Ahok bangun Jakarta jadi Smart City, gunakan media sosial

Febriana Firdaus

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Ahok bangun Jakarta jadi Smart City, gunakan media sosial

AFP

Jakarta Smart City untuk pantau banjir dan macet, aksi premanisme, dan perbaiki sistem perpajakan.

 

JAKARTA, Indonesia — Gubernur DKI Jakarta Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama menggagas ide smart city untuk Ibukota. Bukan dengan membangun gedung dengan fasilitas canggih, tapi menggunakan ponsel pintar dengan ongkos yang mudah dijangkau warga.   

Ahok memaparkan ide briliannya ini dalam acara launching Petajakarta.org di Balai Kota, Selasa (2/12). Di depan media lokal dan media asing, Ahok menyebut ada tiga cara smart city bekerja untuk membantu warga Jakarta. (BACA: Tweet to map floods in Jakarta, and help save lives)

Pertama, smart city membantu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk memantau banjir dan macet. Untuk masalah banjir, Ahok meminta warga ikut berpartisipasi melaporkan dari tempat kejadian. “Mereka cukup mengirim foto saja, dan posisinya di mana, kirim saja,” katanya. 

Sedangkan untuk masalah macet, Pemprov DKI saat ini sudah bekerja sama dengan Waze.com. Program ini telah berjalan hingga saat ini. 

Kedua, melalui program ini, Pemprov DKI bisa memantau aksi premanisme di Ibukota dengan melibatkan warga di program ini. Caranya dengan meminta warga mengirim pesan lewat media sosial Twitter ke data pusat. Kemudian data tersebut akan diteruskan kepada lurah. Lalu, lurah setempat akan menindaklanjuti dengan mengirim “pasukan-pasukan” terlatihnya. 

Ketiga, aplikasi ini juga berkolaborasi dengan Google Map untuk memperbarui data tampilan rumah warga. Ahok dan Tim Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) wilayah Jakarta akan mencocokan tampilan rumah di Google Street View dengan data laporan pajak si pemilik rumah. 

Jika ditemukan ketidakcocokan data, maka petugas akan langsung menegur si pemilik rumah. “Nanti ketahuan nih, pajak yang kamu bayar luasnya tidak sama dengan luas rumah kamu,” katanya.   

‘Menggaji’ ketua RT/RW lewat cuitan di Twitter 

Selain bermanfaat bagi warga, program ini ternyata juga mampu memberikan penghasilan tambahan untuk 30.000 lebih ketua Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) di seluruh wilayah Jakarta. Ahok memastikan, ketua RT dan RW kini tak lagi bekerja tanpa imbalan. 

“Jadi, kita akan bayar, kalau RT-RW itu mengirim berita ke sistim kita,” katanya. Syaratnya, Ahok meminta ketua RT untuk wajib memiliki ponsel pintar. “Kita pilih Android. Karena handphone paling murah itu Android,” katanya. 

Kemudian, mereka harus mengirim minimal tiga tweet per hari dengan me-mention akun Twitter resmi milik smart city Jakarta. Satu tweet berharga Rp 10.000. “Kita kasih contoh, katakanlah, kalau kita mau kasih gaji RT-RW itu Rp 900.000 misalnya. Ya sudah, sehari kamu mesti ngetwit tiga kali,” katanya. Bukan hanya cuit di Twitter, ketua RT/RW juga diminta mengirim data ke pusat oleh Ahok. 

Memantau pegawai honorer yang nakal 

Control room di Balai Kota DKI Jakarta memantau lokasi banjir di Ibukota. Foto oleh Tomas Holderness

Pegawai honorer di Jakarta juga akan ikut merasakan “manfaat” dari program smart city ini. Menurut Ahok, program ini akan memberikan keleluasaan bagi pemerintah kota untuk memantau staf honorernya di berbagai sudut kota Jakarta. 

Caranya, kata Ahok, Pemprov akan mengirim 75 pegawai untuk mengawal lurah. Pegawai lepas itu akan ditempatkan di pos-pos pelayanan masyarakat.

Dan Ahok berencana akan melacak serta mendekteksi ketujuh puluh lima pegawai ini lewat ponsel mereka. “Kita bisa tahu, dia seharian itu ke mana saja. Misal, keluar wilayah. Kalau dia keluar wilayah di situ, ini ngapain sih kok makan siang lama banget di luar, kita bisa tracking,” katanya. 

Pun jika para pegawai honorer lepas ini hendak mengelabui, Ahok sudah punya cara untuk menangkalnya. “Kalau handpohone-nya ditaruh, kami bisa telepon dia,” katanya. 

Semua aktivitas para pegawai ini, kata Ahok, akan terekam di program tersebut. Data mereka juga terkirim di control room pusat di lantai tiga gedung Balai Kota. 

“Jadi nanti lurah itu seperti Deputy Security Perwilayahan,” katanya. Dan tiap Senin, katanya, ia akan melakukan evaluasi pengawasan di Balai Kota, termasuk mengontrol alat-alat berat milih pemerintah provinsi.  

“Nanti untuk truk sampah, biar supir yang memegang ponselnya. Kalau menyimpang ketahuan, kita akan lacak tracking, ketahuan nih seharian ini dia nyelonong ke mana-mana. Lah itu pecat. Gitu saja,” katanya. 

Ahok mengatakan, ini satu-satunya cara paling efektif mengontrol para pegawai itu. “Jadi kita enggak bisa lah kontrol ribuan pegawai, tanpa menggunakan teknologi. Lurah-camat tidur pun kita tidak tahu.” 

Efektif Desember 

Ahok mengatakan, Pemprov akan memulai program ini pada Desember ini. Yakni dengan mengumpulkan semua perangkat kecamatan, kelurahan, RT, dan RW untuk dibina. 

Untuk kelancaran program pantauan lewat sosial media ini, Ahok memastikan akan memasang teknologi 4G di tiap tiang listrik di seluruh sudut kota Jakarta, sehingga warga Jakarta bisa mengakses layanan aduan smart city di situs Enjoy Jakarta, yang untuk sementara akan beralamat di Jakarta.go.id

Di situs itu nanti, kata Ahok, tak hanya banjir dan macet, atau aksi premanisme yang terekam, tapi semua rahasia kota Jakarta. “Termasuk keuangan, Anda bisa lihat semua di situ,” katanya. 

Lalu berapa dana untuk semua program ini? “Murah, kami cuma habis Rp 3-4 miliar saja,” katanya. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!