Seperti apa kriteria ideal #capimKPK Kamu?

Febriana Firdaus

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Seperti apa kriteria ideal #capimKPK Kamu?

GATTA DEWABRATA

Punya integritas, berani, dan jujur, apalagi yang diharapkan dari seorang calon pimpinan KPK?

JAKARTA, Indonesia—Pendaftaran calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah resmi dibuka pada Jumat, 5 Juni oleh panitia seleksi. 

Lembaga antirasuah ini pun aktif mengkampanyekan pendaftaran tersebut melalui akun twitternya @KPK_RI dengan tagar #capimKPK.

Setelah proses pendaftaran ditutup pada 24 Juni, pada 27 Juni – 26 Juli 2015, Pansel KPK akan meminta pendapat masyarakat terkait calon-calon yang sudah mendaftar. Selanjutnya, penelaahan makalah, profil, penelusuran rekam jejak, dan wawancara para pendaftar akan diadakan pada 4 Juli – 27 Agustus. 

Pada 31 Agustus nanti, panitia seleksi akan menyerahkan nama-nama calon pimpinan (capim) ke Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo, dan dilanjutkan Jokowi ke Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).  

Lalu seperti apa kriteria ideal capim menurut para praktisi dan penggiat anti korupsi? Rappler mewawancarai Ketua KPK non aktif Abraham Samad hingga aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW) Lalola Easter Kaban pada Kamis, 4 Juni. 

Abraham Samad: Berintegritas, berani, dan jujur 

Abraham Samad berpose di depan mural di Jakarta. Foto oleh Adek Berry/AFP

Menurut Ketua KPK non aktif Abraham Samad, tak perlu muluk-muluk memilih seorang pimpinan KPK, tapi realistis. 

“Karena kita tidak mungkin menemukan seorang dewa. Kita tidak mungkin menemukan seorang malaikat untuk jadi pimpinan KPK. Karena yang jadi pimpinan KPK cuma manusia biasa,” katanya. 

Samad selanjutnya menyebut bahwa seorang pimpinan KPK hanya harus memiliki 3 kriteria, yakni punya integritas, keberanian, dan kejujuran. Tiga syarat itu adalah satu kesatuan. 

“Karena orang jujur, punya integritas tapi enggak berani. Untuk apa? Kalau enggak berani juga enggak jalan pemberantasan korupsi,” katanya.  

Terkait aspek integritas, Abraham mengatakan pimpinan KPK mendatang harus adil, arif, dan konsisten dalam memberantas korupsi.  

“Kalau 3 syarat itu tidak dimiliki, susah memimpin, karena banyak cobaan di dalam,” katanya. 

Johan Budi: tak mudah diintervensi 

Sumber: commons.wikimedia.org

Menurut pelaksana tugas pimpinan KPK Johan Budi SP, pimpinan periode mendatang harus berintegritas, berani, jujur, capable, dan kompeten. 

“KPK ini kan menangani perkara yang menyangkut kekuasan, sehingga ada tekanan, muncul godaan, karena itu diperlukan orang yang jujur, berani, biar KPK tidak diintervensi,” katanya. 

Novel Baswedan: Baik, berani, dan sederhana

Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan. Foto oleh Gatta Dewabrata/Rappler

Kepala Satuan Tugas Penyidik KPK Novel Baswedan juga punya kriteria tersendiri untuk calon-calon pimpinan KPK. 

“Dia semestinya memenuhi syarat-syarat normal, seperti orangnya yang baik, jujur, tidak pernah punya tendensi ekonomi dan politik,” katanya. 

Sebab penegakan hukum, terutama pemberantasan korupsi, banyak risikonya. Pimpinan mendatang harus lebih berani. 

“Idealnya, dalam rangka menegakkan kebenaran, sejarah membuktikan selalu ada musuh. Sehingga ketika ada risiko dimusuhi atau diserang balik, (orang) itu harus berani,” katanya. 

Tapi keberanian untuk menegakkan kebenaran itu harus diwujudkan dalam tindakan. “Bukan hanya berani teriak-teriak,” katanya. 

Kriteria lain adalah sederhana. “Karena sederhana itu penting.”

ICW: punya rekam jejak bersih

Peneliti Indonesia Corruption Watch Lalola Easter Kaban. Foto istimewa.

Peneliti ICW Lalola Easter Kaban menegaskan bahwa seorang pemimpin KPK berikutnya harus punya integritas yang jelas.

“Bisa dilihat dari rekam jejak yang clear,” katanya. “Tidak pernah menjadi kuasa hukum pemberantasan korupsi misalnya, atau tidak pernah menjadi ahli dalam perkara korupsi.” 

Berkaca dari kasus Abraham, seorang calon pimpinan KPK juga seharusnya tidak pernah terlibat dalam pelanggaran hukum. Meski kasus pidana Abraham terkait pemalsuan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dinilai tidak signifikan, kasus itu yang dijadikan polisi sebagai alasan untuk menjatuhkan dia.

ICW juga menuntut seorang pimpinan yang berani. “Pimpinan yang terpilih nanti akan menghadapi badai yang sangat besar,” kata Lalola merujuk pada konflik internal KPK dan Polri, yang dikenal sebagai Cicak vs Buaya. 

Kriteria tambahan lainnya adalah, calon pimpinan tidak pernah melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia, kejahatan, dan tidak pernah mengeluarkan pernyataan seksis. 

“Jadi kita mencari figur yang nyaris sempurna untuk meminimalisasi terjadinya kriminalisasi ke depannya,” katanya. 

Nah bagaimana dengan Kamu, apa kriteria capim KPK ideal Kamu? —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!