Presiden Jokowi tunggu Paripurna

ATA

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Presiden mengatakan akan menunggu keputusan rapat paripurna, baru akan memutuskan nasib Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kepala Polisi RI.

Joko Widodo bersama Ketua Umum PDIP dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh saat mendaftar sebagai calon presiden pada 1 Juni 2014 di kantor Komisi Pemilihan Umum. Foto oleh EPA

Jakarta-Presiden Joko Widodo akhirnya buka suara soal Budi Gunawan. Dalam konferensi pers Rabu petang, 14 Januari 2015 di Istana Negara, Presiden Jokowi mengatakan keputusan baru akan diambil oleh Istana, setelah rapat paripurna nanti.

Namun sebelum menyatakan tentang keputusan itu, Jokowi memaparkan kronologi pengambilan keputusan sebelumnya, yang meluluskan Budi Gunawan sebagai calon Kapolri tunggal.

“Bahwa tahapan prosedur dilalui oleh pemerintah dari beberapa minggu lalu, kemudian ada usulan dari Kompolnas,” ujar Presiden Jokowi. Komisi Kepolisian Nasional saat itu, kata presiden, mengusulkan beberapa opsi atau pilihan.

Antara Lain, opsi pertama, 9 perwira tinggi. Opsi kedua, 2 perwira tinggi. Opsi ketiga, empat polri bintang tiga. “Kemudian setelah usulan ini saya memilih. Satu yang Kami pilih,” katanya.

Jokowi selanjutnya menerima kabar mengenai kasus ‘rekening gendut’ yang membelit Budi. Ia langsung menanyakan pada Kompolnas, dan segera mendapatkan surat klarifikasinya. “Di sini disampaikan hasil penyidikan diselesaikan bahwa transaksi itu adalah wajar. Ini saya pegang,” katanya.

Presiden kemudian memutuskan untuk membuat surat usulan calon Kapolri tunggal ke dewan. Namun hanya dalam beberapa saat, Komisi Pemberantasan Korupsi menetapkan Budi sebagai tersangka kasus dugaan penerimaan suap di Mabes Polri pada kurun waktu 2003-2006.

“Kami menghormati KPK, ada proses hukum di sini, tetapi ada proses politik di dewan. Kami hargai dewan. oleh sebab itu saya masih menunggu paripurnanya di dewan, kapan? Setelah itu akan kita putuskan kebijakan apa yang Kami ambil,” katanya.

KPK cegah Budi Gunawan

Di tengah ketidakpastian sikap  Istana terhadap kasus ‘rekening gendut’ Budi Gunawan, Komisi Pemberantasan Korupsi terus melaksanakan tugas penyidikan seperti biasa.

Salah satu bagian dari penyidikan adalah melakukan pencegahan. Oleh karena itu, KPK hari ini resmi mencekal Kepala Lembaga Pendidikan Polri Komisaris Jenderal Pol Budi Gunawan bepergian keluar negeri.

“Berkaitan dengan kasus BG (Budi Gunawan), KPK telah melakukan surat pencegahan terhadap beberapa orang,” kata Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto di  gedung C1.

Kepala Bagian Pemberitaan Priharsa Nugraha menambahkan surat pencekalan dikirimkan pada Selasa, (13/1). “Pencegahan tersebut ditujukan agar yang bersangkutan tidak berada di luar negeri bila sewaktu-waktu dipanggil,” tambah Priharsa.

Selain Budi Gunawan, KPK juga mencegah anak calon Kapolri tungga itu. Yakni Muhammad Herviano Widyatama. Bersama anaknya, juga dicegak seorang anggota Polri bernama Iie dan seorang guru pada Sekolah Pimpinan Polri Syhatria Sitepu.

Pencegahan tersebut sejak hari ini, 14 Januari 2015 selama 6 bulan ke depan, agar saat dipanggil KPK tidak sedang berada di luar negeri.

Transaksi ‘janggal’ anak Budi

Herviano, anak Budi Gunawan tercatat  pada 6 Juli 2005, saat masih berusia 19 tahun, pernah mendapatkan kiriman dana sebesar Rp 57 miliar dari Pacific Blue International Limited. Kiriman tersebut dalam bentuk mata uang asing, yaitu 5,9 juta dolar Amerika. Dana itu kemudian ditransfer ke rekening Budi.

KPK sebelumnya sudah menyinggung soal ini. Wakil Ketua Bambang Widjojanto misanya, Selasa kemarin mengatakan, ada transaksi mencurigakan terkait Budi masuk ke rekening anaknya.

“Ada (rekeningnya), cuma saya tidak berani sebut, ada banyak (rekening), cuma enggak harus itu.  Di mana angka berapa, siapa, itu tidak bisa disebut” kata Bambang.   

Bambang pun menyatakan bahwa kepemilikan rekening mencurigakan tersebut terkait dengan jabatan Budi di institusi Polri baik sebagai Kepala Biro Pembinaan Karir Deputi Sumber Daya Manusia Mabes Polri 2003-2006 dan jabatan lainnya.–Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!