Muhammadiyah tetapkan Idul Fitri 2015 jatuh pada 17 Juli

Handoko Nikodemus

This is AI generated summarization, which may have errors. For context, always refer to the full article.

Muhammadiyah tetapkan Idul Fitri 2015 jatuh pada 17 Juli

EPA

Menurut Menteri Agama, ada kemungkinan Idul Fitri tahun 2015 ini tak dilaksanakan secara bersama-sama oleh sebagian besar umat Islam di Indonesia.

 

Walaupun pemerintah baru akan mengadakan sidang Isbat tanggal 16 Juli 2015 untuk menentukan kapan hari raya Idul Fitri 1436 Hijriah/2015 Masehi, namun organisasi Islam terbesar kedua di Indonesia, Muhammadiyah, telah menetapkan 17 Juli 2015 sebagai hari raya Idul Fitri tahun ini.

Muhammadiyah menggunakan metode perhitungan matematis/astronomis, yang disebut dengan hisab, tanpa harus benar-benar mengamati hilal, untuk menentukan hari raya Idul Fitri.

Hal ini berbeda dengan pemerintah dan sebagian besar umat Muslim di Indonesia yang menggunakan metode rukyat (mengamati) secara langsung. 

Perbedaan metode ini menyebabkan penentuan hari raya Idul Fitri kerap berbeda-beda. 

“Masalah (bulan) Syawal ini masih jadi masalah di dunia Islam di Indonesia karena ada dimensi taat budi dan taat ibadah. Kalau kita sudah yakin bulan muncul, kita wajib berpuasa dan ketika bulan berakhir, kita wajib buka puasa. Dimensi inilah yang menjadikan Syawal masalah dan kontroversial,” ujar ketua Muhammadiyah Din Syamsuddin di kantor PP Muhammadiyah, Selasa, 14 Juli.

Biasanya masyarakat Indonesia mengamati langit secara langsung (rukyat) untuk melihat apakah hilal (bulan sabit muda pertama) dapat dilihat setelah terjadinya konjungsi (ijtimak). 

Rukyat dapat dilakukan dengan mata telanjang atau dengan alat bantu optik seperti teleskop. Rukyat dilakukan setelah matahari terbenam. Hilal hanya tampak setelah Matahari terbenam (maghrib), karena intensitas cahaya hilal sangat redup dibanding dengan cahaya Matahari, serta ukurannya sangat tipis.

“(Sebenarnya) kedua pendekatan ini tidak sama-sama murni bil aini (dengan mata telanjang). Yang merukyat dengan alat teropong itu sudah tidak bil aini, tapi rukyat bil teknologi,” ujar Din, 

Namun karena keterbatasan teknologi, rukyat pun sulit untuk dijadikan tolak ukur apakah sudah ada hilal atau belum. 

“Kebetulan teknologinya belum canggih, apalagi Indonesia yang tropis, ada climate change dan global warming. Luar biasa kendala (untuk rukyat),” ujar Din. “Terlepas dari itu, ada pemahaman terhadap kata rukyat yang berbeda. Sementara yang memahami rukyat itu melihat, ada juga yang memahami rukyat sebagai berpendapat.”

Karena perbedaan metode yang menyebabkan acap kali pemerintah dan Muhammadiyah sulit untuk menetapkan Idul Fitri di tanggal yang sama, maka Din memandang perlunya sebuah kalendar Islam yang universal dan dapat dipakai di seluruh dunia. 

“Kita perlu kalendar Islam apakah yang bersifat nasional atau internasional, ini tergantung kesepakatan kita. Tentu Islam adalah agama yang memiliki watak universal maka seyogyanya kalendar Islam itu harus juga bersifat universal. Maka PP Muhammadiyah akan memperjuangkan kalendar Islam yang bersifat global,” katanya. 

Pemerintah gelar sidang isbat 16 Juli

Sejauh ini Kementerian Agama belum memutuskan jatuhnya Idul Fitri 2015. 

Menurut Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, ada kemungkinan Idul Fitri tahun 2015 ini tak dilaksanakan secara bersama-sama oleh sebagian besar umat Islam di Indonesia.

“Jika hilal terlihat memenuhi syarat pada 16 Juli nanti, maka salat Ied akan dilakukan esok harinya. Sementara kalau hilal tak terlihat, hal itu berpulang kepada peserta sidang isbat,” ujar Menag.

Lukman menambahkan, intinya pemerintah akan menunggu keputusan hasil sidang isbat untuk penentuan 1 Syawal 1436 H. Namun, Lukman berharap agar lebaran tahun ini dapat dirayakan secara bersama-sama pada semua lapisan umat Islam di Indonesia.

“Kemungkinan Idul Fitri berbeda itu tetap ada, tetapi untuk disamakan juga sangat besar peluangnya. Kami berharap semua satu pandangan menentukan hilal terlihat itu seperti apa. Tapi kalau perbedaan itu tidak bisa disamakan, kita juga harus berjiwa besar untuk menghargainya,” katanya. —Rappler.com

Add a comment

Sort by

There are no comments yet. Add your comment to start the conversation.

Summarize this article with AI

How does this make you feel?

Loading
Download the Rappler App!