Berbau pemerintah, nama Piala Presiden ditentang klub sepak bola

Mahmud Alexander

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Berbau pemerintah, nama Piala Presiden ditentang klub sepak bola
Nama Piala Presiden dianggap terlalu berbau pemerintah. Klub-klub tak berkenan.

JAKARTA, Indonesia – Nasib Piala Kemerdekaan sebagai produk Tim Transisi bisa disebut lebih baik dibanding turnamen lainnya. Turnamen perdana Tim Transisi itu dijanjikan kick-off pada 24 Juli 2015 dan 40 klub kini sudah mendapat undangan untuk tampil. 

Namun, nasib baik belum menular ke Piala Presiden, turnamen kedua yang digagas Tim Transisi. Mahaka Sports and 

Entertainment sebagai operator turnamen tak berani menggunakan nama Piala Presiden. Alasannya, ada penolakan dari klub-klub. 

CEO Mahaka Sports and Entertainment Hasani Abdulgani mengatakan sejumlah klub dari divisi teratas sepak bola Indonesia, Indonesia Super League (ISL), menolak jika menggunakan nama itu. Sebab, Piala Presiden kental dengan embel-embel Tim Transisi.

Jika mengikutinya, kata Hasan, klub-klub tersebut akan dicap sebagai klub yang tunduk pada pemerintah. Hasan pun tak mau ambil pusing. Dia siap jika nama itu tak dipakai. Yang dia pikirkan hanyalah kepastian jalannya turnamen. 

“Kami kan tidak mau terjebak turnamen ini lah, turnamen itu lah. Yang kami inginkan ada turnamen yang bisa jalan,” kata Hasani.

Lantas, apa namanya? Hasani mengatakan, turnamen yang akan digelar Mahaka bernama Piala Indonesia Satu. Namun, siapa saja peserta dan format turnamen yang digunakan, Hasani belum mengatakannya. “Undangan sudah disebar. Kami menunggu respons klub. Setelah ada yang confirm, baru kami putuskan bagaimana formatnya,” kata Hasani.

Kata Hasani, turnamen hanya akan digelar jika minimal 12 klub ISL bersedia ikut. “Kalau kurang dari 12 ya batal,” kata dia. 

Piala Presiden adalah satu dari tiga turnamen yang digagas Tim Transisi. Selain Piala Presiden, turnamen lainnya adalah Piala Kemerdekaan dan Piala Panglima TNI. 

Piala Presiden hanya diikuti klub-klub ISL sedangkan Piala Kemerdekaan diikuti klub divisi dua sepak bola Indonesia, Divisi Utama. Piala Panglima TNI diikuti klub dari kedua divisi. (BACA: Kompetisi Tim Transisi dan misteri operator turnamen) 

Tim Transisi undang 40 klub di Piala Kemerdekaan

Persiapan Piala Kemerdekaan mulai konkret. Tim Transisi mengklaim sebanyak 40 klub merespons baik turnamen itu.

Pernyataan tersebut diungkapkan salah seorang anggota Tim Transisi, Saut Sirait, usai pertemuan dengan Ketua Umum PSSI sebelum kongres luar biasa (KLB) Djohar Arifin dan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi di kantor Kemenpora, Selasa 23 Juni 2015 malam.

Saut mengatakan, Piala Kemerdekaan sudah dalam tahap konfirmasi klub. Dia mengungkapkan bahwa undangan telah disebar sejak Senin 22 Juni 2015 lalu kepada kepada 40 klub. Meski demikian, tidak semua klub bisa ikut serta di Piala Kemerdekaan karena hanya dibatasi 30 klub—sebelumnya hanya 20 klub.

Upaya untuk menyaring klub pun sudah disiapkan, yakni dengan verifikasi data persyaratan klub yang mengacu pada ketentuan dalam federasi sepak bola Asia (AFC). Lembaga yang bertugas memverifikasi data adalah Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI). 

“Klub nanti tidak hanya memberikan pernyataan kesiapan, tapi juga data klub untuk diverifikasi. BOPI yang menentukan kriterianya,” kata Saut. 

Hingga saat ini, berdasarkan bocoran di internal Tim Transisi, ada empat tim yang telah menyerahkan data klub untuk diverfikasi. Mereka adalah PS Purbalingga, PS Bangka, Persitara Jakarta Utara, dan Persires Sukoharjo.

Sisanya, kata sumber tersebut, masih dalam tahap proses melengkapi berkas data verifikasi. Dengan verifikasi, akan terlihat mana klub yang serius dan tidak untuk berkompetisi. 

Tergelarnya Piala Kemerdekaan memang menjadi ujian Tim Transisi. Jika klub dan masyarakat sepak bola merespons baik, Tim Transisi dan gerakan reformasi tata kelola sepak bola yang dilakukan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi bakal mendapatkan legitimasi.—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!