Indonesia

Tiga terduga ISIS: Penjual kopi, pengelola pesantren, dan juragan bakso

Dyah Ayu Pitaloka

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Tiga terduga ISIS: Penjual kopi, pengelola pesantren, dan juragan bakso
Ketiga terduga anggota ISIS yang ditangkap Densus 88 telah ditetapkan sebagai tersangka. Ketiganya dijerat UU Terorisme.

 

MALANG, Indonesia — Detasemen Khusus 88 kembali menangkap seorang yang diduga terlibat Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Malang, Jawa Timur.

Ahmad Junaedi ditangkap pada Rabu malam, 25 Maret 2015, tak lama setelah Densus 88 menangkap dua terduga anggota ISIS lainnya, Abdul Hakim Munabari dan Helmi Alamudi. 

Ketiganya kembali ke Indonesia pada  2014 setelah menjalani pelatihan di kamp di Suriah yang diberikan oleh Abu Jandal. 

“Mereka rata-rata tinggal selama 6 bulan di Suriah sebelum kembali ke Indonesia,” kata Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur Inspektur Jenderal Anas Yusuf, Kamis, 26 Maret 2015. 

“Sampai sekarang belum ada keterlibatan dengan tindakan teror di Indonesia.”

Mereka dijerat dengan pasal 15 Jo pasal 7 UU no 15 tahun 2003 tentang Tindak Pidana Terorisme.

(BACA: Pulang dari Suriah, rekan Abu Jandal dibekuk di Malang)

Abu Jandal, yang merekrut ketiganya, bukan sosok yang asing lagi. Ia pernah muncul di di video Youtube berjudul “Ancaman wahabi terhadap Polisi, TNI dan Densus 88, Banser” yang diunggah akun al-faqir ibnu faqir pada 24 Desember 2014.

Pada Juni 2014, dia kembali muncul dalam video di Youtube berjudul “Tahridhul Hijrah Wal Jihad”. Ia menyerukan jihad bersama ISIS ke Suriah, dan mengajak umat muslim Indonesia untuk merapat ke Irak.

 

Siapa ketiga orang ini?

1. Abdul Hakim Munabari, si penjual kopi

Hakim (45) adalah orang yang mengunggah video perekrutan ISIS ke Youtube. Sehari-hari dia bekerja sebagai penjual kopi bubuk, yang dikenal dengan nama Kopi Maroko.

“Kalau ada yang beli ya diantar, kadang ke toko-toko. Ya jual kopi bubuk, kopi rempah atau madu,” kata Kamelia, adiknya Hakim.

Hakim tinggal bersama istri, dua orang anak yang masih kecil, dan dua saudara perempuan di sebuah rumah di Jalan Ade Irma Suryani.

Menurut Kamelia, adik Hakim, ia dikenal sebagai pria yang pendiam di keluarganya. Namun demikian, tidak ada yang aneh dengan Hakim. Ia rajin beribadah di masjid sekitar rumahnya.

Dia bersekolah dari TK hingga SMA di Malang, lalu kemudian sempat merantau ke Malaysia. Pada Agustus 2013, Hakim pergi ke Suriah dan tinggal di sana selama 6 bulan. 

Hakim ditangkap pertama oleh Densus 88 di warung internet di Jalan Arif Margono pada pukul 10.00 WIB. 

 

2. Helmi Alamudi, pengelola pesantren

Helmi (51) tinggal di Jalan Soputan, Kecamatan Sukun Malang. Ia mengelola pesantren di Jalan Mega Mendung. Ia diduga bertindak sebagai fasilitator untuk memberangkatkan pengikut ISIS dari Jawa Timur ke Suriah.  

Helmi tinggal bersama istri dan tiga anaknya di rumah milik mertuanya.

“Dia ditengarai sudah memberangkatan 18 WNI ke Suriah,” kata Anas. 

Ia ditangkap polisi pada pukul 11.00 WIB di Taman Agung, Jalan Arif Margono.

 

3. Ahmad Junaedi, si juragan bakso

Ahmad Junaedi (34) bekerja sebagai juragan bakso. Ia tinggal di sebuah rumah kontrakan di Dusun Tumpak Lengkong. 

Sama dengan Hakim, Junaedi (34) juga mengunggah video untuk merekrut anggota baru ISIS ke Youtube.  Ia sempat bergabung dengan ISIS di Suriah pada 2014. 

“Dia berada lima bulan di sana dan mendapat pengetahuan militer seperti bongkar pasang senjata, merakit bom dan teknik lain. Juga pelatihan ideologi,” kata Anas. 

Dia ditangkap di perempatan Pasar Gadang, Kedungkandang, pukul 18.30 WIB. 

 

Modus rekrut anggota baru 

Menurut Anas, mereka bertiga merekrut anggota baru dengan memberikan janji uang bulanan dari US$ 100 sampai $500.

“Jumlah akan meningkat naik jika telah membunuh atau meledakkan sesuatu,” kata Humas Polda Jawa Timur Kombes Awi Setiono. “Kalau sudah membunuh atau meledakkan nanti bisa dapat rumah, meskipun ternyata janjinya tidak sesuai dengan kenyataan.”

Sasaran anggota ISIS adalah siapapun yang mudah tergiur dengan janji ekonomi itu. 

“Jangan mudah tergiur dengan janji-janji ekonomi, karena kenyataannya tidak sesuai dengan janji,” katanya. — Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!