Tito, mantan kepala Densus 88, ditunjuk jadi Kapolda Metro Jaya

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Tito, mantan kepala Densus 88, ditunjuk jadi Kapolda Metro Jaya

AFP

Tito Karnavian akan menggantikan Unggung Cahyono sebagai Kapolda Metro Jaya

 

JAKARTA, Indonesia — Irjen Tito Karnavian, mantan Kepala Detasemen Khusus  Antiteror 88 Polri, ditunjuk menjabat posisi baru sebagai Kepala Polda Metro Jaya.  

Berdasarkan salinan telegram rahasia Polri, dijelaskan bahwa posisi Kapolda Metro Jaya yang saat ini dijabat oleh Irjen Unggung Cahyono akan diserahkan Tito yang sebelumnya menjabat sebagai Asisten Kapolri Bidang Perencanaan Umum dan pengembangan. 

“Betul, ada TR (Telegram Rahasia) tadi malam. Ada banyak pergantian keseluruhan. Tapi kalau untuk Polda Metro, ada posisi Kapolda serta Karosarpras dan Karoops,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Muhammad Iqbal pada kompas.com, Sabtu, 6 Juni 2015. 

Posisi Tito digantikan oleh Irjen Arif Wachyunadi. 

Karir pesat Tito

Tito adalah jenderal polisi yang berkarir pesat. Lulusan terbaik dari Akademi Polisi ini dikenal luas saat tergabung di tim Densus 88 yang berhasil membekuk teroris kakap Dr Azahari pada 2005. Dia menjadi perwira pertama di angkatannya yang mendapat bintang karena penangkapan ini. 

Pemilik gelar Doktor dari Nanyang Technological University ini juga berhasil melumpuhkan Noordin M. Top di Solo, 2009. Ia dipromosikan menjadi Kepala Densus 88 setelah penangkapan tersebut.

Pada 3 September 2012, Tito ditunjuk menggantikan Inspektur Jenderal Bigman Lumban Tobing sebagai Kepala Polda Papua. Tak lama menjabat sebagai Kapolda Papua, Tito kembali dipromosikan sebagai asisten Kapolri. 

Tito juga dikenal karena perannya sebagai pemimpin tim yang menangkap Hutomo “Tommy” Mandala Putra, anak dari mantan Presiden Soeharto. 

Tak hanya Tito

Tito bukanlah satu-satunya yang dimutasi  sebagaimana disebut dalam telegram rahasia Polri tersebut. Ada rotasi 35 perwira tinggi dan 143 perwira menengah di Polri.  

Selain Tito, perwira tinggi polisi yang juga digeser adalah Brigjen Herry Prastowo yang saat ini menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri. Dia diangkat menjadi Kepala Biro Pertanggungjawaban Profesi, Divisi Profesi dan Pengamanan Polri. Posisi Herry digantikan oleh Brigen Carlo Brix Tewu. 

Kepala Divisi Hukum Polri yang saat ini dijabat Irjen Moechgiyarto akan digantikan oleh Irjen Mohamad Iriawan. Moechgiyarto ditunjuk menjadi Kepala Polda Jawa Barat, menggantikan Mochamad Iriawan. Iriawan menggantikan Moechgiyarto sebagai Kepala Divisi Hukum. 

Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Irjen Agus Rianto, pergeseran posisi ini adalah hal yang biasa untuk meningkatkan kinerja. 

“Ada kecenderungan kalau terlalu lama, jadi masuk zona nyaman. Maka itu dilakukan mutasi,” kata Agus seperti dikutip kompas.com. 

Telegram rahasia ditandatangani Budi Gunawan 

Telegram rahasia Polri, meski di bagian awal ditulis berasal dari Kapolri, tapi tidak ditandatangani oleh Jenderal Badrodin Haiti, melainkan oleh Budi Gunawan. Agus mengatakan ini sesuatu yang lumrah karena telegram rahasia tersebut atas nama Kapolri. 

“Kan itu atas nama Kapolri. Jadi bisa Kapolri langsung atau bisa juga Asisten SDM. Jadi engggak masalah di antara Beliau bertiga (Kapolri, Wakapolri dan Asisten SDM),” ujar Agus seperti dikutip kompas.com. — Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!