US$ 500 ribu untuk ISIS Indonesia ‘dikirim dari Australia’

Febriana Firdaus

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

US$ 500 ribu untuk ISIS Indonesia ‘dikirim dari Australia’
Selain aliran US$ 500 ribu, ada bisnis bahan kimia beromset Rp 7 miliar yang diduga terkait dengan ISIS.

 

JAKARTA, Indonesia — Transaksi mencurigakan jaringan terorisme Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di dua negara, Indonesia dan Australia, terendus oleh badan intelejen keuangan negara. Sumber menyebut dana US$ 500 ribu (Rp 6,4 miliar) dikirim oleh seorang simpatisan ISIS di Australia ke seorang terduga teroris di Indonesia.   

Wakil Ketua Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keuangan (PPATK) Agus Santoso membenarkan ihwal temuan tersebut. Pelacakan terhadap rekening dilakukan setahun lalu. Saat itu, kata Agus, PPATK Indonesia dan Australia mengadakan kerjasama dalam 3 bidang, termasuk pengiriman uang terkait terorisme. 

“Laporan Hasil Analisis (LHA) pertama terkait terorisme sudah kami kirimkan ke Detasemen Khusus 88 akhir tahun lalu,” kata Agus pada Rappler, Rabu, 25 Maret 2015.

Dari mana uang itu berasal?

Soal LHA itu, Agus enggan menyebut jumlah transaksi yang ditemukan. “Ribuan US Dollar,” katanya singkat. Pelacakan tersebut dilakukan untuk transaksi 3 tahun terakhir, yakni 2011 hingga 2014.

Agus menjelaskan, kiriman duit itu berasal dari oknum di Australia bukan lewat bank, melainkan money transmitter. Ia tak bisa memastikan, apakah pihak pengirim terkait dengan ISIS atau warga negara Australia.

Akan tetapi, seorang sumber Rappler mengatakan bahwa, total jumlah uang yang mengalir total sekitar US$ 500 ribu. Uang tersebut dikirim oleh seorang simpatisan ISIS di Australia.

Siapa terima aliran duit terkait terorisme itu?

Kemudian di Indonesia, ujar Agus, uang tersebut diterima nama pemilik akun bank yang diduga terkait dengan jaringan teroris. Tapi ia menolak menyebut siapa terduga yang dimaksud.

Menurut Agus, pengiriman duit terkait terorisme itu memakai model many to one, one to many. Artinya duit berasal dari satu orang, kemudian dipecah ke banyak orang. Kemudian kembali masuk ke rekening satu orang saja, dan kembali disebarkan ke banyak orang.

Agus selanjutnya menolak menyebut berapa banyak akun bank yang digunakan untuk mentransfer uang tersebut, tapi sumber Rappler menyebut uang US$ 500 ribu tersebut dikirim dalam pecahan puluhan juta rupiah. 

Dana tersebut untuk apa? 

Sumber tersebut juga menyebut penampung dana tersebut terkait dengan 6 terduga fasilitator ISIS yang ditangkap beberapa hari lalu. “Bukan di rekening mereka, tapi ada keterkaitannya,” katanya.

(BACA: Densus 88 tangkap 6 terduga fasilitator ISIS)

Selain dana ribuan dolar tersebut, menurut Agus, PPATK juga mengendus aliran dana mencurigakan Rp 7 miliar. Dana itu terendus pada semester II tahun 2014. Dana itu berbentuk omset bisnis bahan kimia.

“Ini berbahaya sekali, mestinya lebih waspada memberikan izin pengawasan,” kata Agus. Agus mengaku khawatir bisnis itu disalahgunakan untuk pembuatan bom misalnya.

“Mestinya ada pembatasan pembelian bahan kimia dalam jumlah besar,” kata Agus mengingatkan.

(BACA: ISIS returnees likely behind Indonesia chlorine bomb: police

Otoritas berwenang juga seharusnya, tak memberikan izin perdagangan saja. Tapi ikut mengawasi kegiatan perdagangan tersebut.

Selain itu, duit itu juga diduga dicuci pada bisnis penjualan buku dan obat-obatan.

Bakal ada temuan baru soal dana terorisme

Agus menyatakan, temuan kali ini masih dari 1 LHA saja. “Data bergerak dinamis, berkembang setiap saat,” katanya. Jika ada permintaan dari BNPT dan Badan Reserse Kriminal Polri, PPATK akan bergerak.

Untuk melakukan pendalaman menyeluruh, kata Agus, PPATK, akan mengirim personelnya kembali ke Australia dalam waktu dekat. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!