Saatnya menyelamatkan Sungai Citarum

Yuli Saputra

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Saatnya menyelamatkan Sungai Citarum

EPA

Peringatan Hari Air sedunia di Jawa Barat kemarin menyisakan cerita tentang limbah Citarum, sungai terbesar di provinsi itu. Kotoran manusia, hewan, sampai pabrik menumpuk jadi satu. Bagaimana cara menyelamatkan Citarum?

 

BANDUNG, Indonesia — Predikat Citarum sebagai sungai terkotor di dunia nampaknya pantas disematkan. Sebab ternyata, sungai yang memiliki panjang 280 kilometer itu menerima sekitar 100 ton feses atau tinja manusia setiap hari. 

“Dihitung rata-rata 4 kilogram tinja per orang setiap harinya, jika dijumlah sesuai banyaknya warga yang tidak memiliki [fasilitas] Mandi Cuci Kakus (MCK), totalnya bisa mencapai 100 ton tinja,” ungkap Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar saat memperingati Hari Air Dunia di Cikapundung Promenade Babakan Siliwangi Bandung, Minggu, 22 Maret 2015. 

Itu baru satu limbah, feses, Citarum ternyata mengendapkan banyak limbah di dasar perutnya. Sungai terpanjang dan terbesar di Provinsi Jawa Barat ini, menerima aliran limbah yang telah diolah dari sekitar 500 pabrik beroperasi di bantarannya. 

Sedikitnya, 71 pabrik diketahui telah mencemari Sungai Citarum dari kilometer 0 sampai 20 karena tidak melakukan proses pengolahan limbah terlebih dahulu.

Awal tahun lalu, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengumpulkan pabrik-pabrik ini dan mengultimatum mereka untuk melakukan perbaikan, dan menegaskan akan menindak para pelaku pencemaran sungai.

“Tidak ada toleransi lagi. Ke-71 industri dan lainnya yang belum terdata, harus segera mengoperasikan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) yang memenuhi standar. Kalau tidak, polisi akan menyeretnya ke pengadilan,” tandas Heryawan di awal tahun lalu.

 

Menyelamatkan Sungai Citarum 

Untuk memastikan penegakan hukum terhadap industri pencemar Sungai Citarum berjalan konsisten, Heryawan mengutarakan pemerintah provinsi akan menjalin kesepakatan khusus dengan Kepolisian Daerah Jawa Barat.

Menurutnya berbagai upaya yang dilakukan selama ini belum maksimal dalam menekan level kerusakan lingkungan Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Limbah industri, perikanan, dan domestik masih memenuhi DAS.

Pada pertengahan 2014, Pemerintah Provinsi Jawa Barat meluncurkan Gerakan Citarum Bestari (Bersih, Sehat, Lestari dan Indah).

“Penanganan DAS Citarum mulai 2014 dilakukan secara terpadu. Program beberapa instansi, mulai pusat hingga kabupaten/kota, serta lembaga swasta dan masyarakat akan disatukan. Kini akan dikoordinasi langsung oleh pemerintah provinsi,” papar Gubernur.

Penyelamatan DAS Citarum, ungkap Heryawan, akan dilaksanakan mulai dari hulu yang dibagi dalam lima segmen. Targetnya mulai titik kilometer 0 hingga kilometer 77. Penanganan terpadu 20 kilometer pertama pada 2014 dan selanjutnya dilakukan secara bertahap hingga 77 km diharapkan selesai pada 2018.

“Jadi kita fokus pada ruas paling krusial sepanjang 77 kilometer, mulai dari titik nol sampai kilometer 77, yakni sampai Waduk Saguling,” kata Heryawan.

Heryawan merinci, langkah terpadu dimaksud berupa penanganan lahan kritis, perubahan tata guna lahan, pencemaran limbah, persoalan sosial-ekonomi warga sekitar, serta perbaikan titik sumber air.

 

Yang bisa selamatkan Citarum cuma warga

Seorang perempuan membersihkan peralatan dapur di bantaran Sungai Ciliwung di Jakarta, 20 Maret 2013. Indonesia memperingati hari air sedunia Minggu kemarin, 22 Maret 2015. Foto oleh Bagus Indahono/EPA
Scene

Sementara itu, Kepala Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat Anang Sudarna mengungkapkan strategi perbaikan DAS Citarum, yakni dengan meningkatkan kapasitas kelembagaan dan pertisipasi masyarakat cinta lingkungan.

“Ini ditunjang dengan adanya fasilitasi dan pendampingan Eco-Village, pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dengan adanya pembinaan dan pemantauan industri dan program Dekosentrasi serta binwasdal (pembinaan, pengawasan, dan pengendalian),” papar Anang. 

“Penegakan hukum secara konsisten dengan adanya pengawasan dan penyelesaian kasus pencemaran/perusakan lingkungan hidup di Jawa Barat juga merupakan salah satu strategi,” tambahnya.           

Selain Citarum, sungai lainnya di Jawa Barat sudah sangat tercemar. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Jawa Barat mencatat baku mutu air sungai sudah masuk kategori D atau sangat buruk atau kritis.

“Kondisi baku mutu air sangat memprihatinkan, kita sudah menyikapi ini dengan melakukan verifikasi dan identifikasi sumber sumber air,” kata Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan Dinas PSDA Jawa Barat Andri Heryanto, Kamis, 19 Maret 2015.

Andri menjelaskan, banyak hal yang menyebabkan baku mutu air sungai di Jawa Barat sangat buruk, salah satunya masalah pencemaran.

“Di mana banyak industri dan rumah tangga yang membuang limbah ke sungai, sehingga hal tersebut merusak baku mutu air sungai,” kata dia.

Pencemaran sungai di Jawa Barat, lanjut Andri,  terjadi di sekitar kawasan industri seperti Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Karawang, dan Bekasi. Ia mengaku telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi kerusakan baku mutu air sungai di Jawa Barat. Tapi hal itu bukan hal yang mudah.

“Upayanya tidak semudah membalikkan tangan, bagaimana air dikembalikan bersih dan normal, dulu mandi enak, sekarang mandi di sungai sudah segan,” ucapnya. 

Ia menekankan, perlunya kerja keras dan keterlibatan semua pihak, terutama pelaku industri untuk memperbaiki kualitas air  sungai di Jawa Barat. 

“Selama ini banyak industri yang membuang limbah pabrik ke sungai tanpa diolah dengan menggunakan IPAL, sehingga mencemari lingkungan dan air sungai,” katanya.

Pada Citarum warga bertumpu

Sementara itu, belum selesai juga program penyelematan Citarum, warga tampak tak khawatir dengan kondisi sungai berpredikat limbah itu. Wakil Gubernur Deddy mengungkapkan, masyarakat malah ikut mencemari dirinya sendiri dengan mandi di sungai itu. 

“Ada yang pernah berendam di Sungai Citarum, itu mandi 100 ton tinja. Sehat enggak? Sampai rumah garuk-garuk,” ujarnya.

Nah, ada usul untuk pemerintah dan warga Jawa Barat agar Citarum bisa kita selamatkan bersama? —Rappler.com

 

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!