Linimasa 100 hari Jokowi

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Rangkuman perjalanan Jokowi dalam 100 hari pertama pemerintahannya.

JAKARTA, Indonesia — Hari ini, Selasa (27/1), menandai 100 hari kepemimpinan Presiden Joko “Jokowi” Widodo.

Selama ini banyak keputusan-keputusan yang telah ia ambil, baik yang mendapat tanggapan positif dari masyarakat, maupun yang kontroversial.

Di bawah ini, Rappler Indonesia merangkum perjalanan Jokowi dan Kabinet Kerja selama 100 hari ke belakang.

20 Oktober 2014: Dilantik menjadi Presiden ke-7 RI 

Di tengah hiruk pikuk politik nasional pasca pemilu, Joko “Jokowi” Widodo dilantik sebagai presiden setelah kesimpangsiuran tentang penjegalan pelantikan oleh oposisi di lembaga legislatif.

Hari pertama Jokowi diwarnai suka cita. Rakyat berpesta sepanjang jalan protokol. 

Lewat jalinan kata di media sosial, lewat binar mata dan senyum ketika ia berkampanye, lewat tepukan tangan dan teriakan: rasa-rasanya seperti Tanah Air sedang berdoa untuknya. 

26 Oktober 2014: Pengumuman struktur Kabinet Kerja

Sejumlah nama menteri timbulkan pertanyaan sejauh mana kompromi politik yang Jokowi lakukan, seperti Puan Maharani, Rini Soemarno, Ryamizard Ryacudu. Belum lagi menteri yang berasal dari partai politik seperti Yasona Laoly, Siti Nurbaya, Ferry Baldan, Hanif Dhakiri, Imam Nahrawi, Marwan Jafar. (BACA: Kabinet Kerja Jokowi mengecewakan dan jauh dari harapan publik

Namun beberapa nama memang dipandang pantas untuk mengisi posisi mereka, seperti Indroyono Soesilo, Retno Marsudi, Anies Baswedan, Bambang Brodjonegoro, Nila Moeloek. 

11 November 2014: Memikat investor di APEC

Jokowi melakukan kunjungan luar negeri pertamanya ke Beijing, Tiongkok, untuk menghadiri APEC, organisasi kerjasama ekonomi di kawasan Asia Pasifik. Untuk pertama kalinya, ia menyampaikan pidato dalam bahasa Inggris. Dalam pidatonya ia mengundang investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia. 

Kemampuan bahasa Inggris Jokowi menjadi perhatian. Ada yang berkata “ndeso”, namun tak sedikit pula yang memujinya; singkat dan langsung ke pada akar permasalahan. 

“Pidato Jokowi dalam bahasa Inggris di APEC Forum strateginya brilian, langsung ke pokok persoalan, sekaligus menjawab kebutuhan CEO Forum,” kata pengamat komunikasi politik, Effendi Ghazali.

Tonton video pidato lengkap Jokowi di sini.

17 November 2014: Umumkan kenaikan BBM bersubsidi

Jokowi mengumuman kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) senilai Rp 2.000 per liter untuk premium dan solar. Harga baru premium per 18 November pukul 00:00 WIB adalah Rp 8.500, sedangkan harga solar Rp 7.500 per liter.

Meski terjadi sejumlah demo kecil-kecilan di berbagai daerah di Indonesia, namun secara umum Jokowi dinilai berani untuk mengurangi subsidi BBM yang memberati negara. 

20 November 2014: Angkat politisi NasDem jadi Jaksa Agung

Jokowi melantik politisi Nasional Demokrat, H.M. Prasetyo sebagai Jaksa Agung. Sebelum pencalonan, Indonesia Corruption Watch (ICW) menolak Prasetyo sebagai jaksa agung, mengingat pos jabatan tersebut sangat penting dan strategis dalam penegakan hukum. Reaksi masyarakat pun negatif terhadap pencalonan tersebut. (BACA: Masyarakat kecewa jaksa agung asal partai politik)  

5 Desember 2014: Tenggelamkan kapal ilegal asing

Angkatan Laut RI menenggelamkan tiga kapal asing yang melakukan penangkapan ikan secara ilegal di perairan Indonesia, di Kepulauan Riau. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dipuji di dalam negeri karena dianggap mampu menyelamatkan ikan di perairan Indonesia. 

Kebijakan ini mengundang reaksi keras dari negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand. Kantor berita Malaysia, Utusan, mengecamnya dengan tajuk rencana berjudul Maaf Cakap, Inilah Jokowi. Pun Bangkok Post, dengan editorialnya yang berjudul Indonesia is wrong.  

8 Desember 2014: Penembakan di Paniai, Papua 

4 pemuda Papua tewas menjelang Natal. Hingga kini pelakunya masih menjadi misteri, meski diduga kuat berasal dari pihak aparat keamanan.

Jokowi baru memberi tanggapan pada 28 Desember ketika ia mengunjungi Papua untuk merayakan Natal.  

“Saya ingin kasus ini diselesaikan secepat-cepatnya, agar tidak terulang kembali di masa yang akan datang. Kita ingin, sekali lagi, tanah Papua sebagai tanah yang damai,” kata Jokowi singkat. (BACA: Jokowi tentang Paniai: Too little, too late)

28 Desember 2014: Memerintahkan fokus pencarian korban dan badan pesawat AirAsia QZ8501

Negara berduka, Jokowi sigap menanggapi bencana. Ia memerintahkan seluruh jajaran Badan Search and Rescue Agency Nasional (Basarnas), TNI, dan Polri agar fokus evakuasi korban secepat mungkin. Ia juga langsung terbang ke lokasi di Pangkalan Bun melihat proses evakuasi badan pesawat dan jenazah, sebelum bertemu keluarga di pusat krisis Bandara Juanda untuk menyampaikan duka cita. (BACA: Pencarian AirAsia QZ8501, pertunjukkan kepemimpinan)


Laporan khusus: Janji Jokowi 


1 Januari 2015: Harga BBM bersubsidi turun

Harga BBM bersubsidi yang sebelumnya dinaikkan pada 17 November, diturunkan mengingat harga minyak dunia dan harga keekonomian saat ini. Premium dijual sesuai harga pasar, artinya tak ada lagi subsidi dari pemerintah. Sedang solar, yang banyak dipakai untuk angkutan umum, mendapat subsidi Rp 1.000 per liter. 

8 Januari 2015: Nominasikan Budi Gunawan sebagai calon Kapolri

Kasus ini mungkin menjadi titik terendah pemerintahan Jokowi sepanjang menjabat selama 100 hari pertama. Rakyat sudah pesimis mengingat kedekatan Budi Gunawan dengan Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Tak lama kemudian, Selasa (13/1), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Budi Gunawan sebagai tersangka kasus korupsi. 

15 Januari 2015: #ShameOnYouJokowi jadi trending topic di Twitter 

Luapan kekecewaan itu disampaikan netizen, umumnya pendukung Jokowi yang memilihnya pada saat Pilpres, dengan tagar #ShameOnYouJokowi. Ini untuk pertama kalinya masyarakat luas di media sosial mengungkapkan kekecewaanya kepada Jokowi. Tagar ini sempat memuncaki trending topic di Twitter.

18 Januari 2015: Indonesia eksekusi 6 terpidana hukuman mati

5 warga negara asing dan satu WNI dieksekusi karena terlibat kasus narkoba. Brazil dan Belanda menarik duta besar mereka dari Indonesia karena warga negara mereka dieksekusi. Gelombang kedua dan berikutnya akan segera dijalankan tahun ini juga.

Keputusan ini mendapat respon beragam di dalam negeri, tapi dihujat oleh pihak internasional 

19 Januari 2015: Jokowi lantik 9 anggota Wantimpres

Presiden Jokowi melantik sembilan anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Mereka adalah Jan Darmadi (Nasdem), Sidharto Danusubroto (PDI-Perjuangan), Yusuf Kartanegara (PKPI), Subagyo Hadisiswoyo (Hanura), Rusdi Kirana (PKB), Hasyim Muzadi (Nahdlatul Ulama), Abdul Malik Fadjar (Muhamadiyah), Sri Adiningsih (UGM), dan Suharso Monoarfa (PPP). Kebanyakan dari tokoh-tokoh ini memiliki kedekatan dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.

Sejumlah nama anggota Wantimpres terkenal dekat dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. (BACA: Secuil cerita tentang Jan Darmadi dan komposisi Wantimpres)

23 Januari 2015: Kisruh KPK vs Polri, #WhereAreYouJokowi trending di Twitter

Setelah mencalonkan Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri, kasus ini merembet menjadi kelanjutan kisruh antara KPK dan Polri. Dalam pidatonya, Jokowi menghimbau kedua lembaga untuk mematuhi proses hukum dan menghindari gesekan antara kedua institusi.

Rakyat meminta Jokowi bertindak lebih tegas agar kasus Cicak vs Buaya tidak terulang. Jokowi kemudian membentuk tim independen beranggotakan 7 orang untuk menyelesaikan masalah ini. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!