Warga lokal mengklaim kembali Kuala Lumpur

Jan Zygmuntowski

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Warga lokal mengklaim kembali Kuala Lumpur
Seperti banyak kota modern lain di dunia, banyak gedung bersejarah di Kuala Lumpur, Malaysia, yang telah dirobohkan. Tapi warga bersatu untuk melestarikan bangunan bersejarah yang tersisa.


Jalan Panggong adalah pusat Pecinan sejak abad 19. Jalan ini terletak tak jauh dari Jalan Petaling yang terkenal. Perluasan sistem kereta api MRT menghancurkan banyak bangunan di jalan Panggong dan di daerah ini pada umumnya. 

Rumah toko (ruko) kolonial dengan arsitektur kaki lima, tempat bagi pejalan kaki, akan digantikan dengan hotel modern bagi para turis. Proyek pemban

gunan yang menggantikan beberapa bangunan bersejarah itu saat ini sedang berlangsung. 

Selama beberapa tahun terakhir, ketua kelompok kreatif Lostgens Yeoh Lian Heng berunjuk rasa di Proyek Seni Komunitas Jalanan Petaling. 

“Proyek ini ingin melestarikan warisan bersejarah dan membuat orang mengingat sejarah dan kenangan mereka. Karena pemerintah kita tidak peduli dengan orang-orang yang ada di jalanan,” kata Yeoh.

Pada 2011, pembelian lahan dimulai. Para pengusaha dan warga lokal mengalami tekanan hebat untuk menjual propertinya dan pindah dari situ. Yeoh dan Lostgens memutuskan mereka butuh ruang permanen. 

“Kami membutuhkan tempat menyiapkan spanduk atau properti protes lainnya. Kami juga ingin masyarakat terutama warga lokal, tahu kalau kami serius  melakukan ini. Jadi kalau kami punya tempat yang permanen, akan mudah meraih kepercayaan warga,” ucap Yeoh.

Mereka lalu pindah ke bangunan nomor empat milik asosiasi orang Tiongkok. Setelah protes dan negosiasi dengan pemerintah kota berjalan sukses, komunitas ini memutuskan membuat galeri seni dan studio budaya. 

Baru-baru ini kelompok kreatif Findars, yang aktif membuat taman atap, bergabung dengan Lostgens.

“Ini taman di bangunan tinggi sehingga para penghuni gedung bisa menikmatinya dan bersantai. Sangat jarang kita lihat ada taman atap di Kuala Lumpur,” kata fotografer Findars, Bannai Roo.

Dari atas gedung, kita bisa melihat proyek pembangunan dengan mudah. Pemerintah daerah membeli dan menghancurkan beberapa bangunan untuk stasiun MRT dan sebuah hotel. Sementara pemilik bangunan lain di sekitarnya masih tinggal untuk saat ini. 

Pasar Karat

Di seberang Jalan Panggong, sekitar tiga puluhan mahasiswa seni sedang membuat mural di jalan Pasar Karat. Ini merupakan bagian dari proyek renovasi kota itu, ‘Seni KL 2015’. 

Di antara para seniman ada Mior Razali, Dekan Fakultas Design di Kuala Lumpur Municipal University College. 

“Kami ingin mengubah citra tempat ini. Sebelumnya gang ini dikenal sebagai ‘pasar pencuri’. Ada orang yang mencuri apa saja di tempat lain dan datang kemari pagi-pagi untuk menjual barang curiannya kepada masyarakat,” kata Mioh.

Mahasiswa desain grafis berusia 19 tahun, Fatin, sedang menggambar robot abu-abu di salah satu dinding tua itu. Timnya mengikuti rancangan yang lebih besar untuk renovasi walau begitu beberapa gaya bebas bisa diterima. 

“Awalnya mereka ingin sebuah tim. Tim pada dasarnya adalah mesin. Jadi Anda bisa lihat semuanya bergaya mesin. Kami saling menginsiprasi satu sama lain, jadi kalau ada yang punya ide tertentu, bisa langsung menuangkannya di sini,” ujar Fatin.

Dengan adanya banyak orang yang aktif membela perjuangan mereka dan bekerja sama dengan pihak berwenang, Kuala Lumpur bisa melihat sebuah pembangunan yang menghormati warisan budaya. —Rappler.com

Berita ini berasal dari Asia Calling, program radio mingguan dari KBR

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!