Jelang akhir masa jabatan, SBY minta maaf pada rakyat Indonesia

ATA

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Jelang akhir masa jabatan, SBY minta maaf pada rakyat Indonesia

AFP

“Saya mohon maaf apa bila apa yang saya lakukan belum penuhi harapan semua dan rakyat. Saya ingin berbuat baik tapi saya manusia biasa. Ada kekurangan dan kelemahan.”

JAKARTA, Indonesia — Jelang akhir masa kepemimpinannya yang akan berakhir pada 20 Oktober, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengadakan acara silaturahmi nasional di Sentul, Bogor, Rabu (15/10), yang dihadiri oleh kepala daerah seluruh Indonesia, serta pejabat negara, pimpinan Tentara Nasional Indonesia dan pimpinan Kepolisian Republik Indonesia.

Dalam pidatonya, SBY berterima kasih kepada rakyat Indonesia yang telah memberinya kepercayaan memimpin negeri ini selama 10 tahun. Ia juga meminta maaf atas segala hal yang kurang berkenan selama menjabat sebagai kepala negara.

“Saya mohon maaf apa bila apa yang saya lakukan belum penuhi harapan semua dan rakyat,” tutur SBY. “Saya ingin berbuat baik tapi saya manusia biasa. Ada kekurangan dan kelemahan.”

Ia turut menyampaikan lima butir refleksi singkat selama memimpin Indonesia.

Pertama, pembangunan adalah sebuah proses jangka panjang, bukan peristiwa yang hanya terjadi satu atau dua tahun.

Kedua, reformasi adalah kesinambungan dan perubahan. “Yang sudah baik-baik sejak awal berdirinya republik ini … harus dijaga sebagai sebuah kesinambungan. Yang belum baik harus dicapai dan dilakukan perubahan untuk bisa atasi persoalan bangsa,” ujarnya.

Ketiga, transparansi dalam menjalankan roda pemerintahan. Menurutnya, dalam kesinambungan pembangunan harus dengan obyektif, terbuka, dan jujur melakukan evaluasi.

Keempat, sinergi antara pemerintah pusat dan daerah yang diyakininya sudah mulai menemukan pola yang terjalin baik untuk membuahkan hasil nyata.

Kelima, ia mengakui abhwa Indonesia adalah bangsa majemuk dan menghadapi tantangan yang kompleks. “Kita harus jadi masyarakat yang rukun,” ucapnya. “The cost of intolerance ternyata mahal sekali. Maka dari itu kita berupaya merawat baik-baik persatuan, kerukunan, dan toleransi.”

Dalam akhir pidatonya SBY mengapresiasi jalannya pemilihan umum tahun ini yang, terlepas dari intrik dan problematikan, berjalan demokratis. Ia juga mengajak para tamu yang datang untuk mendukung penuh pemerintahan Presiden terpilih Joko “Jokowi” Widodo.

Ketika tugasnya sebagai presiden Indonesia berakhir, SBY dikabarkan telah menerima tawaran sebagai Presiden Global Green Growth Institute (GGGI), sebuah organisasi pelestarian lingkungan berkedudukan di Seoul, Korea Selatan. —Rappler

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!