainer perhiasan asal Belanda, Mada Van Gaans. Keduanya berkolaborasi menghadirkan koleksi yang kental dengan budaya Jawa dari ujung kepala hingga ke ujung kaki.
Keanggunan dan gemulainya penari Bedoyo dibawakan dengan ciamik oleh para model di atas catwalk. Busana batik ditata secara inovatif dalam teknik cutting futuristik. Motif batik dicetak dalam tinta emas di atas material sutra hitam atau dikenal dengan batik prada. Oscar juga menampilkan koleksi busana hitam polos dengan teknik cutting yang unik, sehingga terkesan hanya dilipta-gelung atau kait.
Mada sendiri banyak mengambil bentuk bentuk pewayangan dalam rancangan perhiasannya. Dia mengkreasikan anting, hiasan telinga, kepala, kalung maupun hiasan untuk konde. Mada sendiri pernah magang di Yogyakarta, dan dari situ dia banyak mengenal kebudayaan Jawa.
Terpukau Mamita
Desainer Denny Wirawan sangat terpukau dengan kisah cinta matador Spanyol Manuel Sanchez dengan kekasihnya Mamita, yang berasal dari Cordoba. Berangkat dari sini, dia mengkreasikan koleksi busana yang kental dengan gaya matador, embroidery, aksen ruffles, dan pemilihan warna yang kaya.
Kesan Spanyol pada tahun 1940an, ditampilkan dalam aksen ruffles, motif flower print, polakdot, serta penempatan renda. Gaya yang ditampilkan antara lain bolero, coat, loose dress, blouses yang dipadukan dengan cigarette pants. Pemilihan materialnya sangat kaya, mulai dari shantung silk, organza, dan jacquard. Koleksi busana Mamita disuguhkan dalam warna eksotis, emas, gading, merah, dan hitam.
Pada bagian finale, tiga busana serba hitam menggambarkan kesedihan Mamita yang ditinggal mati oleh kekasihnya, sang matador. Pegelaran busana Denny Wirawan ini menyokong kampanye Go for Red, Yayasan Jantung Indonesia. —Rappler.com
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.