IN PHOTOS: Perjuangan Doctors Without Borders

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

IN PHOTOS: Perjuangan Doctors Without Borders
Doctors Without Borders, menembus batas demi mereka yang membutuhkan pertolongan dan tidak mampu mendapatkannya

JAKARTA, Indonesia — Mahatma Gandhi pernah berkata “humanity is my religion”. Ia menegaskan dalam kalimat ini bahwa di atas berbagai identitas yang melekat pada diri kita, terdapat kemanusiaan sebagai perekat.

Prinsip yang sama pada 1971 telah menginspirasi 13 orang dokter, tenaga medis dan jurnalis untuk mendirikan Medicins Sans Frontieres atau dalam Bahasa Inggris, Doctors Without Borders.

Doctors Without Borders adalah organisasi kemanusiaan internasional non pemerintah dan non militer yang berfokus memberikan pertolongan medis untuk mereka yang membutuhkan namun karena berbagai sebab tidak memiliki akses untuk mendapatkannya.

Dalam menjalankan misi ini, mereka harus berjuang melampaui berbagai batas, mulai dari suku, ras hingga batas geografis antar negara, sesuatu yang di masa lalu jauh lebih sulit untuk dilakukan.

“Ini sangat sederhana, kami pergi kemana pasien membutuhkan kami. Namun di masa lalu ini merupakan konsep yang revolusioner karena masih adanya berbagai batas dalam melakukannya. Bukan kebetulan jika kami menamai organisasi ini dokter tanpa batas,” kata salah satu pendiri Doctors Without Borders, Bernard Kouchner, di laman situs resmi mereka.

Perjalanan Doctors Without Borders selama 4 dekade ini telah melahirkan berbagai karya, inspirasi dan pembelajaran. Sebagian darinya, terekam dalam foto-foto berikut ini:

Tahun 1991: Doctors Without Borders merupakan satu-satunya badan bantuan di ibukota Somalia, Mogadishu yang dilanda perang. MSF membantu para korban perang sipil, serta para pengungsi di negara-negara tetangga. Foto oleh: Olivier Merlet/MSF

Tahun 2013: Doctors Without Borders di Filipina saat menolong para korban Topan Haiyan, Topan terkuat dalam sejarah Filipina. Foto oleh: MORALES /MSF

Tahun 2014: Suasana krisis medis yang kronis di Republik Afrika Tengah. Doctors Without Borders harus berjuang memberikan pertolongan di tengah tersebarnya teror dan rasa takut. Foto oleh: Camille Lepage/Polaris

Foto-foto di atas bersama dengan berbagai foto menarik lain bisa disaksikan langsung dalam acara pameran bertajuk “Witnessing the World: The Journey of Doctors Without Borders (MSF)” yang diselenggarakan untuk memperingati 44 tahun perjalanan Doctors Without Borders. 

Pameran ini telah berlangsung dari 11 Mei dan masih akan berlangsung hingga 17 Mei di pusat perbelanjaan Pacific Place.

Bersamaan dengan berlangsungnya pameran, akan dilangsungkan pula pemutaran film pada Sabtu 16 Mei. Film Access to the Danger Zone akan diputar dari pukul 14.00 sampai15.30 WIB. Sedangkan film Living in Emergency: Stories of Doctors Without Borders diputar pada malam harinya dari pukul 19.00 sampai 21.30 WIB — Rappler.com

 

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!