Kisah para korban yang tewas dalam insiden Hercules di Medan

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Kisah para korban yang tewas dalam insiden Hercules di Medan

EPA

Dari lulusan akademi terbaik hingga mahasiswa yang sedang liburan.

JAKARTA, Indonesia — Di balik berita tragis jatuhnya pesawat Hercules milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) di Medan, Sumatera Utara, Selasa, 30 Juni, tersimpan cerita pilu penerbang, awak pesawat, dan penumpang yang tersisa.

Hingga Rabu siang, 1 Juli, tim evakuasi gabungan telah mengevakuasi 141 jenazah. Namun, mereka yang meninggal dunia tidak hanya sekedar angka kematian. Mereka punya kisahnya masing-masing.

Berikut adalah beberapa yang berhasil kami himpun.

Lulusan terbaik akademi

Kapten Sandy Permana yang menjadi pilot utama pesawat Hercules C-130 adalah siswa terbaik Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Udara Angkatan ’97. Selain itu, di masa pendidikannya, Sandy sempat menjadi Ketua Senat di angkatannya.

Dikutip dari media, Sandy meninggalkan seorang istri, Fitriana Hapsari, dan dua putri berumur 3,5 dan 2 tahun. Fitri merupakan dokter di TNI AU. (HIGHLIGHTS: Pesawat Hercules jatuh di Medan)

Pada bulan Februari dan Maret berturut-turut orang tua Sandi meninggal dunia.
//

Satu bulan setelah berpulangnya almarhumah ibu, kemarin Bapak menyusul menghadap Ilahi Rabbi. Like a fairy tale story….

Posted by Sandy Ayah Zahra on Sunday, March 22, 2015

Sandy akan dimakamkan di Semarang, Jawa Tengah, daerah asal Fitri. Jenazahnya diperkirakan akan tiba siang ini di Malang.

Ko-pilot yang baru saja menikah

Ko-Pilot Lettu Pandu Setiawan baru menikah pada 25 April yang lalu. Dewi Wulandari, sang istri, mengaku selama ini mereka menjalani hubungan jarak jauh karena tugas Pandu yang berpindah-pindah tempat.

“Selama ini kita memang jarak jauh. Ketemu terakhir saat awal puasa lalu, Jumat 19 Juni, Sabtu 20 Juni dan Minggu 21 Juni,” kata Dewi, Selasa, pada media.

Pandu dan Dewi selalu berkomunikasi setiap malam, namun pada Senin, 29 Juni, tak ada panggilan dari Pandu. (IN PHOTOS: Evakuasi korban kecelakaan pesawat Hercules)

“Biasanya telepon, tapi (Senin) malam kemarin tidak. Hanya mengirim BBM (BlackBerry Mesenger) saja. Kalau bilang, ‘Bunda, Mas mau tidur dulu ya’,” ujar Dewi.

Akhirnya, pada 30 Juni, ia baru mendengar apa yang menimpa suaminya itu. Ia pun hanya bisa pasrah.

Gagal liburan

Ruli Sihotang, 24, dan Reni Sihotang, 17, adalah kakak beradik yang menjadi korban insiden ini. Mereka berasal dari Kota Pekanbaru. (BACA: KSAU minta bukti bayar penumpang Hercules)

“Yang kecil perempuan kini duduk di kelas III SMAN 1, abangnya Ruli kini lagi menyusun skripsi mahasiswa Universitas Riau Jurusan Hukum,” cerita Sahala Sihotang, sang ayah, pada media

Keduanya berencana berlibur ke Pekanbaru untuk menemui abangnya, Andi Paulus, yang bertugas sebagai anggota TNI AU. Mereka diantar sendiri oleh sang ayah ke lapangan udara.

Andi adalah yang pertama mengetahui dan mengabarkan kecelakaan ini pada keluarganya. Menurut Sahala, Andi merasa menyesal karena telah merekomendasikan keduanya untuk naik pesawat naas tersebut.

—Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!