SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
KUALA LANGSA, Indonesia — Anak-anak itu masih tak mengerti apa-apa. Mereka tak tahu apa yang sedang terjadi di sekitar mereka, atau mengapa ada ratusan pengungsi dari Bangladesh dan Myanmar di dalam tenda-tenda beralaskan terpal di Kuala Langsa, Aceh Utara.
Mereka hanya mengikuti orang tua mereka mencari kehidupan yang lebih baik di negeri seberang. Anak-anak Rohingya ini dibawa oleh ibu-ibu mereka untuk menemui suami yang sudah lebih dulu mendapat pekerjaan di Malaysia.
Selama kurang lebih 3 bulan pengungsi Rohingya ini terombang-ambing di laut, tak ada makanan dan minuman. Banyak dari anak-anak ini yang menderita dehidrasi.
Wajah-wajah mereka tampak lesu dan bingung. Tubuh mereka kurus kering. Tapi mata mereka membelalak ketika ada yang mengajak bermain.
Pengungsi pun pada Minggu, 17 Mei, dipindahkan ke sebuah gudang. Meski di dalam gedung udaranya panas akibat banyak pengungsi, anak-anak kecil ini tetap bermain riang karena berbulan-bulan lamanya mereka terapung-apung di laut.
Berikut sekilas gambaran yang diabadikan oleh reporter Rappler Febriana Firdaus di kamp pengungsian Kuala Langsa.
—Rappler.com
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.