Hari keempat KAA: PBB, Swedia, Korut, Palestina

Adelia Putri

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Hari keempat KAA: PBB, Swedia, Korut, Palestina
Hari keempat KAA dimulai dengan pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) negara Asia Afrika dan diselingi oleh berbagai pertemuan bilateral.

JAKARTA, Indonesia — Hari keempat Konferensi Asia Afrika (KAA) telah berakhir. Hari ini, Rabu, 22 April, dimulai dengan pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) negara Asia Afrika dan diselingi oleh berbagai pertemuan bilateral.

Berikut ini beberapa kejadian terpenting pada hari ini:

1. Jokowi ingin PBB yang lebih adil

Dalam pidato pembukaan KTT, Presiden Joko “Jokowi” Widodo menyampaikan perlunya reformasi dalam tubuh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), khususnya dalam bidang perwakilan dan pemungutan suara di Dewan Keamanan. Ia mengatakan bahwa ketidakseimbangan yang selama ini terjadi di dunia diperparah oleh PBB yang tidak berdaya ketika diatur oleh negara-negara kaya. 

(BACA: Jokowi serukan reformasi PBB dalam pidato KAA)

2. Swedia janji bantu Indonesia dan negara lain dukung Palestina

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bertemu dengan Meteri Luar Negeri Swedia Margot Wallström, Rabu siang. Swedia hadir di KAA dalam kapasitas sebagai negara pengamat. Keduanya membicarakan dukungan atas kemerdekaan dan pengakuan Palestina. Swedia adalah salah satu negara Eropa pertama yang mengakui kedaulatan Palestina.

Pengakuan tersebut memang membawa masalah tersendiri bagi Swedia. Namun, nampaknya upaya diplomatik sudah dilakukan untuk memperbaikinya.

Kami mendapat kritikan dari pihak Israel ketika kami mengakui kemerdekaan Palestina, tapi Duta Beasr Israel sudah kembali ke negara kami. Jadi, kami berharap bisa memperbaiki hubungan diplomatik kami,” kata Wallström. “Kami bersama Indonesia akan membantu Palestina. Kami memiliki sejumlah projek untuk membantu Palestina.”

Jenis dukungan seperti apa yang dimaksud?

“Kami telah meningkatkan dukungan kami terhadap Palestina dalam berbagai proyek pembangunan, dan mereka juga telah concern terhadap masalah investasi, masalah perubahan iklim, energi, dan juga mengenai kewirausahaan, demokrasi, dan hak asasi manusia, serta pemberdayaan wanita di Palestina,” jelas Wallström.

Indonesia akan bekerja sama dengan Swedia  untuk memberikan pelatihan pembangunan kapasitas sumber daya manusia di Palestina.

3. Kim Jong-nam: AS negara paling seenaknya

Korea Utara adalah salah satu negara yang paling ditunggu-tunggu kehadirannya di KAA. Meskipun presiden Kim Jong-un tak dapat hadir, Korea Utara menghadirkan Kepala Presidiumnya Kim Jong Nam ke Jakarta. Selain menyampaikan dukungan dan komitmennya pada kerja sama Asia Afrika, Kim Jong-nam memberikan suatu pandangan yang menarik. Bukan tentang Asia Afrika, tapi tentang Amerika Serikat.

“Semenanjung Korea telah menjadi wilayah paling tegang di dunia. Telah terjadi konfrontasi di kawasan tersebut. Pada 2015, AS sudah terlalu banyak melakukan latihan militer di kawasan. AS menekan kami dengan embargo. AS sudah bertindak seolah-olah mereka raja. Padahal, AS adalah negara dengan pelanggaran HAM terberat dan mereka mengembangkan senjata nuklir terbesar di dunia. Mereka terus menggempur kami secara politik maupun ekonomi,” katanya.

“Kami ingin warga Korea Utara ingin bisa hidup damai.”    

4. Berbagai pertemuan bilateral

Presiden, wakil presiden, dan jajaran menteri Indonesia melakukan berbagai pertemuan bilateral. Beberapa yang sempat tertangkap kamera adalah Indonesia-Jordan, Indonesia-Tiongkok, Indonesia-Jepang, dan Indonesia-Filipina. Sayangnya, tidak banyak keterangan yang bisa didapat mengenai pertemuan-pertemuan tersebut. 

Wakil Presiden Jusuf Kalla berbagi tentang pertemuannya dengan Wapres Filipina Jejomar Binay. Salah satu topik yang dibahas adalah eksekusi terpidana mati warga negara asal Filipina, Mary Jane Fiesta Veloso. Kata Kalla, tak ada permintaan spesial yang datang dari Binay.

“Tentu wajar saja, sama saja kalau ada warga kita yang kena masalah, tentu pimpinan juga lobi. Saya bicara dengan Wakil Presiden Filipina soal keluarga yang akan jalani hukuman itu. Tapi, mereka hormati hukum hukum kita, tapi juga meminta suatu pelaksanaan kemanusiaan,” kata Kalla.

5. PM Jepang Abe bertemu Presiden Tiongkok Xi Jinping

Presiden Jokowi menyambut PM Jepang Shinzo Abe di KAA, Jakarta, 22 April 2015. Foto oleh Wahyu Saputro/aacc/Rappler  

Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping. Tidak ada keterangan mengenai pertemuan ini, namun pemerintah Indonesia melihat pertemuan tersebut sebuah hal yang positif.

“Kita senang kedua negara bisa bertemu. Itulah salah satu tujuan konferensi ini,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir.

6. Pertemuan Organisasi Konferensi Islam (OKI)

Presiden Jokowi menyambut Presiden Iran Hassan Rouhani di KAA, Jakarta, 22 April 2015. Foto oleh Wahyu Putro/aacc/Rappler

Perwakilan dari 46 negara anggota berkumpul untuk membahas masalah-masalah yang dihadapi saat ini. Semua perwakilan hadir, minimal menteri luar negeri masing-masing negara.

“Tadi sudah diadakan pertemuan dgn negara-negara OKI dan semua sangat memberikan respon dan terima kasih, dan semua meminta peranan Indonesia lebih besar terhadap masalah-masalah dalam negara Islam,” ujar Wapres Jusuf Kalla.

Permasalahan pokok yang dibicarakan adalah Palestina, terorisme dan radikalisme, dan konflik negara-negara Islam. 

“Indonesia diminta bantu Palestina, tapi Palestina harus bersatu juga,” ujar Kalla. “Yang kedua, menghadapi terorisme dan radikalisme. Tentu kita harus bekerja sama dengan tujuan yang baik.”

“Ketiga, masalah konflik terhadap negara-negara Islam. Kita harus bersama membantu menyelesaikannya secara damai.”

Negara-negara OKI setuju membentuk sebuah satuan tugas untuk mengatasi konflik. Hal ini akan dibicarakan dalam pertemuan lanjutan nantinya.—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!