Mengenang tragedi tsunami, ratusan murid SD menangis

Nurdin Hasan

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Tiap tahun, SD Negeri 2 Banda Aceh melakukan simulasi bencana tsunami, untuk memperingati hilangnya 1.000 lebih murid karena tragedi itu.

SIMULASI. Ratusan murid Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Banda Aceh antusias mengikuti simulasi bencana tsunami di halaman sekolah, Senin (15/12). Foto oleh Nurdin Hasan/Rappler

BANDA ACEH, Indonesia – “Ada Allah yang akan melindungi,” kata Indah, 10 tahun, seorang murid kelas 4 SD Negeri 2 Banda Aceh, Senin (1512), saat mengikuti simulasi di sekolahnya.

Ia mengaku tidak takut jika nanti bencana tsunami itu terulang. “Kalau ada gempa, Kami diajarkan untuk tidak panik dan berdoa pada Allah. Kalau sedang di rumah, kami lari ke masjid,” katanya dengan nada tenang.

Berbeda dengan Indah yang tampak tegar, beberapa murid lainnya malah menangis dan memeluk guru mereka, ada juga yang berlindung di bawah meja kelas, di antara sirine yang mengaung-ngaung. Sirine itu menandakan ‘seolah-olah’ gempa berkekuatan 7,8 Skala Richter sedang mengguncang tanah rencong.

‘Sebelum tsunami, sekolah Kami punya 1.200 murid. Semua habis. Yang selamat hanya 50 orang.’

– Guru

Begitu gempa reda, para guru dalam kelas mengarahkan semua anak didiknya keluar ruangan dengan tertib. Mereka berkumpul dan duduk di halaman sekolah.

Sekitar 20 menit kemudian, seorang guru mengumumkan melalui pengeras suara bahwa pihaknya baru saja menerima informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tentang potensi tsunami akibat gempa yang pusatnya di Samudera Hindia dekat Banda Aceh.

Seluruh murid dan guru diminta untuk menyelamatkan diri ke lantai dua gedung sekolah. Anak-anak secara teratur naik ke lantai dua. Setelah berada di lantai dua, para guru memimpin anak didiknya untuk berdoa dan membaca ayat-ayat suci Al-Quran.

Dalam suasana panik, beberapa ‘dokter cilik’ terlihat sibuk mengobati para korban yang terluka dan patah tulang akibat terjatuh saat berusaha menyelamatkan diri.

Satu jam kemudian, terdengar pengumuman dari pengeras suara bahwa peringatan potensi tsunami telah dicabut dan para murid sudah bisa turun dari lantai dua yang dijadikan sebagai tempat evakuasi.

Sekolah kehilangan 1.000 murid lebih karena tsunami

BERDOA. Empat murid Sekolah Dasar (SD) sedang berdoa di lantai dua ketika berlangsung simulasi gempa dan tsunami di Banda Aceh, hari Senin (25/12). Foto oleh Nurdin Hasan/Rappler

Berakhir sudah simulasi evakuasi tsunami. Ratusan murid mengikuti simulasi gempa dan tsunami sebagai upaya pengurangan risiko bila terjadi bencana di masa mendatang, dan sekaligus mengenang bencana serupa yang melanda Aceh, 10 tahun silam.

Usai acara simulasi, seluruh murid dan guru kembali duduk di lapangan sekolah. Mereka masih berdoa. Beberapa relawan dan guru membagi-bagikan air mineral dan kue. Puluhan murid masih terlihat pucat.

Dari pengeras suara juga diumumkan akibat ‘simulasi’ gempa tersebut menimbulkan korban virtual seorang murid tewas, lima patah tulang dan empat lainnya pingsan.

Nani Irawati, Kepala SD Negeri 2 Banda Aceh mengatakan, simulasi gempa dan tsunami rutin digelar setiap tahun menjelang peringatan bencana gempa dan tsunami yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004.

Apalagi SD Negeri 2 Banda Aceh telah ditetapkan sebagai salah satu sekolah siaga bencana di ibukota Provinsi Aceh.

Simulasi bencana banjir juga sering digelar di sekolah yang hancur total saat tsunami 10 tahun silam ini, karena lokasinya hanya 3 kilometer dari pantai.

“Sebelum tsunami, sekolah Kami punya 1.200 murid. Semua habis. Yang selamat hanya 50 orang. Itupun mereka yang tinggal jauh dari sekolah,” kata Nani, seraya menambahkan bahwa sekolahnya kini memiliki 600 murid.

Menurut dia, pasca-tsunami 2004 yang menewaskan lebih dari 170.00 warga Aceh, di sekolahnya mulai diajarkan tentang mitigasi bencana.

“Memang tidak ada pelajaran khusus tentang mitigasi bencana, tapi  diintegrasikan ke dalam beberapa mata pelajaran,” jelasnya.—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!