Serangan balik PSSI: stop semua kompetisi

Dyah Ayu Pitaloka, Mahmud Alexander

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Serangan balik PSSI: stop semua kompetisi
Setelah dibekukan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) per 17 April 2015, Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) melakukan serangan balik: semua aktivitas liga sepak bola di Indonesia dihentikan. Pertunjukan adu kuat.

JAKARTA, Indonesia— Keputusan mengejutkan itu datang dari rapat Executive Committee (Exco) di kantor PSSI, Sabtu, 2 Mei. Regulator sepak bola Indonesia tersebut, memutuskan bahwa seluruh kompetisi di bawah mereka berhenti. Statusnya, tidak selesai.

“Setelah melihat kondisi yang ada, maka Exco PSSI memastikan keadaan force majeure. Ini di luar kehendak PSSI. Karena itu, seluruh kompetisi di bawah PSSI dihentikan,” kata wakil ketua umum PSSI Hinca Pandjaitan usai rapat Exco. 

Dengan keputusan tersebut, maka dipastikan jika kompetisi Indonesia Super League (ISL) atau Liga QNB 2015, dihentikan. Hal ini berlaku untuk semua kompetisi lainnya di bawah lembaga pimpinan La Nyalla Mattalitti tersebut termasuk Divisi Utama 2015.

CEO PT Liga Indonesia (PT LI) Joko Driyono menyatakan, semua laga yang telah dijalani semua klub dianggap tidak tidak ada. “PSSI memutuskan hentikan semua kompetisi. PT LI,  sebagai operator ISL dan DU, menganggap kompetisi tidak ada, finished incomplete,” tegasnya.

Kondisi ini pun memaksa PSSI tak memiliki juara untuk musim kompetisi ISL 2015. Tapi, untuk klub yang akan mewakili Indonesia di ajang kompetisi antar klub Asia, yang berhak adalah juara dan runner up pada musim sebelumnya. Mereka adalah Persib Bandung dan Persipura Jayapura. 

Sebelumnya, sebagai tindak lanjut pembekuan PSSI, Menpora Imam Nahrawi memerintahkan PT LI sebagai operator liga untuk melanjutkan kompetisi. Hal itu diungkapkan saat dia mengundang perwakilan 18 klub dan PT LI ke gedung Kemenpora pada Senin, 27 April.  Tapi, Joko tak menurutinya. “Kami harus berkonsultasi dengan Exco PSSI,” katanya. 

Rupanya “konsultasi” itu sudah membuahkan hasil, yakni membatalkan semua kompetisi. PSSI yang dibekukan Kemenpora balik menyerang dengan menyatakan kompetisi dihentikan. 

Joko beralasan bahwa dia tak bisa menggelar kompetisi begitu saja. Sebab, wewenang kompetisi ada di tangan PSSI. Begitu juga ISL. Dia harus meminta persetujuan di Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT LI yang kepemilikan sahamnya dikuasai klub. 

Menghentikan kompetisi bisa dianggap serangan telak PSSI kepada Menpora. Dengan kompetisi berhenti, klub bisa punya alasan untuk melepas semua beban kontrak mereka kepada para pemain. Apalagi, dalam klausul kontrak disebutkan bahwa klub bisa melepas tanggung jawab jika liga terhenti karena force majeur 

Hinca mengakui bahwa ini adalah perlawanan mereka terhadap kebijakan Menpora. “Mereka yang bikin kaya gini, ya sekarang kita yang mainkan,” kata Hinca.

Segendang sepenarian dengan Hinca, media officer Arema Cronus Sudarmaji ikut-ikutan menyalahkan Menpora. “Dia yang jadi penyebab izin dari Polri tidak keluar dan pembekuan federasi,” katanya.

Meskipun begitu, keputusan tersebut tidak berlaku untuk persiapan timnas SEA Games 2015 yang akan berlaga di Singapura. PSSI memastikan semua program masih berlanjut sesuai dengan jadwal. Program kerja PSSI lainnya terkait dengan pengembangan usia muda dan pengembangan sepak bola di asosiasi provinsi, tetap dijalankan. — Rappler.com

 

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!