Menambah ruas jalan bukan solusi berantas macet Jakarta

Iwan Hikmawan

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Menambah ruas jalan bukan solusi berantas macet Jakarta
Mengapa persimpangan jalan kerap kali jadi sumber kemacetan parah di Jakarta? Dan bagaimana metode 'green wave' dapat menjadi solusinya?

Masing-masing ruas jalan dirancang dengan standar kecepatan berkendara tertentu.

Ruas jalan dirancang bukan untuk lahan parkir.
Ruas jalan dirancang agar kendaraan yang lewat di atasnya melaju dengan kecepatan tertentu.

Menambah ruas jalan bukanlah solusi untuk menampung jumlah kendaraan lebih banyak, kalau unsur-unsur yang membuat kita menginjak rem tidak diatasi di ruas jalan itu.

(BACA: Konseptor awal busway bicara tentang ‘Jakarta Tanpa Macet’)

Kenapa sih harus ditentukan standar kecepatan berkendara?

1. Buat nentuin kapasitas kendaraan yang lewat di jalan itu.

Kalau dalam 1 km ruas jalan menampung baris kendaraan sebanyak 125 mobil, maka dengan kecepatan yang ditentukan untuk ruas jalan itu, misalnya sebesar 30km/jam, akan didapat kapasitas tampung kendaraan yang lewat di ruas jalan itu sebanyak 3.750 mobil setiap jam-nya.

2. Sebagai ajuan dalam merancang traffic light dengan sistem green wave.

Sistem green wave diambil dari sistem traffic light Jerman yang dikenal dengan nama grune welle, yang ditemukan oleh Profesor Hans-Georg Retzko, yang merupakan dosen dari Peter Yan, insinyur teknik sipil spesialisasi bidang transportasi dan air.

Sistem green wave dalam traffic light, memungkinkan mobil yang bertemu lampu hijau pada satu persimpangan akan bertemu lampu hijau lagi, di persimpangan berikutnya.

Sistem green wave ini dapat diaplikasikan ketika kita tahu, kecepatan berkendara di masing-masing ruas jalan, yang bertemu dalam persimpangan.

(BACA: Penyebab macetnya Jakarta bukan rasio jalanan, tapi pengendara)

Persimpangan jalan biasanya jadi sumber kemacetan parah. Tapi dengan metode green wave, semua kendaraan yang lewat bakal kebagian lampu hijau, alias jalan terus.

Ini yang umumnya kita alami di jalanan Jakarta.

Ruas jalan yang terdiri dari 3 lajur jalan, sering hanya tersisa 2 atau bahkan 1 lajur jalan, di beberapa bagiannya.

Ditambah di bagian ujungnya, adanya traffic light yang tidak dirancang sesuai dengan kapasitas kendaraan berdasarkan kecepatan berkendara di ruas jalan itu.

Ingin tahu kasus nyata ruas jalan di Jakarta? Ikuti terus video Jakarta Tanpa Macetnya berikutnya. 

Jakarta Tanpa Macet adalah sebuah serial video tentang masalah tata kota dan kemacetan Jakarta yang dibuat oleh Iwan Hikmawan (@Sketsagram) dan Peter Yan, salah satu anggota Tim Studi Transportasi Jakarta 1991 yang mengusulkan busway.

Kunjungi laman Facebook Jakarta Tanpa Macet untuk informasi lebih lanjut.

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!