Indonesia

‘Cambukan’ pengantar kesuksesan Anggun

Johana Purba

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

‘Cambukan’ pengantar kesuksesan Anggun
Penyanyi kawakan Anggun berbagi cerita kesuksesannya meniti karir sebelum masa Internet. Apa kiat sukses Anggun di industri musik nasional dan internasional?

Puluhan tahun berkarir di dunia hiburan, penyanyi Anggun Cipta Sasmi tahu betul sakitnya ‘cambukan’ yang akhirnya menempa dirinya menjadi seperti sekarang. 

“Pelajaran buat aku, segala sesuatu itu berubah,” kata Anggun kepada Rappler baru-baru ini.

“Di Indonesia aku sudah bikin 6 album, punya label sendiri, sering tur dan bikin show dan orang-orang banyak datang menonton. Di sana (ketika pindah ke Prancis) aku nggak ada apa apanya,” bebernya. 

Keputusannya untuk pindah ke Prancis di awal tahun 90an adalah cambukan keras bagi pelantun lagu Tua-Tua Keladi ini. 

“Cambukan di situ, harus mulai dari bawah. Kasih tahu sama orang, ‘Halo, nama saya Anggun dari indonesia, dan saya bisa ini-itu,” imbuhnya. 

Karir yang dia bangun selama bertahun-tahun di Indonesia tidak berarti apa-apa di Eropa. Anggun merangkak dari bawah, mencari peluang agar suaranya didengar. Dia pun memilih jalur world music untuk mendobrak industri musik Eropa dan melahirkan lagu Snow on The Sahara

Ibu satu anak ini pun menempa diri menjadi musisi serba bisa. “Aku baru sadar bahwa nyanyi aja tidak cukup, bahwa harus nyanyi dan punya dunianya, dan supaya orang tahu musik kamu seperti apa dan ada di mana, karena penyanyi ada banyak. Maka menulis lagu lah, karena disitu ada kekuatan,” bukanya terang-terangan. 

Mengarang lagu bukan hanya sembarang menulis balada cinta. Tantangannya adalah menciptakan lagu yang punya pesan dan identitas yang membuat dirinya dikenal. 

Bermodal bakat dan karya, Anggun boleh dibilang sebagai salah satu penyanyi Indonesia yang berhasil di dunia internasional. 

Wanita berusia 40 tahun ini merintis karir dari penyanyi anak-anak, sampai kini menjadi penyanyi berkelas internasional. Dia tidak hidup di zaman Internet dengan segala kemudahan untuk jadi bintang. 

“Aku melihat dunia hiburan jauh lebih luas, lebar, segala suatu saja bisa masuk, apalagi dengan adanya reality show, seperti ajang talent show seperti ini (Asia’s Got Talent) yang memiliki substansi, atau reality show yang nggak ada isinya sama sekali. Dengan adanya YouTube dan media sosial yang kian luas, membuat sekarang kita kalau ngomong ‘go international’ sudah kuno, karena tiap orang bisa jadi fenomena sosial. Buat satu video, jadi fenomena 2 hari atau 15 hari,” kata juri ajang pencarian bakat Asia’s Got Talent musim ini.

(BACA: Anggun wakili Indonesia jadi juri Asia’s Got Talent)

Dia mencontohkan Justin Bieber atau Carly Rae Jepsen yang besar karena sosial media. Namun tidak semua orang punya peluang macam itu. Begitu juga One Direction atau Kelly Clarkson yang lulusan ajang pencarian bakat. 

“Benar kata Andy Warhol dulu, banyak orang yang akan punya 15 minutes of glory. Sayangnya kebanyakan mereka cari sensasi, dan kalau melihat dari isi hiburan reality show yang nggak ada substansinya, lihat ada orang terkenal kaya raya tanpa punya bakat apa apa, ini yang aku sayangkan,” ucap mantan juri X-Factor Indonesia.

Anggun C. Sasmi resmi menjadi juri Asia’s Got Talent bersama David Foster, Melanie C., dan Vanness Wu. Foto oleh Asia’s Got Talent

Dia mengingatkan, setiap penampil harus memiliki bakat. Jangan cuma modal tampang dan sensasi semata. “Sekarang ini reality show sudah jadi pop culture, mau tidak mau kita harus ikut andil. Selama saya jadi juri, saya menggarisbawahi bakat, segala sesuatu harus ada bakat. Masa cita-cita hidup mau jadi Kardashian?” tandasnya, menyindir sosialita Kim Kardashian dan keluarganya yang ngetop melalui serial TV Keeping Up With The Kardashians. 

Anggun adalah seorang ibu, penyanyi, UN Goodwill Ambassador, dan seorang Indonesia. Meski lebih sering tinggal di luar negeri dan memiliki kewarganegaraan Prancis, dia tetap bangga sebagai orang Indonesia. 

“Jadi orang Indonesia itu bukan cuma pakai batik, namun bagaimana kita bersikap,” ucapnya bangga.

Sebagai seorang model iklan shampoo, Anggun tidak sekadar menjaga rambutnya tetap hitam, namun perilakunya senantiasa anggun seperti namanya. Dia tidak pernah hadir karena sensasi, melainkan dengan karya. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!