Jadi, berbahayakah pembalut yang mengandung klorin?

Rappler.com

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Jadi, berbahayakah pembalut yang mengandung klorin?
YLKI bersikukuh pembalut berklorin harus ditarik. Kemenkes tak setuju.

JAKARTA, Indonesia — Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menunjukkan sederetan produk pembalut yang beredar di pasaran mengandung klorin yang membahayakan kesehatan.

Namun, Kementerian Kesehatan membantahnya. Menurut Kementerian, sebenarnya meskipun mengandung klorin, pembalut wanita yang disebutkan oleh YLKI masih aman digunakan sebab telah melewati uji laboratorium dan mendapatkan izin edar. 

Menurut YLKI, dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) 16-6363-2000, produk pembalut wanita harus bersih, tidak mengandung kotoran dan zat asing, dan tidak menyebabkan iritasi atau efek yang membahayakan lainnya.

Selain itu, tidak melepaskan serabut pada waktu digunakan, tidak berbau, dan lembut. 

Berikut daftar merek pembalut dan pantyliner yang mengandung klorin:

  1. Charm (klorin 54,73 ppm) 
  2. Nina Anion (39,2 ppm)
  3. My Lady (24,44 ppm)
  4. VClass Ultra (17,74 ppm)
  5. Kotex (8,23 ppm)
  6. Hers Protex (7,93 ppm)
  7. Laurier (7,77 ppm)
  8. Softex (7,3 ppm)
  9. Softness (6,05 ppm)

Pada pantyliner, kandungan klorin tertinggi terdapat pada:

  1. V-Class (klorin 14,68 ppm)
  2. Pure Style (10,22 ppm)
  3. My Lady (9,76 ppm)
  4. Kotex Fresh Liners (9,66 ppm)
  5. Softness Panty Shields (9,00 ppm)
  6. Carefree Superdry (7,58 ppm)
  7. Laurier Active Fit (5,87 ppm)

Ketua Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan bahwa klorin bersifat karsinogenik dan dapat menyebabkan kanker serviks. Selain itu, klorin dalam pembalut dapat menyebabkan keputihan, gatal-gatal, dan iritasi.

Ia menyarankan agar masyarakat beralih ke pembalut kain untuk menghindari bahaya klorin. 

“Zat klorin tidak ditemukan dalam pembalut kain. Selain itu, pembalut kain juga bisa dipakai ulang dan dicuci kembali. Tingkat keamanannya jangka panjang,” ujar Tulus, Selasa, seperti dikutip media.  Selain itu, pembalut kain juga lebih ramah lingkungan dibandingkan pembalut sekali pakai. 

“Ada yang takut tembus, ya bisa pakai yang dobel. Asal dicuci bersih pasti tidak akan ada iritasi,” tambah Tulus. 

Menurut Kementerian Kesehatan, pembalut wanita yang disebutkan tadi sudah mendapatkan izin edar dan masih aman digunakan.

Dalam standar internasional, tidak ada pengaturan batas pemakaian klorin karena dianggap aman selama tidak dimakan.

“Ambang batas untuk klorin itu tidak dicantumkan di persyaratan internasional. Jadi, itu yang memenuhi syarat dengan ambang batas lemah. Kalau klorin dimakan baru khawatir,” kata Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes Maura Linda Sitanggang, pada media

“Klorin itu yang tidak boleh, dikandung dalam makanan. Jadi, nanti akan kami klarifikasi sama YLKI kalau itu peraturan makanan, ya memang enggak boleh. Dalam SNI tidak tercantum (standar klorin), di FDA juga tidak.” —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!