Disanksi PSSI seumur hidup, Djohar Arifin anggap lelucon

Mahmud Alexander

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Disanksi PSSI seumur hidup, Djohar Arifin anggap lelucon
Djohar Arifin menganggap sanksi PSSI tidak memiliki kekuatan hukum. Sebab, PSSI bukan organisasi yang sah. Mereka tak diakui pemerintah dan FIFA.

JAKARTA, Indonesia – Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) sebelum pembekuan, Djohar Arifin Husin, diberhentikan dengan tidak hormat dari posisinya sebagai anggota Dewan Kehormatan PSSI. Dia juga dilarang beraktivitas sepak bola seumur hidup.

Sanksi untuk Djohar dicantumkan dalam SK  Komite Etik PSSI bernomor 001/KEP/KE/PSSI/VII-15. “Djohar tidak boleh beraktivitas dalam kegiatan sepak bola di lingkungan PSSI, AFC, dan FIFA, seumur hidup,” kata Ketua Komite Etik PSSI TM Nurlif.

Hukuman itu mulai diberlakukan sejak Rabu, 8 Juli. Meski demikian, Djohar diberi waktu banding sampai 14 hari ke depan.

Sanksi tersebut dijatuhkan Komite Etik PSSI gara-gara Djohar memenuhi panggilan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi pada 23 Juni lalu.

Saat itu, Komisi X DPR RI memerintahkan Menpora untuk berkomunikasi dengan PSSI. Alih-alih memanggil La Nyalla Mattalitti sebagai ketua umum PSSI hasil kongres luar biasa 18 April, Menpora memanggil Djohar Arifin. Alasannya, Djohar adalah ketua umum PSSI terakhir sebelum PSSI dibekukan Menpora per 17 April.

Bagaimana tanggapan Djohar?

Djohar tak mau menanggapi serius. Dia justru menuding Komite Etik PSSI sebagai alat La Nyalla untuk membalaskan dendam kepada dirinya. Dia merasa tak bisa dihukum karena sudah mengundurkan diri dari PSSI per 24 Juni.

(BACA: Djohar Arifin mundur, PSSI tetap proses sanksi)

“Sanksi ini kan seperti kepala sekolah menghukum seorang anak yang bukan muridnya. Saya bukan pengurus PSSI lagi di kepengurusan mereka. Mana bisa yang sudah bukan pengurus diberhentikan?” kata Djohar.

“Saya diundang Kemenpora sebagai ketua umum PSSI 2011-2015. Masak pengurus sekarang bisa menghukum pengurus sebelumnya? Kelihatan kan siapa yang tidak paham hukum,” kata Djohar.

Djohar menyebut, dirinya tak pernah menerima undangan resmi untuk sidang etik. Selain itu, dia menganggap PSSI saat ini sudah tidak lagi memiliki kekuatan hukum.

“Kepengurusan La Nyalla ini liar di mata pemerintah. Mereka sudah tak diakui pemerintah. Mereka juga tak diakui lagi oleh FIFA karena sudah disanksi,” kata Djohar.

Karena itu, Djohar menganggap tak ada konsekuensi hukum atas dirinya. Djohar juga tidak akan mengajukan banding. Sanksi dari organisasi yang keberadaannya tak diakui, menurut Djohar, tidak memiliki kekuatan hukum mengikat.

Djohar juga balik mempertanyakan kepengurusan PSSI, terutama Ketua Komite Etik TM Nurlif yang melanggar statuta FIFA. Sebab, TM Nurlif adalah mantan narapidana dan pernah dihukum oleh negara.

“Ketua Komite Etik adalah bekas narapidana, apa dibenarkan oleh statuta FIFA? Keputusan ini penuh dendam. Bagaimanapun, saya akan trus bergerak berusaha memajukan sepakbola Indonesia,” kata Djohar. – Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!