‘Stand by Me’: Merangkum Doraemon dalam ingatan

Roy Massiano

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

‘Stand by Me’: Merangkum Doraemon dalam ingatan

Anda tidak perlu membaca kembali seluruh komik Doraemon atau menonton ulang serial televisinya setiap Minggu pagi karena Stand by Me Doraemon merangkumnya dengan apik dan cemerlang. 

Anda juga tidak perlu khawatir akan di-bully atau dianggap sebagai poser oleh pembaca setia, seperti yang sering terjadi pada comic-based/book-based film, karena Doraemon adalah sosok yang sangat umum bagi seluruh masyarakat Indonesia: Lintas generasi dan kalangan.

Stand By Me Doraemon tidak lepas dari inti cerita Doraemon itu sendiri, yaitu pelajaran hidup dan imajinasi. Film ini menyuguhkan plot-plot familiar dari cerita Doraemon biasanya. Mulai dari lovestruck Nobita-Shizuka, kehidupan keluarga Nobita, sampai hubungan frienemies Nobita-Suneo-Giant. 

Dari segi imajinasi, film ini banyak memperbaharui bentuk dan fungsi peralatan yang dimiliki Doraemon serta lebih banyak mengeksplor dunia masa depan, yang tentunya disesuaikan dengan pandangan masa kini terhadap masa depan.

Nobita adalah gambaran bocah yang malang dalam segala aspek. Ia bodoh, lemah, manja, dan sering berpikiran jorok. Namun dengan adanya Doraemon dan semua alat-alatnya, Nobita menjadi belajar untuk setidaknya memiliki angan-angan. Pelajaran kehidupan dan imajinasi dalam film ini membuat Nobita lebih dari sekedar bocah Jepang yang selalu memakai celana pendek.

'Stand By Me Doraemon' tidak lepas dari inti cerita serial TV 'Doraemon', yaitu pelajaran hidup dan imajinasi

Jangan terkejut dengan penggunaan nama lain untuk karakter pada film ini. Kita akan menemui Sneech, Big G, Ace, dan Little G ketimbang Suneo, Giant, Dekisugi, dan Jaiko. Dan, ya, suara Doraemon disini juga tidak se-memorable suara Ibu Nurhasanah yang begitu parau.

Anda tidak perlu ribet-ribet memikirkan konsep time-travelling dan butterfly-effect dalam film ini. Sediakan waktu dan mental anda untuk memanggil kembali kenangan masa lalu akan Doraemon.

Rangkuman kisah Doraemon dijabarkan dengan baik oleh Ryuichi Yagi dan Takashi Yamazaki, sebagai sutradara. Dikemas dengan grafik yang lumayan sempurna, Stand By Me Doraemon seperti mencoba menjawab pertanyaan yang belum terjawab tentang akhir cerita Doraemon.

Doraemon selama ini telah menjadi alasan kita untuk bangun pagi di setiap hari Minggu. Jadi, sedikit mengantre lebih lama demi menyaksikan film ini adalah hal yang pantas untuk dilakukan. —Rappler.com

 Ray Massiano adalah seorang mahasiswa berusia 23 tahun dan berdomisili di Bandung dan Jakarta. Follow Twitter-nya, @RayMassiano.

 Artikel ini sebelumnya diterbitkan oleh Midjournal.com. 

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!