Go-Jek vs ojek konvensional: Pilih yang mana?

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Go-Jek vs ojek konvensional: Pilih yang mana?

AFP

Konsumen punya alasannya sendiri kenapa memilih memesan ojek melalui aplikasi Go-Jek daripada pergi ke pangkalan. Apa saja?

JAKARTA, Indonesia — Pertentangan antara ojek konvensional versus layanan Go-Jek versus angkutan umum lainnya semakin memanas.

Kami mencari tahu mengapa konsumen lebih memilih menggunakan layanan Go-Jek dibandingkan kendaraan lainnya. Ini dia beberapa alasan utamanya: 

1. Pelayanan yang lebih profesional

Selain menyediakan helm bagi pengendara dan penumpang (lengkap dengan masker dan penutup rambut), Go-Jek juga melengkapi supir-supirnya dengan perangkat yang menunjang pemesanan dan aktivitas lainnya.

Selain itu, ternyata tidak sembarang orang bisa jadi supir berjaket hijau, lho!

2. Layanan pesan antar

Selain mengantar penumpang, konsumen juga banyak menggunakan layanan Go-Jek untuk kurir dan pemesanan makanan.

Artinya? Kita bisa pesan makanan dari manapun, termasuk dari warung sate kesukaan yang tidak punya delivery service

3. Diskon dan harga promosi

Semua orang suka diskon. Ini yang digunakan oleh Go-Jek untuk menarik massa. Mulai dari potongan harga untuk pengguna pertama hingga promosi jelang bulan puasa. 

4. Tidak perlu ke pangkalan

Aplikasi Go-Jek memungkinkan pengguna untuk memesan ojek tanpa harus ke pangkalan. Mereka bisa mendapatkan ojek di manapun dan kapanpun. 

5. Potensi kerja paruh waktu

Bagi pengemudi, Go-Jek memberikan keleluasaan dalam bekerja. Artinya, siapapun —asal punya SIM dan STNK— bisa jadi supir ojek tanpa harus mangkal.

Foto dari Gojek.com

Namun, bukan berarti Go-Jek tidak memiliki kekurangan. Kami menghimpun beberapa keluhan dari pengguna di media sosial.

1. Server aplikasi yang mengalami gangguan

Seperti aplikasi digital lainnya, server Gojek mengalami gangguan sehingga pengguna tidak bisa memesan layanan.

Kesalahan teknis juga terkadang terjadi pada penggunaan Go-Jek Credit, alat pembayaran sejenis pulsa. Ada yang mengeluh kreditnya terpakai, namun layanan tidak datang, ada pula supir yang kebingungan karena tidak paham sistem ini. Entah ini kesalahan teknis atau akal-akalan supir, masalah credit cukup menjadi sorotan pengguna layanan Go-Jek. 

2. Sulitnya mencari supir Go-Jek

Penggunaan aplikasi berarti konsumen harus bergantung pada sistem pencarian di sana. Terkadang, aplikasi tidak berhasil mendapatkan supir yang dibutuhkan, padahal banyak supir Go-Jek berkeliaran di daerah tersebut.

3. Perubahan struktur sosial?

Sebuah blog mengkritik sistem baru yang dibangun oleh Go-Jek secara antropologis. Menurut penulisnya, sistem ini merusak tatanan sosial dan nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah pangkalan ojek: sistem mengantri, sopan-santun, hingga sentuhan personal yang terjadi dalam setiap transaksi di pangkalan ojek.

Baca argumen lengkapnya di sini

Bagaimana denganmu, lebih suka menggunakan Go-Jek atau ojek konvensional? Apa alasanmu? Bagikan dengan kami di kolom komentar atau Twitter @RapplerID—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!