SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia –Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyebut bahwa kemacetan di Jakarta sudah tergolong parah.
“Kemacetan di Kota Jakarta ini memang sudah tergolong parah. Saya akui itu. Tapi kita juga tidak bisa berdiam diri saja dengan keadan ini,” kata Basuki, yang juga dikenal sebagai Ahok, dikutip Kantor Berita Antara, Kamis, 5 Februari 2015.
Ahok menyebut TransJakarta yang selama ini menjadi andalan pemerintah Jakarta sebagai moda transportasi massal telah gagal mengemban misinya.
“Bus Rapid Transit (TransJakarta) 10 tahun ini gagal. Makanya kita tahu dia gagal, dan kita mau bentuk PT, PT Transportasi Jakarta. Baru kerja sekarang,” kata Ahok di Balai Kota seperti dikutip oleh media online.
Ahok mengatakan bahwa alih-alih menjadi transportasi public yang nyaman, armada bus TransJakarta kerap bermasalah, seperti mogok dan terbakar.
Pernyataan Ahok ini mengkonfirmasi data dari Castrol Magnetec Stop-Start Index yang menyebut Jakarta sebagai kota termacet di dunia. (BACA: Terkejut? Jakarta merajai kota macet dunia 2014)
Ini bukan hal yang mengherankan, karena menurut data Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Jakarta, pertambahan kendaraan mencapai 12 persen per tahun sementara pertambahan ruas jalan hanya 0.01 persen.
Mencari jalan keluar
Ahok mengatakan bahwa pemerintah terus melakukan pembangunan transportasi massal.
“Sekarang ini kan kita kebut terus pembangunan serta pembenahan sistem transportasi massal di Jakarta. Kita kejar terus supaya lalu lintas di kota ini tidak macet terus,” kata Ahok.
Selain transportasi massal, Ahok menekankan kembali rencana penerapan sistem jalan berbayar yang dikenal dengan Electronic Road Pricing (ERP).
“ERP itu diterapkan dengan tujuan mengurangi jumlah penggunaan kendaran pribadi. Sehingga, semakin banyak orang yang beralih menggunakan kendaraan umum dan kemacetan pun berkurang,” kata Ahok.
Bestari Barus, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jakarta, berpendapat lain. Menurutnya, mobil murahlah penyebab kemacetan Jakarta terus memburuk.
“Salah satu kunci menghilangkan kemacetan adalah stop mobil murah. Karena seharusnya harga mobil itu mahal. Penambahan ruas jalan hanya dapat mengurangi sedikit penggunaan kendaraan pribadi,” kata Bestari seperti dikutip Kantor Berita Antara.
“Jakarta adalah kota metropolitan. Kalau kondisi kemacetan lalu-lintasnya dibiarkan terus-menerus, maka hanya akan semakin parah. Harus ada tindakan.” – Rappler.com
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.