Haji Lulung: Saya tidak paham media sosial

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Abraham Lunggana, yang dikenal dengan Haji Lulung, senang karena terkenal di media sosial meski tak memahami media sosial

Sumber Twitter 

JAKARTA, Indonesia — Wakil Ketua DPRD Jakarta Abraham Lunggana yang belum lama mendunia di media sosial mengaku dia tidak paham media sosial, namun senang menjadi terkenal.  

“Saya tidak punya akun Twitter, dan saya tidak paham media sosial,” kata Lulung seperti dikutip Kantor Berita Antara, Sabtu, 7 Maret 2015. “Namun saya mengapresiasi partisipasi masyarakat yang berani berpendapat walau melalui media sosial.” 

Lulung, yang panggil dengan gelar keagamaan Haji Lulung, merasa senang bahwa dia terkenal, meski tak mengerti. 

“Setidaknya saya jadi terkenal dan mudah-mudahan mampu mewakili isu kisruh DPRD-Gubernur DKI hingga terjadi keputusan penyelesaian yang bijak,” kata Lulung. “Saya katakan amin, jika itu membuat saya terus terkenal di dunia.”

 

Tagar #SaveHajiLulung masih merajai trending topic

Tagar #SaveHajiLulung sampai dengan Sabtu, 7 Maret, masih tertinggi di trending topic Twitter

(BACA: #SaveHajiLulung jadi trending topic)

Ini terjadi setelah keributan pada rapat mediasi antara Pemerintah Jakarta dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jakarta di kantor Kemendagri pada Kamis, 5 Maret 2015. Ini bukan gerakan untuk menyelamatkan Lulung, namun justru digunakan untuk mengolok-olok Lulung.  

Olok-olokan dan meme terkait Lulung dikaitkan dengan berbagai pemberitaan yang sedang populer belakangan ini seperti: 

 

1. Usulan pertukaran tahanan dari Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop

 

2. Patung-patung yang diturunkan di Sidoarjo

(BACA: Patung-patung tak bersalah yang mesti pindah)

 

3. Keributan DPRD dan Gubernur Jakarta

 

 

4. Batu akik

(BACA: Ketika demam batu giok dan akik melanda Aceh) 

 

 

Lulung: Ada komunis dibalik keributan DPRD-Ahok

Mengenai keributan antara DPRD Jakarta dengan Gubernur Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama terkait dengan ketidaksepakatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), Lulung mengatakan bahwa itu adalah konspirasi gerakan komunis baru. 

“Kalau boleh saya ngomong ekstrim, saat ini konspirasi politik. Teman-teman boleh mengevaluasi. Ada yang membentuk opini dengan tujuan ingin menjauhkan pihak keamanan dengan rakyat, ingin menjauhkan pemerintahan daerah dengan rakyat, menjauhkan DPRD dengan rakyat,” kata Lulung seperti dikutip Kompas.com

“Ini bentuk adu domba, dan ini konsep dari komunis baru.”

Ahok sendiri mengatakan bahwa dia sengaja menjebak DPRD dengan meminta Walikota Jakarta Barat Anas Effendi berbicara soal UPS dalam mediasi. Ahok mengatakan pertanyaannya membuat panik anggota DPRD.

 — Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!