SUMMARY
This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.
JAKARTA, Indonesia (UPDATED) — Sanksi federasi sepak bola dunia (FIFA) untuk Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) akhirnya turun, Sabtu, 30 Mei 2015. Surat yang diteken Sekretaris Jenderal PSSI Jerome Valcke tersebut mengganjarkan 4 poin sanksi. Apa saja butir-butir sanksi tersebut?
- PSSI kehilangan hak keanggotaan FIFA
- Semua tim dari Indonesia (timnas maupun klub) tidak boleh melakukan interaksi sepak bola apapun di level internasional termasuk berpartisipasi di kompetisi FIFA dan AFC.
- PSSI tidak bisa mengikuti program pengembangan FIFA dan AFC seperti training dan kursus-kursus selama masa sanksi.
- PSSI tetap boleh berkompetisi di SEA Games sampai berakhirnya kompetisi tersebut.
Sanksi tersebut baru akan dicabut jika 4 poin ini dipenuhi.
- Executive Committee PSSI terpilih harus mengelola PSSI secara independen tanpa pengaruh dari pihak ketiga termasuk kementerian (Menpora) atau organisasi di bawahnya.
- Wewenang dan tanggung jawab dalam mengelola Timnas Indonesia dikembalikan ke PSSI.
- Tanggung jawab dalam kompetisi dikembalikan kepada orotitas PSSI atau organisasi di bawahnya (PT Liga Indonesia).
- Semua klub resmi yang berada di bawah PSSI bisa kembali berkompetisi di kompetisi PSSI.
Sanksi ini justru memancing pro kontra di Twitter. Namun, berdasarkan jajak pendapat @Bolanet, lebih banyak yang mendukung sanksi.
#SuaraBolaneters Sanksi FIFA = kiamat sepakbola Indonesia? RETWEET jika TIDAK SETUJU! FAVORITES jika SEPAKAT.
— Bola (@Bolanet) May 30, 2015
Alasan pendukung sanksi tersebut adalah, Menpora Imam Nahrawi dan Tim Transisi bisa leluasa melakukan reformasi tata kelola sepak bola nasional, termasuk jika harus mempidanakan para pengurus PSSI.
(BACA: Terinspirasi FBI, Tim Transisi siapkan laporan pidana untuk PSSI)
Selain itu, para netizen beargumen sanksi bukan akhir dari sepak bola Indonesia. Pemain dan klub tetap bisa hidup selama ada kompetisi. Karena itu, langkah Tim Transisi untuk menggelar Piala Kemerdekaan dan sejumlah kompetisi lainnya sejalan dengan keinginan tersebut.
Sanksi tak menghentikan Kompetisi. Liga tetap bisa berjalan. Pemain tetap bisa makan. Supporter ada hiburan. Tv itu gak ngangkat ini.
— Penunggu Tribun (@joretni) May 30, 2015
Bagaimana tanggapan Tim Transisi? Ketua Tim Transisi Bibit Samad Rianto belum menerima salinan surat tersebut. Karena itu, dia menolak berkomentar apapun.
“Saya belum dapat surat resminya. Ya, saya nggak mau komentar dulu. Kalau suratnya yang resmi sudah datang, baru saya komentar,” katanya. — Rappler.com
Add a comment
How does this make you feel?
There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.