Debat Menteri ESDM dan SBY pun terus berlanjut

ATA

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Debat Menteri ESDM dan SBY pun terus berlanjut

AFP

Sudirman mengatakan bahwa upaya pemberantasan mafia migas pada pemerintahan sebelumnya hanya berakhir di kantor presiden, karena SBY dinilai tidak mendukung

 

JAKARTA, Indonesia — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said menegaskan kembali pernyataannya yang kontroversial tentang mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. 

“Berkaitan dengan Petral dan sebagainya, saya kira tidak ada keputusan besar dan penting yang tidak melibatkan pimpinan tertinggi negara,” kata Sudirman, Selasa, 19 Mei. “Begitu pun pada waktu saya memutuskan atau mendorong keputusan pembubaran Petral.”

Pernyataan Sudirman tersebut adalah tanggapan terhadap klarifikasi SBY yang mengatakan dia tidak pernah ditanya soal pembubaran Petral ketika dia masih menjabat sebagai presiden. 

Pemerintah belum lama membubarkan Pertamina Energy Trading Limited (Petral), anak usaha Pertamina, karena ditengarai menjadi tempat bertumbuhnya mafia migas. Sejak Januari 2015, Integrated Supply Chain (ISC) sudah mulai menggantikan peran Petral. Langkah ini disebut bisa menghemat uang negara hingga US$ 22 juta. 

Sudirman tuding SBY tidak mendukung upaya pemberantasan mafia

Percikan antara Sudirman dengan SBY diawali pada Minggu, 17 Mei. Dalam sebuah acara diskusi terkait energi, Sudirman mengatakan bahwa ada upaya untuk menyelesaikan kasus mafia, namun terhalang oleh pemerintah. 

“Beliau (Jokowi) bertanya banyak hal termasuk soal mafia. Saya jawab, ‘Pak, sebetulnya dahulu banyak kegiatan inisiatif baik dari Pertamina namun selesai di sini. Di mana? Di kantor presiden, karena presiden (SBY) tidak mendukung’,” kata Sudirman sebagaimana dikutip oleh kompas.com

Tak hanya Sudirman, mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri juga mengakui bahwa sudah ada upaya pembubaran Petral sejak 2006, saat Dahlan Iskan masih menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 

“Dulu Pak Dahlan mau bubarkan Petral, tapi ada kekuatan besar. Yang ada Pak Dahlan bilang, tiga kali dipanggil SBY,” kata Faisal. 

SBY mengaku tidak pernah ditanya soal Petral

Yudhoyono dalam serangkaian tweet-nya pada Senin, 18 Mei, mengatakan dia terkejut dengan pernyataan Sudirman yang dinilainya mendiskreditkan dia. Dia meminta Sudirman untuk mengklarifikasi, karena SBY justru mengaku berupaya memberantas penyimpangan. 

“Tidak ada yang mengusulkan ke saya agar Petral dibubarkan,” demikian isi tweet-nya. “Saya ulangi, tidak ada. Kalau ada pasti sudah saya tanggapi secara serius.”

Menurut SBY, dia akhirnya bicara dengan mantan Wakil Presiden Boediono dan 5 menteri terkait, menanyakan apakah pernah ada usulan pembubaran Petral. 

“Semua menjawab tidak pernah ada. Termasuk tidak pernah ada 3 surat yang katanya dilayangkan oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan,” kata SBY.  “Selama jadi presiden, saya tidak pernah mengintervensi BUMN manapun. Termasuk urusan tender & bisnisnya. Yang penting jangan korupsi.”

Demokrat ancam tempuh jalur hukum

Ketua (demisioner) DPP Partai Demokrat Didik Mukrianto meminta Sudirman untuk mengklarifikasi tuduhannya.

“Kami (DPP Demokrat) masih berikan batas waktu tertentu untuk klarifikasi yang bersangkutan sebelum menempuh upaya hukum,” kata Didik sebagaimana dikutip Republika, Selasa, 19 Mei.  

Dia juga meminta anggota fraksi partai untuk memanggil Sudirman dan meminta penjelasan. 

Ketua Fraksi Demokrat DPR RI Edhie “Ibas” Baskoro Yudhoyono mengatakan bahwa Sudirman berupaya mengadu domba SBY dengan Presiden Joko “Jokowi” Widodo. 

“Yang dinyatakan Pak Sudirman Said adalah sebuah kebohongan besar dan tidak benar. Janganlah Pak Menteri menjadi zalim dengan memberikan informasi yang menyesatkan ini!” kata Ibas sebagaimana dikutip oleh Gatra, Selasa, 19 Mei. 

“Janganlah bersikap seperti ‘pahlawan kesiangan’ yang seolah-olah sudah melakukan banyak, apalagi menuding pemerintahan yang sebelumnya sudah jelas sangat konsisten memberantas mafia migas.”

Sudirman minta masalah jangan diperpanjang

Meski mengatakan bahwa pernyataan mendapat sambutan dari banyak pihak dan membuat banyak pihak jadi melek, Sudirman mengatakan untuk tidak memperpanjang masalah. 

“Jadi kira-kira itu tanggapan saya, mohon tidak diperpanjang,” katanya. “Karena sebetulnya, yang kita lakukan semata-mata menata hal yang waktunya harusnya sudah lama ditata. Dan itu bukan hanya Petral, soal eksplorasi, soal SKK Migas, soal bagaimana lokasi, itu semua yang sedang ditata. Itu yang harusnya lama sudah ditata.” — Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!